Hadits Ketiga Puluh Satu

Hadits Ketiga Puluh Satu

Perangai Yang Baik


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :
إِنَّكُمْ لاَ تَسَعُوْنَ النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلكِنْ لِيَسَعْهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

Diriwayatkan dari Abi Hurairah beliau berkata : Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kalian tidak bisa melapangkan (memberikan simpati) pada manusia dengan harta benda kalian, tetapi hendaknya mereka mendapatkan hal itu dari kalian berupa wajah yang berseri-seri dan perangai yang baik” (HR. Abu Ya’la, Al Bazzar dan Abu Nu'aim)

***

Dalam hadits ini Rasulullah ﷺ memberikan tips cara mendapatkan simpati orang lain secara tulus dan murni dengan dua hal, yakni murah senyum dan berakhlak baik. dan Rasulullah ﷺ juga menggambarkan bahwa menarik simpati dengan harta benda tidak bisa berhasil, sebanyak apapun. Sayyidina Ibrahim Bin Adham berkata, “dengan akhlak yang baik, seseorang bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa dicapai dengan harta” 

Murah Senyum

Senyum terlihat sepele, tapi jika dilakukan dengan ikhlas maka akan memancarkan aura positif kepada kita sendiri maupun kepada orang lain yang kita berikan senyuman tersebut. Berarti senyuman yang kita lakukan bermanfaat.

Senyum, selain bisa membuat orang lain bahagia dan menarik simpatinya, ternyata juga mendatangkan pahala yang besar. Rasulullah ﷺ dalam banyak haditsnya telah menjelaskan keutamaan murah senyum. Diantaranya adalah :

Senyum Adalah Sedekah

  تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu” [HR. Tirmidzi 1956].


Maksudnya, kita memberikan senyuman kepada saudara sama seperti kita memberikan sedekah kepada mereka, karena sama-sama bermanfaat.  Dengan kata lain, bersedekah tanpa keluar modal. 

Senyum Tidak Boleh dianggap remeh

Oleh karena senyuman adalah perkara yang bermanfaat, dan setiap yang bermanfaat adalah kebaikan. Rasulullah ﷺ melarang kita meremehkan kebaikan sekalipun itu kecil, karena bisa jadi itu yang membuat Allah senang dan memberikan ridhonya. 

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. [H.R. Muslim 2626]. 


Dan Rasulullah ﷺ sendiri adalah orang yang paling banyak tersenyum, padahal beliau adalah orang yang paling banyak menanggung ujian hidup. 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumnya selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR Ath Tirmidzi 3641]

 

Perangai Yang Baik


Berakhlak baik adalah ciri seorang muslim. Tidak ada orang muslim kecuali dia berakhlak baik. Panutan utama seorang muslim, Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang figur utama bagaimana berakhlak mulia. Dan salah satu misi besar beliau adalah menyempurnakan akhlak manusia dan membawa mereka menjadi figur manusia unggulan.  

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

[HR. Bukhari 273 dalam Adabul Mufrad]


Ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah ﷺ  tentu saja bukan hanya akhlak, tapi ada Aqidah dan ibadah. Namun penegasan Nabi dalam hadits ini untuk menunjukan pentingnya kedudukan akhlak yang baik dalam Islam. Ini seperti hadits, “Haji itu wukuf di Arafah”. Tentu saja kalimat tersebut tidak berarti bahwa ritual haji itu hanya wukuf di Arafah saja. Tetapi untuk menegaskan,wukuf di  Arafah merupakan ritual puncak dari ibadah haji.

Akhlak dan Takhalluq

Dalam bahasa Arab kata “akhlak” (أخلاق) adalah bentuk jamak dari kata “khuluq” (خلق), yang berakar dari kata kerja “khalaqa” (خلق), yang berarti “menciptakan”. Kata “khuluq” diartikan dengan sikap, tindakan, dan kelakuan yang sudah ada sejak lahir, munculnya adalah alami, tidak susah dan dibuat-buat. Dan ini tentu tidak melulu bagus. Oleh sebab itulah Imam al Ghazali membagi akhlak menjadi dua, yakni Khuluq Hasan yang kemudian disebut akhlak baik, dan Khuluq sayyi’ atau akhlak buruk. Oleh sebab itulah dalam Islam muncul istilah Takhalluq, artinya belajar berakhlak baik dari tuntunan agama Islam.   

Akhlak Dimulai Sejak Dini

Berakhlak Baik sangat penting untuk mengawal kesuksesan menjalani hidup. Oleh sebab itulah Islam menganjurkan agar akhlak ini ditanamkan sejak dini dan sedini mungkin, bahkan dari mulai memilih istri. Dan Islam sangat mengapresiasi orang tua yang membantu anaknya berakhlak baik.

  • Diajari Adab adalah pemberian terbaik orang tua terhadap anak.

مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ

Artinya : “Tidak ada suatu pemberian yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari pada pemberian budi pekerti yang baik.”

  • Diajari Adab adalah bagian dari hak anak atas orang tua, bukan hanya makan dan minum saja. 

مِنْ حَقِّ الْوَلَدَ عَلَى الْوَالِدِ أَنْ يُحْسِنَ أَدَبَهُ وَ يُحْسِنَ اسْمَهُ

Artinya :”Diantara hak anak terhadap orang tua adalah mendidiknya dengan budi pekerti yang baik dan memberinya nama yang baik.”

  • Diajari Adab adalah bagian dari cara memuliakan anak.

أَكِرْمُوْا أَوْلاَدَكُمْ وَأَحْسِنُوْا أَدَبَهُمْ

Artinya : “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan  budi pekerti yang baik.”

Kunci Sukses dengan Akhlak Baik 

Abina KH. M. Ihya’ Ulumiddin dalam banyak kajiannya memberikan ringkasan akhlak baik yang harus dilakukan oleh seluruh santrinya, sekalipun beliau berkata, “iki ngomonge gampang tapi lakonane angel”. Selain itu, beliau juga memerintahkan untuk menulis di dinding-dinding dan menjadi poster agar menjadi pengingat selalu. Yang sering beliau sampaikan adalah, jika ingin sukses, maka kerjakan ini

أقل ما تفعل الخير للغير بسط الوجه، كف اﻷذى وبذل الندى 

Yang kemudian beliau istilahkan dengan jargon bahasa jawa  : “Nguwongno uwong, nyenengno uwong, nggatekno uwong, ora nggelakno.” Artinya : Memperlakukan manusia layaknya manusia, menyenangkan hati mereka, memperhatikan mereka dan tidak menyakiti. 

والله يتولى الجميع برعايته





Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara