[10] HADITS KE 10 GENERASI TERBAIK SEPANJANG MASA

Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ قَالَ عِمْرَانُ فَمَا أَدْرِي قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ قَوْلِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ يَكُونُ بَعْدَهُمْ قَوْمٌ يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ وَيَنْذُرُونَ وَلَا يَفُونَ وَيَظْهَرُ فِيهِمْ السِّمَنُ [رواه البخاري]


Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang hidup pada masaku (periode sahabat), kemudian orang-orang pada masa berikutnya (Tabi'in), kemudian orang-orang pada masa berikutnya (Tabi'ut tabi'in)." 'Imran berkata; 'Saya tidak tahu apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan 'orang-orang sesudah masa beliau' dua atau tiga kali.' 'Setelah itu akan datang orang-orang yang memberikan kesaksian padahal mereka tidak dimintai kesaksian, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernadzar namun tidak meIaksanakannya dan diantara mereka tampak gemuk [HR. Bukhari 5948]


Makna Hadits

Kanjeng Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membedakan antara kaum muslimin berdasarkan tingkat keagamaan dan keimanan mereka, sebagaimana beliau membedakan dalam beberapa hadits antara para sahabatnya dan yang lainnya, bukan berdasarkan sarpras, ekonomi dan kemajuan teknologi. Karena jika kemajuan sebuah bangsa diukur dari kemajuan teknologi, tentu zaman sekarang lebih maju dibandingkan era beliau ﷺ.


Generasi Sahabat

Hadits ini menunjukkan bahwa generasi terbaik umat Islam adalah generasi sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang menyaksikan langsung wahyu turun dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka adalah orang-orang yang paling mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, paling taat kepada perintahnya, paling menjauhi larangannya, dan paling berkorban untuk agama ini. Mereka adalah orang-orang yang Allah ridhai dan ridha kepada mereka, sebagaimana firman-Nya:


وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ


“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” [QS. At-Taubah: 100]


Allah juga berfirman tentang karakter mereka yang membersamai beliau saat itu, 

 تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًاۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِۖ وَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًاࣖ

Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya). Itu adalah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati orang yang menanamnya. (Keadaan mereka diumpamakan seperti itu) karena Allah hendak membuat marah orang-orang kafir. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. Al-Fath: 29]


Alasan-alasan yang membuat para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendapatkan keistimewaan dan keutamaan.


Kehormatan dapat bersama dan berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah anugerah yang tak tertandingi oleh apapun. Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan cermat memilih di antara hamba-hamba-Nya untuk menjadi pendamping Rasul-Nya dalam menyebarkan agamaNya di dunia.


Abdullah bin Umar RA berkata: “jangan pernah kalian mencela sahabat Muhammad. Sungguh, amal perbuatan dari mereka sesaat, (itu) lebih baik daripada seluruh amal kalian selama hidup”


Abdullah bin Mas’ud RA berkata: “Siapa saja di antara kalian ingin mengikuti sunnah, maka ikutilah sunnah orang yang sudah wafat. Karena orang yang masih hidup tidak ada jaminan selamat dari fitnah (kesesatan). Mereka adalah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Mereka adalah generasi terbaik umat ini, generasi yang paling baik hatinya, yang paling dalam ilmunya, yang tidak banyak mengada-ada, kaum yang telah dipilih Allah menjadi sahabat Nabi-Nya dalam menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, ikutilah jejak mereka, berpegang teguhlah dengan akhlak dan agama mereka semampu kalian, karena mereka merupakan generasi yang berada di atas shiratal mustaqim. “Sesungguhnya Allah Ta’ala melihat hati para hamba-Nya. Allah menemukan hati Muhammad adalah sebaik-baik hati hamba-Nya. Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya dengan membawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati sahabat-sahabat beliau adalah sebaik-baik hati hamba. Maka Allah mengangkat mereka sebagai wâzir (pembantu-red) Nabi-Nya, berperang demi membela agama-Nya. Maka apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Dan apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi-Nya”


Dari perkataan Ibnu Mas’ud di atas, kita dapat mengetahui beberapa keistimewaan para sahabat dibandingkan kaum muslimin lainnya. Yaitu:


  1. Merupakan generasi terbaik yang ditempa langsung oleh tangan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia.

  2. Kedudukan seorang sahabat nabi sesaat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih utama daripada amal seseorang sepanjang hayatnya.

  3. Sahabat Nabi merupakan generasi yang paling bersih hatinya.

  4. Sahabat Nabi merupakan generasi yang paling dalam ilmunya.

  5. Sahabat Nabi merupakan generasi yang tidak suka mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama.

  6. Sahabat Nabi merupakan generasi yang selamat dari bid’ah.

  7. Sahabat Nabi merupakan generasi yang paling baik akhlaknya.

  8. Sahabat Nabi merupakan generasi yang dipilih Allah sebagai pendamping Nabi-Nya.

  9. Para sahabat merupakan orang-orang yang beruntung mendapat doa langsung dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam


Generasi Tabi'in

Selanjutnya, Generasi yang mengikuti sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah generasi tabi’in, yaitu orang-orang yang bertemu dengan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengambil ilmu dari mereka. Mereka adalah orang-orang yang meneruskan warisan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal ilmu, amal, dan dakwah. Mereka adalah orang-orang yang menghormati sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak mengucapkan sesuatu yang buruk tentang mereka. Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah, dan tidak menyimpang dari jalan yang lurus.


Generasi Tabi’ut Tabi’in

Generasi yang mengikuti tabi’in adalah generasi Tabi’ut Tabi’in, yaitu orang-orang yang bertemu dengan tabi’in dan mengambil ilmu dari mereka. Mereka adalah orang-orang yang melanjutkan jejak tabi’in dalam hal ilmu, amal, dan dakwah. Mereka adalah orang-orang yang menjaga kesatuan umat Islam dan tidak terpecah belah oleh fitnah dan bid’ah. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti manhaj salaf, yaitu manhaj sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan dua generasi setelah mereka.


Ketiga generasi ini adalah generasi terbaik umat Islam, yang mendapat pujian dan sanjungan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang menjadi panutan dan teladan bagi umat Islam di seluruh zaman dan tempat. Mereka adalah orang-orang yang telah mencapai tingkat iman, ilmu, amal, dan akhlak yang tinggi, yang sulit ditandingi oleh generasi-generasi setelah mereka.


Generasi “Lebay”

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga memberikan peringatan dan nasehat kepada umat Islam yang hidup setelah ketiga generasi ini. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Setelah itu akan datang orang-orang yang memberikan kesaksian padahal mereka tidak dimintai kesaksian, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernazar namun tidak meIaksanakannya dan diantara mereka tampak gemuk” 


Hadits ini menunjukkan bahwa akan ada kemunduran dan kerusakan di kalangan umat Islam setelah ketiga generasi terbaik ini. Saat itu kondisi umat ada empat hal:

  1. Memberikan kesaksian padahal tidak diminta.

Mereka memberikan kesaksian tanpa memahami hak yang sebenarnya, dan tanpa diminta. padahal Kesaksian bukanlah perkara sepele. Sebagian ulama berpendapat "mereka bukanlah orang yang layak untuk memberikan kesaksian.

  1. Berkhianat dan tidak dapat dipercaya. 

Artinya kejujuran telah hilang dari jiwa mereka, dan tidak ada yang bisa mempercayai mereka dalam hal apapun, baik sedikit maupun banyak.

  1. Bernazar namun tidak menunaikannya,

menunjukkan minimnya mereka terhadap prinsip agama 

  1. Diantara mereka tampak gemuk. 

artinya fokus utama mereka adalah perut, bersenang-senang dan kurang perhatian terhadap ajaran Agama. 


Lalu Apa yang harus dilakukan jika menjumpai generasi yang Lebay tadi?

Sayyidina Umar Bin Al Khattab memberikan pesan:

عن جابر بن سمرة قال: خطَب عُمَرُ الناسَ بالجابِيَةِ فقال: إنَّ رسولَ اللهِ ﷺ قام في مِثلِ مَقامي هذا فقال: أحسِنوا إلى أصحابي ثم الذينَ يَلونَهم ثم الذينَ يَلونَهم ثم يَجيءُ قومٌ يَحلِفُ أحدُهم على اليمينِ قبلَ أن يُستَحلَفَ عليها ويَشهَدُ على الشَّهادةِ قبلَ أن يُستَشهَدَ فمَن أحبَّ منكم أن يَنالَ بُحبوحَةَ الجنةِ فلْيلزَمِ الجماعةَ فإنَّ الشيطانَ معَ الواحدِ وهو منَ الاثنينِ أبعَدُ ولا يَخلُوَنَّ رجُلٌ بامرأةٍ فإنَّ ثالثَهما الشيطانُ ومَن كان منكم تَسُرُّه حسنتُه وتَسوءه سيئتُه فهو مؤمنٌ (رواه أحمد)

Dari Jabir bin Samurah, ia berkata: Umar berkhutbah kepada orang-orang di Jabiya dan berkata, "Sesungguhnya Rasulullah ﷺ berdiri di tempat seperti tempatku ini, lalu bersabda, 'Bergaullah dengan baik kepada para sahabatku, kemudian kepada yang mengikuti mereka, dan seterusnya. Kemudian akan datang suatu kaum yang seseorang di antara mereka bersumpah sebelum sumpah diambil darinya, dan memberi kesaksian sebelum kesaksian dimintanya. Maka, barangsiapa di antara kalian yang lebih menginginkan agar dia mendapatkan sepetak tanah surga, hendaknya dia tetap bersama jamaah. Karena, setan berada bersama orang yang menyendiri, dan dia lebih jauh dari dua orang. Dan seorang lelaki tidak boleh berkhalwat dengan seorang perempuan, karena setan adalah pihak ketiga di antara mereka.' Dan barangsiapa di antara kalian yang hatinya muncul senang setelah mengerjakan kebaikan dan susah setelah melakukan maksiat, maka sungguh dia adalah seorang mukmin." (HR. Ahmad 177)


والله يتولى الجميع برعايته


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara