HADITS KE 30 KEUTAMAAN BIRRUL WALIDAIN (Part 1)

 HADITS KE 30

KEUTAMAAN BIRRUL WALIDAIN


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ جَمِيلِ بْنِ طريف الثقفي وزهير بن حرب. قالا: حدثنا جرير عن عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: مَنْ أحق الناس بحسن صحابتي؟ قال «أمك» قال: ثم من؟ قال «ثم أمك» قال: ثم من؟ قال «ثم أمك» قال: ثم من؟ قال «ثم أبوك» أخرجه البخاري (5971)، ومسلم (2548)

Artinya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah ﷺ lalu bertanya: “Siapakah manusia yang paling berhak aku perlakukan dengan sebaik-baiknya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ayahmu.”  (HR. Bukhari No 5971 Dan Muslim No 2548 bab Birrul Walidain)


Takhrij

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari (no. 5971) dan Imam Muslim (no. 2548). Status hadits ini adalah shahih karena disepakati oleh dua imam besar hadits (muttafaqun 'alaih). Perawi pertama adalah Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dan hadits ini memiliki sanad yang kuat serta tidak ada cacat dalam perawinya. 


Sanad

Hadits ini diriwayatkan dengan sanad: Qutaibah bin Sa‘id bin Jamil bin Tharif ats-Tsaqafi dan Zuhair bin Harb -> Jarir -> ‘Umārah bin al-Qa‘qā‘-> Abu Zur‘ah (bin ‘Amr bin Jarir al-Bajali) -> Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.


Sekilas tentang Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

Nama aslinya ‘Abdurrahman bin Shakhr ad-Dausi dari Yaman; masuk Islam pada tahun ke-7 H saat Perang Khaibar dan sejak itu selalu mendampingi Nabi ﷺ hingga wafatnya. Ia dijuluki Abu Hurairah karena gemar membawa kucing kecil. Beliau adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits, lebih dari 5.300 hadits, berkat doa Nabi ﷺ yang menjadikan hafalannya sangat kuat. Selain sebagai gudang ilmu, beliau juga dikenal ahli ibadah, rajin puasa, shalat malam, dan dzikir. Wafat pada tahun 59 H di Madinah dan dimakamkan di Baqi‘.


Penjelasan Hadits

Ketika seorang sahabat bertanya tentang siapa yang paling berhak diperlakukan dengan baik, ia mungkin mengharapkan jawaban tunggal. Namun Rasulullah ﷺ memberikan jawaban yang mengguncang: "Ibumu" diulang tiga kali berturut-turut. Pengulangan ini bukan sekadar penekanan, tetapi perhitungan matematis kasih sayang yang diajarkan Islam.

Revolusi 1400 Tahun yang Lalu: Dari Penguburan Hidup-Hidup ke Surga di Bawah Telapak Kaki

Untuk memahami betapa revolusionernya hadits ini, kita harus melihat kondisi dunia sebelum Islam datang: Abuya dalam kitabnya Adabul Islam Fi Nidzmil Usroh menjelaskan di awal gambaran kondisi rumah tangga sebelum islam:

Di Yunani Kuno (Athena) -> Perempuan dianggap hina, tidak lebih dari barang dagangan yang bisa dijual dan dibeli. Mereka tidak punya hak suara, tidak boleh berpendapat, bahkan keberadaan mereka dianggap seperti properti laki-laki.

Di India Kuno -> Perempuan masuk dalam aturan perbudakan. Status mereka serendah budak, tidak memiliki hak apapun, dan hidup hanya untuk melayani.

Di Eropa Abad Pertengahan -> Perempuan tidak memiliki hak kepemilikan pribadi. Semua yang mereka miliki otomatis menjadi milik suami atau ayah mereka. Mereka hanya dianggap sebagai pelayan laki-laki.

Di Arab Jahiliyah (masa pra-Islam) -> Kondisinya bahkan lebih mengerikan:

  • Bayi perempuan dikubur hidup-hidup (wa'd al-banat) karena dianggap aib keluarga

  • Perempuan tidak mendapat warisan; Hanya laki-laki yang bisa berperang yang berhak mewarisi

  • Istri bisa "diwariskan" seperti harta benda; Jika suami meninggal, ahli warisnya cukup melempar kain ke tubuh janda itu, maka otomatis ia "memiliki" perempuan tersebut.

  • Budak perempuan dipaksa berzina untuk menghasilkan uang bagi tuannya

  • Istri ayah bisa diwarisi anak tirinya dan dijadikan istri

Ini adalah dunia yang menganggap perempuan lebih rendah dari hewan ternak. Tidak ada kehormatan, tidak ada hak, tidak ada martabat.

Lalu Islam datang.

Allah menurunkan ayat demi ayat yang merevolusi peradaban:

  • QS. An-Nisa' : 7

 "لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَۖ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ

“Bagi laki-laki ada hak bagian, dan bagi perempuan ada hak bagian dari harta yang ditinggalkan”. Perempuan mendapat hak waris!

  • QS. An-Nisa' : 19

 ”يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًاۗ” 

Melarang mewarisi perempuan secara paksa. Perempuan bukan barang yang bisa diwariskan!

  • QS. An-Nur : 33 

“وَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ”

Melarang memaksa budak perempuan untuk berzina. Kehormatan perempuan dilindungi!

  • QS. An-Nisa' : 22

“وَلَا تَنْكِحُوْا مَا نَكَحَ اٰبَاۤؤُكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِلَّا مَا قَدْ سَلَفَۗ”

Melarang menikahi bekas istri ayah. Perempuan punya martabat, bukan objek seksual!


Dan puncaknya, Rasulullah ﷺ bersabda:

 "الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ 

“Surga berada di bawah telapak kaki para ibu." (HR. Ibnu Ady 6/347)


Dari dikubur hidup-hidup, menjadi pemilik kunci surga. Dari barang dagangan, menjadi manusia termulia; Dari yang paling hina, menjadi yang paling berhak dihormati. Itulah revolusi Islam. Bukan revolusi dengan pedang semata, tetapi revolusi dengan penghormatan tertinggi kepada perempuan, khususnya ibu. Hadits "Ibumu, ibumu, ibumu" bukan sekadar mauidhah hasanah, tetapi proklamasi kemanusiaan yang mengubah peradaban selama-lamanya.


Mengapa Ibu Tiga Kali Lebih Berhak?

Abi Ihya menjelaskan tujuh alasan mengapa ibu mendapat prioritas luar biasa ini:

سبب تقديم الأم : كثرة ثقبها عليه، شفقتها، خدمته، معاناة المشاق في حمله، وضعه، إرضاعه و تربيته

  1. كثرة ثقبها عليه Penderitaannya BERLAPIS-LAPIS

Ini bukan tentang satu kali sakit. Ini tentang RIBUAN KALI peristiwa yang menusuk:

  • 270 hari mengandung = 6,480 jam = 388,800 menit ketidaknyamanan

  • Setiap tendangan janin = rasa sakit yang dia sambut dengan senyum

  • Setiap kali bangun tengah malam karena bayimu menangis = kantuk yang dia relakan

  • Setiap kali kamu demam = tidurnya hilang semalaman

Pertanyaan yang sederhana: Berapa kali ibumu tidak tidur karena kamu? dan Pernahkah kamu tidak tidur karena dia?

Allah ta'ala telah berwasiat

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. QS. Luqman: 14 

  1. شفقتها Kasih sayangnya TIDAK BERSYARAT

ini adalah satu-satunya cinta di dunia yang tidak berkurang meski disakiti. Kamu bentak dia, dia masih menyiapkan makananmu; Kamu abaikan dia, dia masih mendoakanmu; Kamu pergi jauh, dia masih menunggumu; Kamu menyakiti hatinya, dia masih memelukmu saat kamu pulang.

Coba bandingkan dengan kondisi sekarang:

  • Pasangan, sekali kecewa bisa putus. Sebab itu ada istilah mantan istri, dan tidak ada mantan ibu

  • Sahabat, sekali dikhianati bisa musuhan

  • IBU, 1000x disakiti masih tetap mendoakan kesuksesanmu

Ini adalah anomali cinta yang tidak bisa dijelaskan matematika. Ini adalah wujud rahmat Allah kepada setiap makhluk dengan menginstall rahmat kepada setiap orang tua terhadap anaknya. Tidak peduli itu hewan atau manusia. 

  1. خدمته Pelayanannya TANPA HENTI

Ibu adalah satu-satunya pekerjaan di dunia ini yang: Tidak ada kontrak kerja; Tidak ada gaji bulanan; Tidak ada hari libur; Tidak ada bonus tahunan; Tidak ada pensiun; TAPI TIDAK PERNAH RESIGN Dari kamu lahir hingga dia meninggal, dia adalah pelayan setiamu.

Ironi pahit: Kita bisa menghargai pelayan kafe yang melayani 5 menit, tapi lupa menghargai ibu yang melayani 50 tahun. Inilah pentingnya ngaji. 

  1. معاناة المشاق في حمله Sembilan BULAN DI PENJARA YANG DIPILIHNYA SENDIRI

Bayangkan kamu disuruh Membawa beban 3-4 kg di perutmu selama 9 bulan NON-STOP; Tidak boleh tidur tengkurap; Tidak boleh makan sembarangan; Tidak boleh stres; Setiap hari kaki bengkak, pinggang pegal, nafas sesak; DAN KAMU TIDAK BISA LEPAS BEBAN ITU MESKI SEDETIK; Lalu di akhir, kamu harus "mengeluarkan" beban itu melalui lubang seukuran koin dengan rasa sakit yang katanya setara 20 tulang patah sekaligus. Pertanyaan: Maukah kamu melakukannya untuk orang lain? Ibumu melakukannya UNTUKMU.

  1. وضعه Melahirkanmu TARUHAN MATI HIDUP

Proses melahirkan adalah taruhan. Bisa selamat, bisa tidak; Bisa lancar, bisa komplikasi; Bisa pulih, bisa cacat selamanya. Fakta mencengangkan:

  1. "Di Indonesia, dengan Angka Kematian Ibu 189 per 100,000 kelahiran (data 2020), diperkirakan sekitar 8,000-9,000 ibu meninggal setiap tahun terkait kehamilan dan persalinan. 

  2. Itu artinya sekitar 23-25 ibu meninggal SETIAP HARI." 

  3. Ibumu adalah salah satu yang selamat. Kamu berhutang NYAWA kepadanya.

Saat ibumu melahirkanmu, dia mempertaruhkan nyawanya untuk orang yang belum pernah dia lihat, belum pernah dia kenal, belum pernah berbuat baik padanya. Itu namanya CINTA BUTA yang paling mulia di muka bumi.

  1. إرضاعه Menyusuimu DENGAN DARAHNYA SENDIRI

"Tahukah kamu bagaimana ASI diproduksi? ASI dibuat dari nutrisi dalam darah ibumu. Kelenjar susu (alveoli) di payudara bekerja tanpa henti menyerap protein, lemak, vitamin, mineral, antibodi, dan sel darah putih dari aliran darah ibu, lalu mensintesisnya menjadi nutrisi sempurna untuk bayinya.

Artinya selama 2 tahun menyusui: Ibu kehilangan kalsium (tulangnya berisiko keropos); Ibu kehilangan zat besi (badannya lemas); Ibu kehilangan energi (kalori terbakar 300-500 per hari untuk produksi ASI); Artinya setiap tetes ASI = hasil kerja keras tubuh ibu mengubah nutrisinya sendiri. Dan Kamu bertumbuh dari pengorbanan tubuh ibumu selama 2 tahun pertamamu." Pantas Allah berfirman: "وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ" (lemah bertambah-tambah lemah).

  1. تربيته Membesarkanmu TANPA JAMINAN KAMU AKAN MEMBALASNYA

Ibu adalah satu-satunya investor di dunia yang Investasi: 20+ tahun waktu, tenaga, air mata, doa; Harapan kembaliannya: Hanya senyum dan ucapan "Terima kasih, Ibu"; Risiko: Bisa dapat anak soleh, bisa dapat anak durhaka; tetapi beliau TETAP INVESTASI TANPA RAGU; Dia tidak tahu apakah kamu akan jadi orang sukses atau gagal; Dia tidak tahu apakah kamu akan berbakti atau durhaka; Dia tidak tahu apakah kamu akan mengingatnya atau melupakannya; TAPI DIA TETAP MEMBESARKANMU DENGAN SEPENUH HATI. Allahu Akbar

Ketentuan Birrul Walidain

  1. Bukan Berarti Ayah Tidak Penting

Setelah menyebut ibu tiga kali, Rasulullah ﷺ menyebut ayah di urutan keempat. Ini menunjukkan Islam sangat adil, ibu mendapat porsi tiga, ayah mendapat porsi satu. Total empat bagian bakti harus kita berikan. Ayah memiliki peran besar dalam mencari nafkah, melindungi keluarga, dan mendidik dengan ketegasan, bahkan Allah menyebut bahwa seorang bapak itu banyak bebannya (‏قوامون على النساء). Namun pengorbanan fisik, emosional, dan biologis ibu membuatnya mendapat prioritas lebih tinggi.


  1. Batas Ketaatan Hanya dalam Kebaikan

QS. Al-Ankabut: 8 memberikan batasan tegas: jika orang tua memerintahkan untuk berbuat syirik atau maksiat, maka tidak boleh ditaati. Namun tetap harus diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang. Ini adalah ketaatan yang beradab: tidak taat dalam dosa, tetapi tetap berbakti dalam pergaulan. Dalam kaidah disebutkan 

‏لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق

“Tidak ada kepatuhan terhadap makhluk untuk bermaksiat kepada alkhaliq”

  1. Durhaka adalah Dosa Terbesar Setelah Syirik

Hadits Bukhari (no. 527) dan Muslim (no. 85) mencatat: "الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ, yakni Menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua." Rasulullah ﷺ menyebutkan durhaka kepada orang tua sebagai dosa besar kedua setelah syirik. Ini menunjukkan betapa dahsyatnya dosa ini. Bahkan pembunuhan tidak disebutkan oleh Nabi di awal kalimat, tetapi durhaka kepada orang tua disebut langsung setelah syirik. --Bersambung. in sya Allah. 


والله يتولى الجميع برعايته 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS KE 11 SEBAIK-BAIK KALIAN ADALAH YANG PALING BAIK AKHLAKNYA

Hadits Kedua Puluh Tujuh : Doa, Senjata Orang Beriman

ETIKA MERAWAT JENAZAH DAN PERMASALAHANNYA