Hadits Ketiga Puluh Sembilan Orang-Orang yang Terasing

 

Hadits Ketiga Puluh Sembilan

Orang-Orang yang Terasing


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  : بَدَأَ الْإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا فَطُوْبَي لِلْغُرَبَاءِ

Diriwayatkan dari Abu  Hurairah  beliau berkata:  Rasulullah  bersabda: 

Islam bermula dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing,  maka betapa beruntungnya orang-orang yang terasing. [HR. Muslim 145]


Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ telah memberikan nubuatnya dengan berbagai macam berita yang belum terjadi, dan akan terjadi di suatu masa. Diantaranya adalah berita tentang kondisi Islam yang fluktuatif. Islam berawal asing dan akan kembali asing, sebagaimana hadits di atas, juga hadits yang diriwayatkan imam Ahmad : 

إنّ النّاسَ دَخَلوا في دِينِ اللهِ أفْواجًا، وسَيَخرُجون منه أفْواجًا

Masyarakat akan masuk Islam secara massal, sebagaimana juga akan terjadi keluar dari secara massal. [HR. Ahmad 14696]


Lalu bagaimanakah maksud dari pada kondisi asing tersebut? 

Makna Hadits


بَدَأَ الْإِسْلاَمُ غَرِيْبًا (Islam bermula dalam keadaan terasing)


Merujuk pada sejarah Islam awal, keadaan asing yang dimaksud cukup beralasan. Rasulullah ﷺ  diutus menyebarkan ajaran tauhid (mengesakan Allah Ta'ala) di tengah masyarakat Jazirah Arab jahiliyah yang mayoritas menyembah berhala. Islam datang dengan ajaran-ajaran yang sebagian besarnya dianggap asing di telinga masyarakat Jazirah Arab saat itu. Keadaan asing yang dimiliki oleh Islam awal ini cocok digambarkan dengan hadits di atas.


Masyarakat Arab merasa aneh dengan konsep Islam dengan satu Tuhan. Mereka meyakini bahwa setiap orang haruslah memiliki tuhan masing-masing. Bahkan semakin banyak tuhan maka semakin baik pula. Namun Islam hadir untuk membuka mata, pikiran dan hati mereka atas fakta dan bukti dari sebuah kebenaran hakiki. Kemudian secara perlahan Islam diterima oleh mereka karena membuka pikirannya, yang semula mereka beribadah berdasarkan apa yang mereka dapatkan dari nenek moyangnya, tanpa sedikitpun memberikan porsi akal untuk menimbang. Bahkan saat mereka tidak bisa memberikan serangan balik atas hujjah yang diberikan oleh Islam, akhirnya mereka memilih untuk melakukan intimidasi, boikot, mengancam bahkan berperang karena islam dianggap sebagai perusak bisnis dan aturan jahiliyah mereka. Islam kemudian mengalami masa gemilangnya dimana orang-orang pada berbondong-bondong masuk Islam, saat Fathu Makkah, bahkan islam menjadi agama yang tidak akan tertandingi. 

الإسْلامُ يَعْلُو وَلَا يُعْلَى عَلَيْه

Islam itu tinggi dan tiada yang dapat menandingi ketinggiannya [HR. Daruqutni 3/252]


Islam menjadi pemenang dari sekian yang dianggap sebagai agama. Allah berfirman:

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai". [QS. At-Taubah Ayat 33]


Pemeluknya menjadi gambaran SDM terbaik sepanjang masa. Allah berfirman:  

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. [QS. Ali Imran : 110]


وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا dan akan kembali terasing 


Ada banyak arti mengenai asingnya Islam di kemudian hari, diantaranya adalah apa yang diartikan oleh Imam At Thibi

  1. Asing maksudnya adalah ajarannya ditinggalkan, meskipun kaum muslimin masih banyak (Islam Abangan atau Islam KTP). Islam menjadi asing karena hanya segelintir orang yang masih berpegang teguh terhadap orisinalitas ajaran Islam

  2. Asing karena jumlahnya memang tinggal sedikit. 

Alhasil, Mengenai makna hadits tentang Islam akan kembali asing bisa kita gambarkan bahwa suatu saat Islam akan kembali menjadi agama yang asing, agama yang bahkan pemeluknya pun tidak memahami ajaran agama Islam yang sebenarnya kecuali hanya sebatas identitas. Islam tidak dijadikan sebagai petunjuk kehidupan secara utuh, sehingga fungsi agama yang seharusnya memperbaiki tatanan kehidupan manusia menjadi tidak berfungsi. Oleh sebab itu, nanti di akhir zaman, hanya sedikit diantara orang-orang muslim yang memahami inti ajaran Islam yang sebenarnya secara utuh.


فَطُوْبَي لِلْغُرَبَاءِ maka betapa beruntungnya orang-orang yang terasing

Makna Thuba

Ada banyak sekali makna Thuba, yang semuanya mengarah kebahagiaan yang haqiqi, apapun bentuknya. Imam Nawawi menyebutkan beberapa makna itu sebagaimana para mufassir memberikan arti:  

  • Kegembiraan dan mata senang memandang (Ibnu Abbas)

  • Mendapatkan perkara yang terbaik dalam hidupnya (Ikrimah)

  • Mendapatkan sesuatu yang layak di iri (Ad Dhahhak)

  • Husna dan kebaikan yang banyak (Qatadah)

  • Kebaikan dan kemuliaan (Ibrahim) 

  • Surga; Pohon di surga dan lain-lain (Ibnu Ajlan)

Makna Ghuroba’ (Orang asing)

  1. Ahlul hadits dan para pejuang sunnah

Memaknai kata "asing" di atas kita amati dalam riwayat Amr Bin Auf Al Muzani ada penambahan kalimat 

الَّذينَ يُصلِحونَ ما أفسدَ النّاسُ مِن بعدي مِن سُنَّتي.

yaitu orang-orang yang mengadakan perbaikan terhadap sunnah Rasulullah yang sudah dirusak oleh manusia [HR. Tirmidzi 2630]


Dan sudah maklum bahwa tidak ada yang paling banyak melebihi para Ahli hadits dalam mengamalkan sunnah-sunnah Nabi ﷺ 

  1. Orang yang masih bertahan kebaikannya di tengah-tengah masyarakat yang sudah pada rusak

[عن عبد الله بن عمرو:] طوبى للغرباءِ قيل: من الغرباءُ؟ قال: ناسٌ صالحون قليلٌ في ناسِ سوءٍ كثيرٍ من يعصيهم أكثرُ ممن يطيعُهم..

Dalam riwayat Amr bin ‘Ash ketika Rasulullah Saw ditanya perihal orang asing yang beruntung tersebut, Rasulullah Saw menjawab, “Mereka (orang asing) adalah orang-orang shalih di tengah-tengah mayoritas masyarakat yang buruk. Yang membangkang orang-orang shalih, lebih banyak dari yang menaatinya”. [HR. Ahmad 6650]


  1. Ahli Tasawuf

Ada juga pemaknaan “orang asing” yang bisa kita ambil sebagaimana riwayat Imam Baihaqi pernah mengisahkan dialog antara Umar bin Khattab dan Mu’adz bin Jabal. Mu’adz menceritakan pada Umar satu hadits dari Rasulullah Saw yang berbunyi: 

[عن معاذ بن جبل:] …إنّ اللهَ يحبُ الأبرارَ الأتقياءَ الأخفياءَ، الذين إن غابوا لم يُفقَدوا، وإن حضَروا لم يُعرَفوا، قلوبُهم مصابيحُ الهدى، يخرجون من كلِّ غبراءَ مُظلِمةٍ.

“Allah mencintai orang-orang yang tersembunyi, takwa, dan suci. Ketika mereka tidak ada, masyarakat tidak merasa kehilangan; ketika mereka ada, masyarakat tidak menyadari. (Namun demikian) hati mereka (seperti) lampu-lampu hidayah, mereka keluar (menjauh) dari fitnah”. [HR. Ibnu Majah 3989]

Pelajaran

  1. Makna orang terasing disini adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan Kitabullah ketika Kitabullah ditinggalkan, dan mengamalkan sunnah ketika sunnah dipadamkan

  2. Menjadi orang terasing  merupakan sebaik-baik sesuatu di zaman ini. Merekalah yang berhak mendapatkan kebaikan terus menerus dan yang paling pantas di hasad dalam kebaikan

  3. Senantiasa mengamalkan Sunnah dimanapun kita berada, serta terus lurus berjuang meninggikan syiar Allah bagaimanapun keadaannya



والله يتولى الجميع برعايته


1. Faidhul Qadir 1960
2. Syarh Shahih Muslim Nawawi/269

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara