TARHIB RAMADHAN

(Part -1 )


Bismillahirrahmanirrahim.

Mukaddimah

تَعَرَّضُوْا لِنَفَحَاتِ رَبِّكُمْ فَإِنَ لِلَّهِ نَفَحَاتٍ مِنْ رَحْمَتِهِ يُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَمَنْ اَصَابَتْهُ سَعِدَ سَعَادَةً لاَ يَشْقَى بَعْدَهَا اَبَدًارواه الطبرانى

“Sambutlah Nafahaat Tuhanmu, Sesungguhnya Allah Mempunyai Nafahat Dari Rahmatnya, Yang Diberikan Kepada Orang-Orang Yang Dikehendaki Dari Hambanya, Barang Siapa Mendapatkannya Maka Ia Akan Bahagia Dengan Kebahagiaan Yang Tiada Ada Kekecewaan Selamanya”

(HR. At Thabarani)

***

Bulan-bulan mulia (hurum) yang disebutkan dalam Al-Quran sebanyak empat, yakni Muharram, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan Rajab sebagaimana disebutkan dalam hadits. Selain empat bulan hurum, ada satu bulan yang jauh lebih mulia yakni Ramadhan. Jika kemuliaan bulan hurum dilandaskan pada keutamaan ibadah Haji dan Umrah, maka bulan Ramadhan dimuliakan Allah lantaran Allah menurunkan Al-Quran pada bulan tersebut. Dimana Al-Quran merupakan wahyu Allah, petunjuk bagi manusia, penjelas, Pembeda antara hak bathil dan Mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw dan kita pun bisa merasakannya.


Allah berfirman :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil) [QS. Al Baqarah:185]

Ramadhan juga merupakan salah satu pondasi Islam. Jika syahadat merupakan sebuah pengakuan diri atas penyembahan kepada Allah, Shalat menjadi ibadah (vertikal) hamba kepada Allah, Zakat menjadi ibadah sosial (Horizontal) antara hamba, maka Puasa adalah dalam rangka untuk memperlemah nafsu. Dimana nafsu merupakan musuh terbesar seorang hamba, yang jika hamba kalah, maka akan terjerumus pada neraka. Pengaruh nafsu bahkan lebih besar dari pada iblis, yang dia pun hanya bisa memoles maksiat agar direspon oleh nafsu.

Dengan berpuasa, dimana perut dikosongkan, maka nafsu akan menjadi lemah, sehingga harapannya setelah puasa nafsu ammarah (selalu memerintahkan kepada maksiat), meningkat menjadi lawwamah (bisa mendebat ajakan hawa sehingga lebih terkendali) bahkan meningkat menjadi muthmainnah (nafsu sudah tenang, karena hawa sudah kalah).


Jika nafsu sudah lemah, maka jiwa akan mudah diarahkan menjadi pribadi yang bertaqwa. Dan inilah yang melatarbelakangi mengapa puasa juga disyariatkan pada umat sebelumnya. Allah berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, [QS. Al Baqarah : 183]


masih banyak lagi hikmah tasyri’ berpuasa Ramadhan. Intinya Ramadhan adalah bulan istimewa, oleh sebab itulah Rasulullah saw menghimbau umatnya agar menyambut kedatangannya sejak jauh-jauh hari. Dan tentu menyambut berarti ada persiapan. Jika persiapan sudah matang, maka kita bisa mengucapkan marhaban Ya Ramadhan

Pengertian

Tarhib secara bahasa berarti meluaskan dan menyiapkan sesuatu untuk menyambut kedatangan tamu, sehingga ketika sudah siap semua, ia mengatakan marhaban… selamat datang..1

Tarhib Ramadhan berarti menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Jika sudah siap maka mengucapkan marhaban ya Ramadhan… selamat datang bulan Ramadhan Jud lana Bil Ghufron…Muliakan kami dengan Ampunan

Macam

Tarhib Ramadhan dibagi dalam dua macam. Pertama adalah tarhib sebelum masuk Bulan Ramadhan dan yang kedua Tarhib setelah memasuki bulan Ramadhan


Tarhib sebelum masuk Bulan Ramadhan

1. Berdoa sejak Bulan Rajab

Untuk menyambut Ramadhan, Rasulullah sudah berdoa semenjak bulan Rajab. Dan ini selalu beliau lakukan. Apa yang dilakukan Rasulullah berarti mengajari umatnya untuk mengerjakan hal yang sama. Rasulullah berdoa agar mendapatkan keberkahan, dan usia yang panjang sehingga menjumpai bulan istimewa Ramadhan.

[عن أنس بن مالك:] كان النبيُّ ﷺ إذا دخل رجبُ يقول: اللهم بارِكْ لنا في رجبَ وشعبانَ، وبلِّغْنا رمضانَ

Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta izinkan kami sampai bulan Ramadhan. [HR. Atthabarani 3939]


Para ulama memberikan analogi terkait pentingnya persiapan ini, bahwa jika ingin panen pahala dan ampunan di Bulan Ramadhan, maka harus disiapkan sejak Rajab. Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban bulan merawat dan Ramadhan bulan panen.


Faidah :

Islam ketika memerintahkan suatu kebaikan, maka tidak memerintahkannya hanya kebaikan itu saja, namun juga memerintahkan untuk persiapannya. Sebagaimana olahraga juga butuh pemanasan. Ketika ada perintah shalat wajib, maka ada persiapan shalat sunnah Qobliah, bahwa ba'diah. Ketika ada perintah khusyu’ dalam shalat, maka ada persiapan mulai khusyu’ saat berwudhu. Ketika ada perintah mendidik anak agar shaleh, maka tidak dimulai dari saat memiliki anak, namun disiapkan sejak memilih calon istri. Ketika memerintahkan kebaikan, maka ada persiapan perintah memperbaiki makanan. Begitu pula dengan perintah Ramadhan ini.


2. Berdoa ketika melihat Hilal

[عن طلحة بن عبيدالله:] أنَّ النَّبيَّ ﷺ كان إذا رأى الهِلالَ، قال: اللَّهمَّ أهِلَّهُ علينا باليُمنِ والإيمانِ، والسَّلامةِ والإسلامِ، رَبِّي ورَبُّكَ اللهُ.

Sungguh ketika Nabi melihat hilal beliau berdoa : Ya Allah, mohon hadirkan awal bulan Ramadhan kepada kami dengan penuh berkah ketenangan, penuh kekuatan iman (semangat), sehat selamat, kekuatan Islam (baik ragam maupun kuantitas). karena tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. (HR. Tirmidzi 3451)

3. Niat

Niat ini kami masukkan pada kategori tarhib sebelum Ramadhan, sekalipun mestinya sudah masuk, hal ini dikarenakan pentingnya niat itu sendiri. Dan segala perbuatan akan sah jika disertai dengan niat yang pas.

Untuk malam pertama :

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya: Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini fardhu karena Allah ta’ala

Untuk malam berikutnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Niat puasa sebulan penuh pada malam awal puasa Ramadhan hukum nya disunahkan. Sedangkan hukum niat untuk puasa hari setelah hari pertama ulama berbeda pendapat (khilaf):


Menurut madzhab Syafi'iyah niat puasa untuk sebulan penuh tersebut cukup untuk puasa satu hari yang pertama, sehingga setiap hari puasa Ramadhan wajib berniat, jika tidak, maka puasanya tidak sah selama sebulan tersebut kecuali puasa Ramadhan hari pertamanya.


Sedangkan menurut imam Malik, niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh sudah mencukupi, sehingga untuk hari-hari berikutnya tidak wajib niat kembali, yang artinya jika tidak berniat pun sudah sah karena niatnya sudah sebulan penuh pada malam hari pertama awal puasa Ramadhan tersebut.


Hal ini penting untuk dilakukan untuk menjaga ketika terjadi lupa niat maka puasa akan tetap sah lantaran sudah diniatkan waktu pertama secara global.


Tarhib setelah masuk Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Tidak cukup tulisan singkat ini untuk menjelaskannya. Oleh sebab itu, agar bisa memanen pahala maka ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dan disiapkan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Jadwal.

  1. Amalan Malam

    1. Qiyam Ramadhan

    2. Membaca Al Quran

    3. Istighfar pada waktu sahar

    4. Sedekah

    5. Lain-lain

  2. Amalan Siang

    1. Puasa

    2. Sedekah

    3. Membaca Al Quran

    4. Lain-lain

  3. Amalan Siang Malam

2. Memiliki target. Misalkan

  1. Tidak bolong puasanya

  2. Tidak bolong tarawih

  3. Mendapatkan lailatul Qadar

  4. Beri’tikaf di asyrul awakhir (sepuluh hari terakhir)

  5. Mengkaji satu kitab hingga khatam

  6. Khatam al-quran 6 kali

  7. tidak absen shalat berjamaah

  8. Mengamalkan dzikir-dzikir khusus

  9. Masuk kelas puasa orang khawas (Puasa lisan, farji, dan panca indra)

  10. lain-lain


والله يتولى الجميع برعايته

1 Al Mu’jam Al Isytiqaqi_Muhammad Hasan Jabal (1436 H)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara