Hadits Ketiga Puluh Empat Bergegas Beramal Shaleh

Bergegas Beramal Shaleh


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: 

 (بَادِرُوْا بِالْأَعْمَالِ,  فِتَنًا كِقَطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ,  يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا,  أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا,  يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah ﷺ bersabda : 

(Bergegaslah beramal saleh, (sebab) akan terjadi fitnah-fitnah seperti penggalan-penggalan malam gulita ;  pada waktu pagi seseorang masih beriman,  dan sore harinya ia telah menjadi seorang yang kafir.  Di waktu sore seseorang masih beriman dan pada pagi harinya ia sudah menjadi seorang yang kafir.  (itu karena) dia menjual agamanya dengan harta benda dunia (yang  bernilai rendah) [HR. Muslim 118]


Lewat hadits ini, Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada umatnya untuk bergegas beramal shaleh. Bergegas beramal berarti melarang untuk menunda-nundanya, karena jika menunda, akan terseret oleh fitnah yang semakin lama semakin buruk, seperti malam yang semakin malam semakin gelap, dan yang terburuk bahkan sampai ke tingkat menjual agama hanya demi dunia yang tidak bernilai, sehingga ia merugi dunia akhirat. Naudzubillah


Tentang bagaimana fitnah ini begitu mempengaruhi kehancuran umat muslim, Rasulullah ﷺ menggambarkan kondisinya dalam beberapa hadits, diantaranya adalah sabda beliau :


سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي وَمَنْ يُشْرِفْ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِهِ. [رواه البخاري]


“Akan terjadi berbagai fitnah, maka seorang yang duduk dalam perkara itu(tidak ikut) lebih baik dari orang yang berdiri, dan yang berdiri lebih baik dari yang berjalan menyongsongnya, dan yang berjalan masih lebih baik dari yang berlari padanya, barangsiapa yang larut padanya akan terjebak, maka barangsiapa yang dapat menghindar melarikan diri darinya hendaklah dia lakukan.” [HR.Bukhari 3601]


Pada hadits di atas, beliau menggambarkan bagaimana seorang muslim akan terfitnah oleh kondisi dunia sampai pada kondisi lebih baik duduk di rumah daripada berdiri di luar, dan lebih baik berdiri saja daripada harus bergerak, hal ini karena sistem dunia sudah sangat membahayakan dirinya dan agamanya. Maka saran rasulullah adalah agar dia bisa menghindarinya sebisa mungkin.  


Apakah hal itu sudah terjadi di zaman kita? Wallahu A’lam. Namun jika melihat perkembangan teknologi yang semakin menggila, pola pikir yang sudah dirubah oleh media, maka hal itu sangat mungkin sudah terjadi di zaman saat ini. Berbekal benda kotak, seorang anak SD sudah bisa mengakses apapun yang diinginkan hanya dengan duduk di kamar. Terlebih jika orang tuanya malah menganggap si anak sudah modern dan berbangga.


Maka agar kita selamat dari fitnah-fitnah itu maka ikutilah petunjuk Rasulullah ﷺ yaitu : menghindari fitnah-fitnah itu sebisa mungkin dan bersegera berbuat amal shaleh, alias tidak menunda kebaikan. 

Pendapat para Ulama tentang Menunda Amal

  1. Ibnu Athaillah As Sakandari dalam kitabnya yang berjudul Al- Hikam, dia berkata:  menunda amal ini termasuk sikap bodoh.

  إحالتك الأعمال على وجود الفراغ من رعونات النفس 

“Menunda amal karena menunggu waktu yang luang termasuk tanda kebodohan.”

Dalam syarahnya, Syekh Abdullah Asy Syarqawi menjelaskan bahwa seorang murid yang  menunda amal yang bisa mendekatkannya kepada Tuhannya karena merasa tidak memiliki waktu luang di sela-sela kesibukan dunianya, merupakan tanda kebodohan jiwanya. Bisa jadi, justru kesibukannya semakin bertambah karena kesibukan dunia pasti akan terus bertumpuk sebab satu sama lain saling berkaitan. Bahkan, andai kata orang itu mendapatkan waktu luang, tentu tekad dan niatnya pun sudah melemah. Oleh karena itu, sepatutnya orang itu segera bangkit melakukan amal yang mendekatkan dirinya kepada Tuhannya sebelum terlambat. Beliau kemudian mengutip pepatah, “Waktu ibarat pedang. Jika kau tidak bisa menggunakannya, niscaya dia akan menebasmu.”

  1. Ibnul Qayyim : bahwa itu adalah modal dari kekayaan orang bangkrut.


إن المنى رأس أموال المفاليس

“Sekedar berangan-angan (tanpa realisasi) itu adalah modal utama dari harta orang bangkrut.”

  1. Al Hasan Al Bashri : “Hati-hati dengan sikap menunda-nunda. Engkau sekarang berada di hari ini, bukan di hari besok. Jika besok tiba, engkau berada di hari tersebut dan sekarang engkau masih berada di hari ini. Jika besok tidak menghampirimu, maka janganlah engkau sesali atas apa yang luput darimu di hari ini.

  2. Nasehat Imam Asy Syafi’i –di mana beliau mendapat nasehat ini dari seorang sufi, “Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. (Di antaranya), dia mengatakan bahwa “waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Masih banyak sekali para pendapat ulama mengenai buruknya menunda waktu. karena waktu adalah modal utama bagi seseorang. Tentang bagaimana ulama sangat menghargai waktu, ada satu kitab berjudul Qimatuz Zaman 'Indal Ulama yang ditulis oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, disana disebutkan bagaimana cara para ulama memaksimalkan waktunya untuk beramal. Silahkan merujuk kesana.   

Pelajaran

  1. Hadits ini memberikan suatu isyarat bahwa pada akhir zaman nanti akan banyak sekali terjadi berbagai macam fitnah dan datang secara beruntun-runtun. Setiap satu macam fitnah telah lenyap, lalu disusul pula oleh fitnah yang lainnya. Semoga kita dikaruniai kes

  2. Fitnah terbesar adalah saat akhir zaman, dimana agama justru yang menjadi fitnahnya, karena sudah tercampur antara kebenaran dan kebatilan

  3. Di Akhir zaman, kelak agama menjadi murah sehingga ia rela menukarnya dengan dunia. Hal itu karena kurangnya ilmu tentang agama, agama sudah menjadi tidak steril dan dunia telah dijadikan sebagai tujuan.   

  4. Hadits di atas memotivasi kita agar bersegera untuk beramal sebelum datang waktu dimana kita tidak mampu beramal lagi seperti sakit parah mendadak atau kematian mendadak yang cukup banyak terjadi di zaman ini.

  5. Perlunya untuk istiqomah dalam beramal, karena dengan istiqomah, nafsu akan terkawal. 

  6. Jangan sampai terlena dengan kesehatan, waktu senggang dan usia yang terlihat masih muda

  7. Tidak perlu menunggu baik untuk berbuat kebaikan, tidak perlu menunggu kaya untuk bersedekah dan tidak perlu menunggu tua untuk segera bertaubat.

Semoga kita senantiasa diberikan perlindungan dari fitnah-fitnah ini dan diberikan keberkahan usia dan amal kita, Amin. 

والله يتولى الجميع برعايته


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara