Hadits Kedua Puluh Tujuh : Doa, Senjata Orang Beriman

Hadits Kedua Puluh Tujuh : Doa, Senjata Orang Beriman


عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
[الدُّعَاءُ سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ وَعِمَادُ الدِّيْنِ وَنُوْرُ السَّماَءِ وَالْأَرْضِ]


Dari Ali . beliau berkata: Rasulullah  bersabda : Do’a adalah senjata orang yang beriman, pilar agama dan cahaya langit dan bumi (HR. Abu Ya’la)

Makna

Doa berarti permintaan seorang hamba kepada Allah taala atas inayah dan pertolongan dariNya sebagai Penciptanya dan yang menguasainya. Doa merupakan salah satu bentuk komunikasi antara hamba dengan Allah Taala. Berdoa bukan hanya soal terkabulnya kebutuhan akan sesuatu, namun hakikat doa adalah menunjukkan dan pengakuan seorang hamba atas ketidakmampuan, ketidak-berdayaannya di hadapan tuhannya, menunjukkan betapa hinanya diri di hadapan Allah, menunjukkan betapa Maha Kuasanya Allah atas segala sesuatu. Dengan demikian, maka doa merupakan inti ibadah (penyembahan).


Bagi seorang mukmin, doa merupakan senjata untuk menghalau bala’. Ibarat pedang yang digunakan untuk menghalau musuh. Abuya As Sayyid Muhammad al-Maliki dalam kitabnyaMa Dza Fi Sya’banmenjelaskan,doa dapat menolak dan mengatasi bencana, menghalangi turunnya bencana dan menghilangkannya, atau meringankan bencana jika terlanjur turun.


Pertama,doa lebih kuat dari bencana. Dalam kondisi ini doa bisa menolak bencana. Kedua,doa lebih lemah dari bencana dan bencana lebih kuat dari doa. Dengan kondisi demikian, seorang hamba akhirnya tertimpa bencana tetapi doa masih bisa meringankan bencana tersebut meski lemah. Ketiga, doa dan bencana seimbang sehingga satu sama lain saling menolak. Kendati demikian terkadang pengaruh doa terlambat. Hal ini terjadi karena status doa lebih lemah daripada bencana oleh sebab-sebab tertentu, bisa karena doanya tidak disukai Allah, atau karena sebab kelemahan hati dan ketiadaan konsentrasi menghadap kepada Allah ketika berdoa.


Rasulullah mengibaratkan doa dengan pedang ini membuktikan bahwa ijabah sebuah doa tidak ditentukan hanya oleh orang yang berdoa semata, namun harus ada tiga hal : yakni lengan yang kuat, pedang yang tajam dan tidak adanya penghalang. Jika ketiganya terpenuhi, maka pedang bisa membelah. Jika salah satunya hilang, maka hasilnya pun bisa tidak maksimal. Pedang adalah Doa, Lengan adalah orangnya sementara penghalang adalah maksiat. Jika doanya tidak baik, orangnya tidak fokus, tidak terpaut antara lisan dan hatinya, atau terdapat maksiat dari pelaku, maka tidak akan ada ijabah.


Motivasi Rasulullah kepada Umatnya agar senantiasa berdoa.


Rasulullah memotivasi umatnya untuk senantiasa berdoa. Para Sahabat dan Para Ulama banyak berijtihad dalam berdoa sehingga mereka memiliki wirid dan doa khusus. Terkait ini Abuya telah mengumpulkannya di salah satu kitab beliau yang bernama Abwabul Faraj. Diantara motivasi Rasulullah adalah sebagai berikut :


Dari Abdullah bin Buraidah Ra bahwa Rasulullah suatu ketika mendengar salah satu sahabatnya mengucapkan doa :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau Dzat Yang Maha Esa dan tempat bergantung Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang menandingi-Nya


Kemudian beliau berkata: "Sungguh engkau telah meminta kepada Allah dengan perantara nama yang apabila Dia diminta dengannya pasti Dia akan mengabulkan." (HR. Abu Daud 1493)


Beliau Melarang Berputus Asa

لا تعجِزوا في الدُّعاءِ فإنَّه لنْ يهلِكَ مع الدُّعاءِ أحَدٌ

“Janganlah kamu berputus asa untuk berdo’a, karena tidak ada seorang pun yang binasa dengan doanya”.” (HR. Ibnu Hibban 871)


Beliau menjelaskan posisi doa seperti sebuah pedang


ألا أدلُّكم على ما يُنجِّيكم من عدوِّكم ويُدِرُّلكم أرزاقَكم تدعون اللهَ في ليلِكم ونهارِكم فإنَّ الدُّعاءَ سلاحُ المؤمنِ

Maukah kamu kutunjukkan apa yg bisa menyelamatkanmu dari musuhmu dan yg melimpahkan bagimu rizqimu ? Berdoalah kpd Allah di malammu & siangmu, maka sesungguhnya Doa itu adalah Senjata Mu'min (HR. Abu Ya’la 3/346)

Allah pasti mengijabahi Doa

إنَّ اللهَ حَيِيٌّ كريمٌ يستحيي إذا رفع الرجلُ إليه يدَيه أن يردَّهما صِفرًا خائبتَينِ

“Sesungguhnya Rabb kalian Maha Pemalu dan Mulia. Ia merasa malu dari hamba-Nya jika ia (berdo’a) mengangkat tangan kepada-Nya dengan mengembalikannya dalam keadaan kosong (HR. Tirmidzi 3556)

Beliau menjelaskan cara berdoa itu menjelaskan bahwa doa itu seluruhnya kebaikan. Baik untuk dunianya maupun akhiratnya.

  1. مامِنْ مُسلِمٍ يَدْعو بدعوةٍ ليسَ فيها إثمٌ ولا قطيعةُ رَحِمٍ إلَّا أعطاهُ اللهُ إِحْدى ثلاثٍ: إمَّا أنْ يُعَجِّلَ لهُ دعوتَهُ، وإمَّا أنْ يدَّخِرَها لهُ في الآخِرةِ، وإمَّا أنْ يصرِفَ عنهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَها

Tiada setiap muslim berdoa dengan suatu doa, dalam doa itu tidak ada unsur dosa dan memutus tali silaturahim, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal; adakalanya disegerakan doanya baginya, adakalanya disimpan untunya diakhirat kelak, dan adakalanya dirinya dihindarkan dari keburukan.” Para sahabat bertanya: “Jika kami memperbanyak doa?” Rasulullah saw. bersabda: “Allah lebih banyak (mengabulkan doa).

Dan masih banyak lagi yang lainnya.


11 Orang yang doanya Mustajab

  1. Orang yang sedang darurat

  2. Orang yang terianiaya (Madhlum) Sekalipun dia seorang Kafir ataupun Durjana

  3. Orang Tua terhadap anaknya

  4. Pemimpin yang adil

  5. Orang shaleh

  6. Seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya

  7. Orang yang berpuasa sampai berbuka

  8. Doa Seorang muslim terhadap saudara muslimnya secara rahasia

  9. Doa seorang Muslim, selama buka doa penganiayaan atau memutus silaturrahim

  10. Orang yang taubat

  11. Seorang musafir

Syarat doa :

  1. Ikhlas karena Allah

  2. Bertakwa (menuruti perintah Allah, menjauhi laranganNya dan tidak bermaksiat)

  3. Menghindari makanan minuman dan pakaian haram

  4. mendahuluinya dengan amal shaleh

  5. Suci

Adab Berdoa :

Abuya Sayyid Muhammad Al Maliky1 menyebutkan ada 10 adab berdoa, antara lain:

  1. Mencari waktu yang tepat; seperti waktu hari Arafah, Bulan Ramadhan, Hari Jumat dan Waktu sahur

  2. Mencari kondisi yang tepat; Seperti saat berada di medan perang melawan kafir, turunnya hujan, saat diantara adzan dan iqamah, saat iqamah shalat, saat sujud dan setelah shalat. Dua poin diatas sebenarnya adalah karena watu dan kondisi tersebut biasanya seseorang hatinya sedang jernih, tidak banyak gangguan, waktu berkumpulnya para tujuan dan saling terpautnya hati serta turunnya rahmat Allah.

  3. Menghadap kiblat. Mengangkat tangan dan mengusap wajah setelah selesai

  4. Bersuara sedang.

  5. Tidak menggunakan kalimat sajak, sehingga mengalihkan tujuan

  6. Tadharru’, Khusyu, khawatir sekaligus berharap

  7. Yakin akan dikabulkan

  8. Serius, dengan cara berdoa secara berulang-ulang, minimal tiga kali

  9. Mengawali doa dan mengakhirinya dengan dzikir dan Shalawat

  10. Bertaubat dan mengembalikan hak kepada pemiliknya. Ini adalah adab batin. Dan Inilah pokok dari ijabah.


والله يتولى الجميع برعايته







1Abwabul Faraj No 8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara