Amal Terputus dan Tersambung (Part 1)

 

Hadits Keenam Belas
Amal Terputus dan Tersambung

(Part 1)

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ r قَالَ:

 )إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ (

 

Di riwayatkan dari Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r bersabda: 

(Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang di ambil manfaatnya, dan anak soleh yang mendo’akannya). HR. Muslim 1631

Makna Umum

Hadits ini merupakan hadits yang sudah masyhur sekali dan hampir semua orang mengetahuinya. Hadits ini dihafal oleh anak-anak di sekolah, dibacakan di mimbar khutbah, bertebaran di media sosial dan menjadi bahan ceramah para dai. 

 

Sesungguhnya di antara nikmat agung yang Allah berikan kepada hambaNya yang beriman, adalah Allah menyiapkan untuk mereka berbagai macam pintu kebaikan. Hamba yang mendapatkan taufik (pertolongan) dari Allah akan melakukan kebaikan-kebaikan itu di kehidupan ini dan pahalanya senantiasa mengalir untuknya bahkan setelah kematiannya

 

Hadits ini akan menjelaskan beberapa hal yang akan terus mengalir sekalipun pelakunya sudah meninggal. Hal tersebut terjadi lantaran manfaat dari amalan itu masih tetap mengalir sekalipun pelakunya secara fisik sudah tidak bisa mengerjakannya lagi.

 

Dalam hadits ini setidaknya Rasulullah menyebutkan tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya. Tiga hal itu akan terus mengalir pahalanya sekalipun orangnya sudah tidak lagi mengerjakan secara fisik, hal  Itu lantaran manfaatnya masih terus berlanjut. Titik poinnya adalah pada kebermanfaatan sehingga bentuk amal tidak terpaku pada jumlah 3 saja, melainkan bisa lebih.

 

Contohnya dalam Hadits yang lain, Rasulullah menyebutkan tujuh perkara yang pahalanya terus mengalir kepada seseorang di kuburnya setelah kematiannya. Dari Anas radhiallahu ‘anhu, Rasulullah  bersabda:

سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ كَرَى نَهَرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلًا أوْ بَنَى مَسْجِدًا أوْ وَرَّثَ مُصْحَفًا أوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

“Tujuh hal, pahalanya terus mengalir untuk seorang hamba dan dia di kuburnya setelah kematiannya : seorang yang mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun untuknya setelah kematiannya.”[1]

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda:

إنَّ مِمّا يَلْحَقُ المُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ، أوْ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ، أوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيْلِ بَنَاهُ، أَوْ نَهْرًا أجْرَاهُ، أوْ صَدَقَةً أخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وحياتِهِ، تلحقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوتِهِ

Sesungguhnya di antara perkara amal baik yang tetap menyertai seorang mukmin setelah kematiannya adalah: ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak yang shalih yang dia tinggalkan, mushaf yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah yang dia bangun untuk singgahnya ibnu sabil, sungai yang dia alirkan atau sedekah dari hartanya saat sehat dalam hidupnya, yang menyertainya setelah kematiannya.” [2]

Dalam Hadits lain dari Umamah Al Bahili Rasulullah bersabda:

أربعةٌ تجري عليهم أجورُهم بعد الموتِ: من ماتَ مرابطًا في سبيلِ اللهِ، ومن علَّم علمًا أُجريَ له عملُه ماعُمِلَ به، ومن تصدَّق بصدقةٍ فأجرها يجري له ما وجدتْ، ورجلٌ ترك ولدًا صالحًا فهو يدعو له

Empat orang yang pahalanya akan terus mengalir setelah kematiannya : Orang yang mati dalam keadaan ribath (berjaga di perbatasan) di jalan Allah; Orang yang mengajarkan ilmu, dia akan mendapatkan pahalanya selama ilmu tersebut diamalkan; Orang yang bersedekah maka pahalanya terus mengalir selama sedekahnya bermanfaat; dan orang yang meninggalkan anak yang shalih yang mendoakan untuknya[3]

Dari beberapa hadits yang termaktub di atas, Imam Suyuthi kemudian merangkum setidaknya ada sepuluh hal yang tetap mengalir sekalipun pelakunya sudah meninggal, yang beliau himpun dalam empat bait syair berikut:

إذا مَاتَ ابنُ آدم لَيْسَ يجرِي #     عَليه مِن فِعَــــالٍ غيرُ عَشْرِ

علوم بثَّها ، ودعــاءُ نَجْلٍ#           وغَرْسُ النَّخلِ ، والصدقاتُ تجري

وَوِراثةُ مُصحفٍ ، ورِباطُ ثَغْرٍ #    وحَفْرُ البئرِ ، أو إجراءُ نَهـــرِ

وبيتٌ للغريبِ بَنــاهُ يأوي #         إليه ، أو بِناءُ مَــــحلِّ ذِكْرِ

Jika anak Adam wafat tidaklah mengalir untuknya dari amalannya selain sepuluh:  (1) Ilmu yang dia sebarkan (2) Doa anaknya (3) Menanam kurma (4) Sedekah jariyah (5) Mewariskan mushaf (6) Ribath (menjaga) perbatasan (7) Menggali sumur (8) Mengalirkan sungai (9) Membangun rumah untuk singgah  musafir (10) Membangun tempat dzikrullah (masjid).

Demikian sepuluh amalan yang akan tetap mengalir sekalipun pelakunya sudah meninggal. Hal ini memberikan pelajaran kepada kita tentang pentingnya cerdas dalam memilih amalan. Karena usia kita terbatas, dan di akhirat kelak hanyalah tempat balasan. Semoga kita senantiasa mendapatkan taufiq dari Allah sehingga bisa mengisi usia dan setiap detik dari waktu yang kita lewati dengan amalan-amalan yang baik, yang terus mengalir sekalipun kelak kita sudah meninggal. Amiin Ya Rabbal Alamin

والله يتولى الجميع برعايته



[1] HR. Al Bazzar 7289 dan Imam Baihaqi 3449

[2] HR. Al Mundziri Dalam At Targhib Wa Attarhib 1/94

[3] HR. Ahmad 22301

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara