[1] BERATNYA DOSA MENGAMBIL HAK ORANG LAIN

 

Mengupload: 528401 dari 528401 byte diupload.

BERATNYA DOSA MENGAMBIL HAK ORANG LAIN

Ciri seorang muslim yang terpuji adalah berhati-hati dalam mencari rizki dan berupaya keras untuk tidak mengambil hak orang lain. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang adil dan bermartabat.


Seorang muslim seharusnya tidak hanya memikirkan bagaimana cara mendapatkan rizki yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun juga harus memperhatikan bagaimana cara mendapatkannya dengan cara yang halal dan tidak merugikan orang lain. Sebab, mencari rizki secara tidak halal atau dengan cara yang merugikan orang lain sama saja dengan mengambil hak orang lain, yang tentunya dianggap tidak bermoral dan merusak hubungan sosial antarindividu.


Dalam agama Islam, mengambil hak orang lain dianggap sebagai dosa besar yang memiliki konsekuensi serius, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Hal ini karena Islam sangat menekankan pentingnya menghormati hak orang lain dan tidak merugikan mereka dengan tindakan yang tidak bermoral.

Pembagian Dosa

Berbicara tentang dosa, dosa ada yang mudah dimaafkan dan ada yang sulit dimaafkan. Dosa Yang sulit dimaafkan (yubahu bihi) adalah dosa karena mengambil hak orang lain (zalim). Secara lebih rinci, dalam haditsnya Rasulullah menyebutkan ada tiga model dosa dan konsekuensinya.


[عن أنس بن مالك:] الظُّلْمُ ثلاثةٌ، فظُلْمٌ لا يَتْرُكُهُ اللهُ، وظُلْمٌ يُغْفَرُ، وظُلْمٌ لا يُغْفَرُ. فأمّا الظُّلْمُ الَّذي لا يُغْفَرُ، فالشِّركُ لا يَغفِرُهُ اللهُ. وأمّا الظُّلْمُ الَّذي يُغفَرُ، فظُلْمُ العبدِ فيما بيْنهُ و بيْن ربِّهِ. وأمّا الظُّلْمُ الَّذى لا يُتْرَكُ، فظُلْمُ العِبادِ، فيَقتَصُّ اللهُ لبَعضِهِم مِن بعضٍ (أبو نعيم في «حلية الأولياء» (٦/ ٣٠٩))


Kezaliman itu ada 3 macam: (1) Kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah Ta’ala, (2) Kezaliman yang bisa diampuni dan (3) Kezaliman yang tidak bisa diampuni. Kezaliman yang tidak bisa diampuni adalah syirik atau menyekutukan Allah Swt dengan apapun. Kezaliman yang bisa diampuni adalah kezaliman yang dilakukan seorang hamba terhadap tuhannya. Kezaliman yang pasti di proses sampai tuntas, tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah Swt’ adalah kezaliman sesama manusia. [HR. Abu Nu'aim 6/309]


Perbuatan syirik, menyekutukan Allah, melakukan penyembahan kepada Allah dan kepada selainnya, meyakini ada sesuatu yang setara dengan Allah, adalah dosa yang sangat besar, yang Allah sangatlah murka.


Dosa yang bisa diampuni adalah dosa yang berkaitan dengan dosa menganiaya diri sendiri yang biasanya karena tidak menunaikan hak Allah, seperti puasa, haji dan lain-lain. maka selama ia mau bertaubat, sebelum nyawa berada di tenggorokan, sebelum matahari terbit dari barat, ia akan mendapati dosanya diampuni Allah. Karena Allah maha menerima taubat. Allah maha pengampun, mengampuni seluruh dosa yang sudah terlewat (Al Ghafir), mengampuni dosa yang besar (Al Ghafur) dan bahkan dosa yang dilakukan secara berulang (Al Ghaffar).


Sementara dosa yang ketiga, dosa yang pasti akan diproses Allah sampai tuntas adalah dosa dari mengambil hak milik orang lain, yang umumnya disebut dengan sayyiat. Allah tidak akan membersihkan dosanya selama hak itu tidak ia berikan kepada pemiliknya. Jika ia memiliki pahala, maka hak itu diambilkan dari pahalanya. Jika pahalanya sudah habis, maka hak itu akan diambilkan dari dosa pemilik hak dan diberikan kepadanya. Sungguh sangat menakutkan, sementara dosanya sudah jelas, sedangkan amal kita belum jelas diterima Allah.


Allah memberikan ancaman yang berat dan siksaan yang pedih atas dosa akibat dari model ke tiga ini. Besarnya ancaman ini adalah cambuk bagi kita, sekaligus sebagai motivasi dan pertimbangan agar kita tidak terjebak melakukan dosa mengambil hak bukan milik kita.

Ancaman Bagi yang mengambil Hak orang lain

Mengambil hak orang lain adalah tindakan yang sangat dilarang dalam Islam. Sebagai manusia yang berakal dan beradab, seharusnya kita menyadari betapa beratnya dosa mengambil hak orang lain. Karena tindakan ini tidak hanya berdampak buruk pada orang yang menjadi korban, namun juga akan berakibat pada diri kita sendiri. Berikut adalah dampak buruknya:


Allah tidak menerima amal ibadahnya karena cara yang digunakan adalah cara kotor.


Kanjeng Nabi telah memberikan peringatan bahwa Allah tidak akan menerima kecuali yang baik. Yang baik akan ditempatkan dalam tempat terbaik, yakni surga. sementara yang tidak baik akan ditempatkan di Neraka.

إنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لا يَقْبَلُ إلَّا طَيِّبًا [مسلم ١٠١٥]

Sungguh Allah itu Maha baik dan tidak menerima, kecuali sesuatu yang baik [Muslim 1015]


Di akhirat nasibnya berat

[عن أبي هريرة:] مَن أخذَ شِبْرًا منَ الأَرْضِ بغيرِ حقِّهِ طُوِّقَهُ من سبعِ أرَضينَ. أخرجه مسلم [١٦١١]

“Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah dengan zalim maka pada hari Kiamat tanah tersebut akan dikalungkan padanya sebanyak tujuh lapis. (HR: Muslim 1611)


Dosa yang besar di hadapan Allah SWT

Dalam ajaran Islam, mengambil hak orang lain termasuk dosa besar yang sangat dilarang. Allah SWT tidak suka kepada orang yang mencuri dan merampas hak orang lain. Dalam surat al-Maidah ayat 38, Allah berfirman,

وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Dan orang laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah kedua tangan mereka sebagai pembalasan dari apa yang mereka perbuat dan sebagai siksaan dari Allah SWT."


Dosa yang berat pada akhirat

Mengambil hak orang lain juga akan berdampak pada akhirat. Orang yang melakukan tindakan tersebut akan mendapat balasan yang sesuai dengan perbuatannya di hadapan Allah SWT. Dalam surat An-Nisa' ayat 123, Allah SWT berfirman,

مَن يَعْمَلْ سُوٓءًا يُجْزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدْ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.


Gangguan pada hubungan sosial

Tindakan mengambil hak orang lain juga akan berdampak pada hubungan sosial dengan orang lain. Orang yang merasa dirugikan akan merasa kecewa dan marah pada pelaku, sehingga hubungan sosial dengan orang tersebut bisa terganggu. ia tidak akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain sehingga sebenarnya ia sedang membunuh dirinya sendiri


Sanksi hukum

Mengambil hak orang lain bisa berdampak pada sanksi hukum yang diterima pelaku. Dalam sistem hukum di negara-negara modern, tindakan tersebut merupakan pelanggaran yang bisa diproses secara hukum dan dikenakan sanksi pidana.


Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman dan bermoral, seharusnya kita selalu berusaha untuk tidak mengambil hak orang lain. Kita harus memperhatikan hak-hak orang lain dan menjaga hubungan sosial dengan baik agar tercipta kehidupan yang adil dan harmonis. Jika dalam hidup ini tidak begitu berprestasi dengan banyaknya malan baik, paling tidak jangan sampai terjebak melakukan dosa, terlebih dosa yang mengambil hak orang lain.


Jika dalam urusan hutang saja Rasulullah enggan menshalatkan mayit yang hutangnya belum ada yang menjamin pembayarannya, apalagi ini urusan mengambil hak orang lain. Semoga Allah memberikan kita rizki yang bersih dan meninggal tanpa menyisakan zalim kepada makhluk

اللهم اكفنِي بحلالِكَ عن حرامِكَ، واغْنِني بفضلِكَ عمن سِواكَ [الترمذي ٣٥٦٣]

Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan yang halal, sehingga tidak butuh pada yang haram. Ya Allah, Jadikanlah aku kaya dengan keutamaan darimu sehingga tidak butuh terhadap selainmu


والله يتولى الجميع برعايته

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara