[9] Keutamaan Belajar Mengajar Al-Quran

 Keutamaan Belajar Mengajar Al-Quran

عن عثمان رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال: خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ. (البخاري ٤٧٣٩)

Diriwayatkan dari Sayyidina Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, no. 5027)

-----------------------------------------------------------------------------

Penjelasan

Pertama, terkait dengan ungkapan “Sebaik-baik Kalian”. Ini maksudnya adalah sesuai dengan kondisi penanya. oleh Sebab itu, banyak hadits Rasulullah ﷺ yang dimulai dengan kata  خيركم  lalu diikuti dengan amalan-amalan tertentu. Maka ini tidak menjadikannya sebagai pesan yang kontradiktif. Misalnya adalah hadits 

خَيْرُكُمْ مَنْ قَصرَ الصَّلاةَ في السَّفرِ وأفطرَ (ابن عدي)

Sebaik-baik kalian adalah yang mengqoshor shalat dan tidak berpuasa ketika dalam perjalanan” (HR. Ibnu Ady) 

Juga hadits 

خَيْرُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَرَدَّ السَّلامَ (أحمد ٢٣٩٧١)

“Sebaik-baik kalian adalah yang suka berbagi makan dan mau menjawab salam” (HR. Ahmad)


Semua hadits di atas dimulai dengan kata “sebaik-baik kalian”, maka ini tidaklah kontradiktif, dan hal ini menjadi pelajaran bagi para da'i agar menjawab pertanyaan umat sesuai dengan kondisi yang mereka butuhkan.


Kedua, penjelasan hadits

Terkait hadits utama di atas, Imam Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan Hadits ini memiliki banyak arti:

  1. Sebaik-baik mereka yang belajar dan mengajar adalah orang yang belajar dan mengajar dalam konteks Al-Qur'an, bukan dalam bidang lain. Hal ini karena Al-Qur’an adalah firman Allah, dan sebaik-baik perkataan adalah firman Allah.

  2. Sebaik-baik mereka yang belajar adalah orang yang mengajarkan kepada orang lain, bukan yang hanya membatasi dirinya sendiri.

  3. Keutamaan yang dimaksud berkaitan dengan kebaikan yang khusus terkait dengan upaya penyampaian ilmu setelah memperolehnya. Dengan kata lain, orang yang mengajarkan kepada orang lain setelah memperoleh ilmu akan mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada mereka yang hanya fokus pada pekerjaan atau pembelajaran untuk diri sendiri saja.  


Abi KHM. Ihya’ Ulumiddin berpendapat bahwa predikat “terbaik dari kalian” akan didapatkan jika mengumpulkan dua hal, yaitu mempelajarinya lalu mengajarkannya. Hal itu karena kata penghubung dari dua hal itu adalah “wawu” (و) yang memiliki faidah mutlaqil jam’i alias terpenuhinya keduanya. Belajar saja bagus, tapi bukan yang terbaik, mengajarkannya saja juga bagus, tapi bukan yang terbaik. Dari situ beliau kemudian berkata bahwa santri itu setelah mondok ya harus mengajar. 


Al-Qur’an dan Keistimewaannya

Abuya Muhammad Al Maliki mendefinisikan Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ yang sudah menjadi mukjizat cukup dengan satu surat saja. Keistimewaan Al-Quran tidak dapat dihitung, dari banyaknya. untuk itu disini kami hanya mencuplik sebagian saja:

  1. Kalam Allah

Redaksi Al-Quran adalah dari Allah, oleh sebab itu tidak ada satupun yang bisa membuat padanannya (mu’jiz atau melemahkan para penentangnya). Oleh sebab itu pula saat membacanya diwajibkan dalam keadaan suci. Dan sebab itu pula membacanya saja sudah dianggap beribadah dan berpahala meskipun tidak mengerti maknanya.  

  1. Sebagai Sumber segala ilmu

العِلمُ ثلاثَةٌ، فما سِوى ذلك فضْلٌ: آيَةٌ مُحكمَةٌ وسُنَّةٌ قائِمَةٌ وفَريضَةٌ عادِلَةٌ

Sumber ilmu ada tiga, selain itu adalah lebihan: (1) Al-Quran (2) Sunnah (3) Faraidl. 

(HR. Tirmidzi) 

Al-Qur'an juga menjadi satu bentuk kumpulan wahyu secara utuh. Karena wahyu Allah yang tercatat ada 100 suhuf (lembar) yang disebar kepada 5 Nabi dan 4 kitab (bendel) yang diberikan kepada 4 Nabi, semuanya itu dirangkum menjadi satu, yaitu Al-Quran. Sehingga Al-Quran bisa memberikan informasi seluruh ajaran seluruh para Nabi dan seluruh umat.  

  1. Allah sendiri yang menjaganya

Al-Qur'an terjaga dari distorsi, hilang, penambahan, dan pengurangan karena Allah sendiri yang memeliharanya, sebagaimana dinyatakan dalam Surah Al-Hijr (15:9), 

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. [QS. Al-Hijr:9]


Allah menyediakan sebab-sebab untuk menjaga Al-Qur'an, termasuk umat yang terbiasa dengan hafalan, keberlanjutan pemeliharaan oleh ulama yang gigih, pengajaran generasi ke generasi, dan kemudahan Al-Qur'an untuk dihafal.

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ

Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran? [QS. Al-Qamar:17]


  1. Al-Qur'an adalah kitab yang terakhir, membawa pesan terakhir yang akan bertahan hingga Kiamat.

Karena Nabi Muhammad adalah Penutup dan Penyempurna Para Nabi, tidak ada Nabi lagi setelahnya, sehingga Al-Quran menjadi pedoman yang komprehensif untuk seluruh manusia sepanjang zaman. 

  1. Tidak Ada Rasa Bosan dalam Pengulangan Bacaan Al-Qur'an:

Al-Qur'an memiliki keunikan bahwa meskipun terjadi pengulangan dalam bacaannya, orang tidak merasa bosan atau jenuh. 


5 M Prinsip Al-Quran

Abi KH. M. Ihya’ Ulumiddin secara sering mengatakan bahwa ada 5 prinsip yang harus dilakukan terkait dengan interaksi dengan Al-Quran yaitu: 

  1. Membaca Al-Quran

Adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk membaca Al-Quran dengan tartil, tajwid, dan tafahum. Dengan membaca Al-Quran, kita akan mendapatkan pahala, hidayah, dan rahmat dari Allah SWT. Allah berfirman: 

الَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَتْلُوْنَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهٖۙ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖۗ 

"Orang-orang yang telah Kami berikan kitab (Al-Quran) kepadanya, mereka membacanya dengan sebenar-benarnya bacaan (tartil), mereka itulah yang beriman kepadanya [QS. Al-Baqarah: 121]. 

Tilawah maknanya membaca secara rutin. Sehingga Setiap muslim hendaknya memiliki jadwal khatam membacanya. jangan sampai kita mengaku Islam namun tidak pernah membacanya secara rutin. Abuya Ahmad berkata:

اِسْتَفْتِحْ أَيَّامَكَ بِالقُرْآنِ وَلَوْ صَفْحَةً

“Awali harimu dengan membaca Al-Quran, meskipun hanya satu lembar.” 

Membacanya secara rutin akan membuat waktu seseorang tertata dengan sendirinya, sehingga itu akan membuat aktivitasnya berkah


  1. Mengajarkan Al-Quran

Inilah tema utama yang penulis usung dalam narasi ini. Abi Ihya’ sering menyampaikan pentingnya mengajarkan Al-Quran kepada orang lain. Beliau sangat mengapresiasi kepada para Guru TPQ yang dengan gigihnya ngeramut dan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak meskipun dengan gaji yang sangat minim bahkan justru sering berkorban. 

Mengajarkan Al-Quran bahkan didahulukan penyebutannya, ini menunjukkan pentingnya regenerasi manusia Al-Qur’an sejak dini. Allah berfirman:

وَلَـٰكِن كُونُوا۟ رَبَّـٰنِیِّـۧنَ بِمَا كُنتُمۡ تُعَلِّمُونَ ٱلۡكِتَـٰبَ وَبِمَا كُنتُمۡ تَدۡرُسُونَ 

“tetapi (hendaknya dia berkata), “Jadilah kamu para pengabdi Allah karena kamu selalu mengajarkan kitab dan mempelajarinya” [QS. Ali Imran:79]


Bahkan beliau menyebutkan bahwa orang-orang shalih adalah guru-guru TPQ yang mengenal kalian dan peduli terhadap kalian


  1. Mengamalkan Al-Qur’an

Ini adalah tujuan utama dari turunnya Al-Quran, yaitu sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia. Jika hanya mempelajari, menghafalkan, itu juga bisa dilakukan oleh orang kafir sekalipun untuk tujuan tertentu, namun yang tidak ada dalam mereka adalah menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk hidupnya. Dengan mengamalkan Al-Quran, kita akan menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Allah, menegakkan kebenaran, dan mendapatkan ridha dan surga-Nya. 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil) [QS. Al-Baqarah:185]


  1. Memperjuangkan Al-Quran

Ini adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk membela Al-Quran dari segala bentuk penistaan, penyelewengan, dan penentangan. Dengan memperjuangkan Al-Quran, kita akan menunjukkan kecintaan, kesetiaan, dan keberanian kita kepada Allah dan rasul-Nya, serta mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari-Nya. Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. [QS. Muhammad: 7]


  1. Menghafal Al-Quran

Ini adalah sunnah yang sangat bermanfaat bagi setiap muslim yang mampu melakukannya. Dengan menghafal Al-Quran, kita akan menyimpan kalam Allah di dalam hati, memperindah bacaan shalat, membuat kita semakin mudah untuk mendapatkan petunjuk Allah dalam berbagai hal, dan mendapatkan kemuliaan dan keutamaan di dunia dan akhirat. 


والله يتولى الجميع برعايته


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara