HADITS KE 12 SEBAIK-BAIK KALIAN ADALAH YANG PALING BAIK DALAM MELUNASI HUTANGNYA

 HADITS KE 12

SEBAIK-BAIK KALIAN ADALAH YANG PALING BAIK DALAM MELUNASI HUTANGNYA


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ:  أنَّ رَجُلًا تَقَاضَى رَسُوْلَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فأغْلَظَ لَهُ فَهَمَّ بِهِ أَصْْحَابُهُ، فَقَالَ: دَعُوهُ، فَإِنَّ لِصَاحِبِ الحَقِّ مَقَالًا، وَاشْتَرُوا لَهُ بَعِيْرًا فَأَعْطُوهُ إيّاهُ وَقَالُوْا: لَا نَجِدُ إِلّا أفْضَلَ مِنْ سِنِّهِ، قَالَ: اشْتَرُوهُ، فأعْطُوهُ إيّاهُ، فإنَّ خَيْرَكُمْ أحْسَنُكُمْ قَضَاءً.

Artinya: 

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu anhu, Seorang pria menggugat Rasulullah ﷺ, dan ia bertindak dengan keras terhadapnya, sehingga membuat para sahabat marah. Rasulullah ﷺ berkata, "Biarkan dia, karena orang yang memiliki hak memiliki hak untuk berbicara. Belilah seekor unta untuknya dan berikanlah kepadanya." Mereka berkata, "Kami hanya menemukan yang lebih baik daripada unta tersebut dalam kondisi lebih baik." Rasulullah ﷺ berkata, "Beli dan berikanlah kepadanya, karena sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang." (HR. Bukhari 2390)


Makna Hadits

Dalam ajaran Islam, tidak hanya pentingnya menunaikan kewajiban, tetapi juga bagaimana kita menjalankan kewajiban tersebut merupakan aspek yang sangat ditekankan. Salah satu contoh nyata dari akhlak yang mulia dalam Islam adalah bagaimana Rasulullah ﷺ menangani urusan hutang.


Rasulullah ﷺ , sebagai contoh terbaik bagi umatnya, tidak hanya menekankan pentingnya membayar hutang, tetapi juga memberikan teladan dalam menjalankan kewajiban tersebut dengan penuh akhlak yang mulia. Dalam sebuah hadis di atas, kita belajar tentang kesabaran dan kemurahan hati Rasulullah ﷺ dalam menghadapi seseorang yang kurang sopan dalam menagih hutang.


Hadis ini menggambarkan bahwa Rasulullah ﷺ adalah seorang guru yang penyayang, penuh sopan santun, lembut dalam mendidik, dan sabar. Ketika seseorang datang untuk menagih hutang kepada beliau dengan cara yang kurang sopan, Rasulullah ﷺ tidak menegur atau menyalahkan, melainkan dengan sabar dan penuh pengertian. Bahkan ketika para sahabat ingin melawan atau menyakiti orang tersebut, Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk menahan diri dan memperlakukan orang tersebut dengan baik.


Dalam situasi tersebut, Rasulullah ﷺ menunjukkan kemurahan hati dan akhlak yang tinggi. Beliau tidak hanya memaafkan orang tersebut, tetapi juga memberikan balasan yang lebih baik daripada yang diminta. Hal ini menggambarkan bahwa tidak hanya penting untuk membayar hutang, tetapi juga bagaimana kita melakukannya dengan cara yang penuh kemuliaan dan akhlak yang baik.


Pelajaran yang bisa kita ambil dari hadis ini sangatlah berharga. Selain menegaskan pentingnya membayar hutang, kita juga diajarkan untuk memperlakukan orang lain dengan akhlak yang mulia, bahkan ketika kita dihadapkan pada situasi yang sulit. Kesabaran, kemurahan hati, dan pengampunan adalah sifat-sifat yang sangat dihargai dalam Islam, dan Rasulullah ﷺ adalah contoh terbaik dalam menerapkannya.


Dengan memahami dan menginternalisasi pelajaran dari akhlak Rasulullah SAW dalam menyelesaikan hutang, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik, di mana saling menghormati, saling pengertian, dan saling menyayangi menjadi landasan utama dalam setiap interaksi. Semoga kita semua dapat meneladani akhlak mulia Rasulullah ﷺ dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk dalam urusan keuangan dan hutang piutang.


Keutamaan Memberikan Hutang


Seseorang yang berhutang pastinya sedang dalam kebutuhan, bahkan mungkin dengan rasa malu ia meminta bantuan kepada Anda untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, jika Anda memiliki kemampuan untuk memberikan kelonggaran, hendaknya Anda memberikan bantuan tersebut. Berikut adalah beberapa keutamaan dari tindakan tersebut.


  1. Pemberi hutang akan ditolong Allah. 

Rasulullah ﷺ memberikan kabar:

وَاللَّهُ فِيْ عَوْنِ العَبْدِ مَا كانَ العَبْدُ في عَوْنِ أَخِيهِ

"Allah akan membantu seorang hamba selama hamba tersebut membantu saudaranya." (HR. Muslim 2699)


  1. Diselamatkan Allah dari kesulitan hari kiamat

Rasulullah ﷺ bersabda, 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللَّهُ مِنْ كُرَبِ يَومِ القِيامَةِ، فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ، أَوْ يَضَعْ عنْه.

"Barangsiapa yang senang diselamatkan oleh Allah dari kesulitan di hari kiamat, hendaklah ia meringankan beban orang yang sedang kesulitan atau membebaskan utangnya." (HR. Muslim 1563)


  1. Allah menangguhkan dosanya sampai ia bertaubat

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا إِلَى مَيْسَرَتِهِ أَنْظَرَهُ اللهُ بذَنْبِهِ إلى تَوبتِه

"Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutangnya, maka Allah akan memberi kelonggaran terhadap dosanya hingga ia bertaubat." (HR. Imam Suyuthi dalam Al Jami’ Ash-Shaghir no 8519)

dan jika membebaskannya maka itu lebih baik. Allah berfirman:

وَإِنْ كَانَ ذُو عُسۡرَةࣲ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَیۡسَرَةࣲۚ وَأَن تَصَدَّقُوا۟ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

“Dan jika ada (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan bila kamu menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” [QS. Al Baqarah: 280]


  1. Mendapat penerangan dari Allah di atas Shirath

Rasulullah ﷺ menyampaikan, 

مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً جَعَلَ اللهُ تَعَالَى لَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ شُعْبتَيْنِ مِنْ نُوْرٍ عَلَى الصِّرَاطِ يَسْتَضِيْءُ بِضَوْءَيْهِمَا عَالَمٌ لَا يُحْصِيْهِمْ إلّا رَبُّ العِزَّةِ

"Barangsiapa yang melepaskan beban seorang Muslim dari kesulitan, niscaya Allah akan memberikan dua cabang cahaya baginya di hari kiamat di atas jembatan (shirat), yang akan meneranginya sehingga ia menjadi penerang bagi segenap alam, yang tak terhitung kecuali oleh Allah Yang Maha Agung." (HR. Thabarani dalam Al Mu’jam Al Ausath no. 4504)


Ancaman Ketika Enggan Melunasi Hutang

Maka demikian, jika anda sudah diberikan pertolongan hutang, namun anda dengan sengaja enggan melunasi hutang, Allah akan membalas perbuatanmu. Berikut ini beberapa diantaranya. 


  1. Kebaikannya sebagai ganti pelunasan

Apabila seseorang meninggal dunia namun masih memiliki hutang yang belum dilunasi, kebaikannya akan diambil sebagai gantinya. Rasulullah ﷺ  bersabda,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِيْنَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ، لَيْسَ ثَمَّ دِيْنَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414)


  1. Nasib Orang yang Berhutang Masih Menggantung

 نَفْسُ المُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بَدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ

"Jiwa seorang mukmin tergantung pada hutangnya sampai hutang itu diselesaikan." (HR. Tirmidzi 1079)


  1. Dianggap sebagai pencuri

أَيُّمَا رَجُلٍ يَدِيْنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لَا يُوَفِّيْهِ إيَّاهُ لَقِيَ اللهَ سَارِقًا

“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410)


Imam Al Munawi mengatakan: “Orang seperti ini akan dikumpulkan bersama golongan pencuri dan akan diberi balasan sebagaimana mereka.” (Faidul Qodir, 3/181)


  1. Dosa Hutang Tidak Akan Terampuni Walaupun Mati Syahid


Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)


  1. Rasulullah ﷺ  Sering Berlindung dari Berhutang Ketika Shalat

 أنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يَدْعُوْ فِي الصَّلاةِ وَيَقُوْلُ: اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ، فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ مِنَ المَغْرَمِ؟ قَالَ: إنَّ الرَّجُلَ إذا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، ووَعَدَ فأخْلَفَ.


“Rasulullah ﷺ selalu membaca doa di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak hutang).” Lalu ada yang bertanya “Kenapa engkau sering meminta perlindungan dalam masalah hutang?” Lalu beliau ﷺ bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397)


Tips Ketika Sedang memiliki hutang


  1. Niatkan untuk melunasinya, maka Allah akan membantumu

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللهُ مِنْهُ أنَّهُ يُرِيْدُ أَدَاءَهُ إلّا أَدَّاهُ اللهُ عَنْهُ فِي الدُّنْيَا

Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia”. (HR. Ibnu Majah no. 1967)


  1. Selama hutangmu bukan pada yang tidak disukai Allah, Allah akan membersamaimu. 

Rasulullah ﷺ bersabda:

إنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِِيَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فَيْمَا يَكْرَهُ اللَّهُ

“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 1968)


  1. Upayakan melunasi dengan cara yang terbaik

Rasulullah ﷺ bersabda, 

 إنَّ خِيارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضاءً.

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam melunasi hutangnya” (HR. Bukhari 2305)


Diantara cara melunasi dengan baik adalah:

  1. Melebihkan dari nilai hutangnya, secara sukarela inisiatif dari anda. Misalkan anda berhutang kepada saya sebesar 1 juta, namun saya sempat mengunjungi rumah anda karena anda tidak segera melunasi hutang yang sudah jatuh temponya, dan saya berkunjung tentu memerlukan bensin kendaraan misalkan 100 ribu, maka sebaiknya anda berinisiatif untuk melunasi sebesar Rp. 1.100.000. Hal itu akan membuat lega kepada saya yang telah meminjamkan uang saya untuk memenuhi kebutuhan anda

  2. Jika belum mampu membayar pada jatuh temponya, segera konfirmasi sebelumnya, minta maaf dan lakukan kapan akan bersedia membayarnya.  



والله يتولى الجميع برعايته

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara