Hadits Kedua Puluh Enam Berbelas Kasih

Hadits Kedua Puluh Enam Berbelas Kasih

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ :

[الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ, ارْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ]


Dari Abdullah bin Amr ra. beliau berkata: Rasulullah bersabda:

[Orang –orang yang penyayang akan selalu disayang oleh Allah. Sayangilah orang yang ada di bumi niscaya yang ada di langit selalu menyayangimu!..] HR. Tirmidzi No 1924


Islam dan Kasih Sayang


Bicara tentang kasih sayang, Selama apapun lidah menjelaskan, setebal apapun buku menuliskannya, belum bisa menjelaskannya secara lengkap tentang kasih sayang ini. Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kasih sayang. Seluruh syariat, baik perintah maupun larangannya terdapat kasih sayang dibaliknya, entah kita menyadari atau tidak. Bisa dikatakan bahwa Islam seluruhnya adalah kasih sayang. Dan seorang Muslim akhlaknya adalah berkasih sayang.


Sebagai gambaran kecil, Basmalah yang kita diperintahkan untuk selalu menyebutnya dalam mayoritas keadaan, telah menyiratkan kasih sayang tersebut.


بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dimana setelah menyebutkan nama ALLAH (Tegolong Asma' Jalal) ternyata Allah menyandingkannya dengan ARRAHMAN dan ARRAHIIM yang keduanya tergolong sebagai Asma' Jamal. Tidak disebutkan dengan بسم الله القهار الجبار المنتقم atau sejenisnya yang sama-sama tergolong Asma Jalal.


Lalu disebutkan dua kali (ARRAHMAN dan ARRAHIIM) dimana akar dari kedua nama tersebut adalah sama, yakni ARRAHMAH atau kasih sayang.

***

Rasulullah sendiri diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, baik itu dari bangsa manusia, jin, hewan, tumbuhan bahkan bebatuan. Dengan hadirnya beliau mereka menjadi aman dan tertata. Semua merasakan kasih sayang yang dibawanya.

Allah berfirman :

وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةࣰ لِّلۡعَـٰلَمِینَ

Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. [Surat Al-Anbiya': 107]


Al-Quran menyebutkan kata rahmat sebanyak 15 kali, yang menunjukkan betapa kasih sayang adalah perkara besar dalam Islam. Sebagaimana menyebutkan kata Adzab juga sebanyak 15 yang menunjukkan atas konsekuensi jika rahmat tersebut dilanggar.


Satu contoh kecil saja, syariat yang terlihat kejam, seperti hukum rajam, dimana pezina muhshon dihukum dengan cara ditanam lalu dilempari batu sampai mati, belum lagi hal itu disaksikan oleh sekian banyak orang sebagai bentuk pelajaran. Sekilas rajam merupakan hukuman yang menyakitkan, namun dengan itu kehormatan milyaran manusia terselamatkan.


Contoh lagi adanya hukum potong tangan dalam kasus pencurian. Terlihat mengerikan, dimana tangan harus dipotong, kaki secara bergantian. Secara kasat mata menakutkan sekali namun dengan iku harta milyaran manusia terselamatkan.


Selain dua diatas, masih banyak sekali contoh syariat yang terlihat mengerikan namun dibaliknya ada kasih sayang yang besar.


Penjelasan Hadits


Imam Al Munawi Dalam Faidhul Qadir menjelaskan Arrohimun adalah Orang-orang yang memiliki kasih sayang sekalipun sedikit. Man Fil Ardhi adalah Penduduk bumi, baik manusia, hewan, tumbuhan, bebatuan, dll. Man Fis Sama’ : (1) Allah yang kekuasaannya juga meliputi penduduk langit, baik malaikat dan selainnya. (2) Penduduk langit, yakni Malaikat dan selainnya.


Al-Mubarakfuri rahimahullah juga menjelaskan: “Yang dimaksud dengan penduduk langit adalah para malaikat. Makna kasih sayang mereka kepada penduduk bumi adalah berupa doa yang mereka panjatkan demi kebaikan mereka -penduduk bumi- berupa curahan rahmat dan ampunan”1


Selain hadits di atas, ada pula hadits lain yang berbunyi :

إنما يرحم الله من عباده الرحماء

Secara tekstual berarti, Allah hanya merahmati kepada para hambanya yang banyak memberikan rahmat. HR. Suyuthi Jami’ dalam Ash-Shaghir 2597

Mengenai hadits yang terlihat berbeda ini, yakni kalimat الرَّاحِمُوْنَ dengan الرحماء, Imam Al Juwaini (gurunya Imam Ghazali) berkata : Hikmah Rasulullah menyebutkan dengan kalimat الرَّاحِمُوْنَ adalah karena Arrahimun bentuk jamak jadi Arrahim, sementara arruhama dalah bentuk jamak dari kata Rahiim, hal ini menunjukkan bawha manusia itu memang ada yang hanya sedikit rahmatnya sehingga ia pun tetap masuk dalam bingkai keutamaan hadits di atas, sekalipun standart tuntutan hadits adalah yang banyak rahmatnya (Arrahiim). Ini menunjukkan betapa Allah rahmatnya sangat luas.

Beliau melanjutkan lagi, bahwa dalam hadits : إنما يرحم الله من عباده الرحماء menggunakan redaksi الله di sandingkan dengan الرحماء, sementara pada hadits : الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ menggunakan redaksi الرحمن disandingakan dengan الراحم, adalah karena sighat الله menunjukkan atas keagungan dan kebesaran, sehingga layaknya adalah dengan orang-orang yang banyak sekali kasih sayangnya (rahiim), sehingga hadits ini menunjukkan maqom maksimal. Sementara pada hadits satunya menggunakan الرحمن karena الرحمن menunjukkan Maha Pemaaf dan Pemurah, sebagaimana banyak keterangan mengenai itu, sehingga layaknya disandingkan dengan الراحم yakni yang rahmatnya sedikit.



Kalam Ulama’


Al Arif Al Buni berkata : Jika kamu menginginkan mendapatkan rahmat dari Allah, maka mulailah dengan jadikan dirimu sebagai rahmat kepada dirimu dan orang lain. Namun jangan tunjukkan kebaikan atas nama dirimu. Orang bodoh kasihi dengan ilmumu, orang biasa kasihi dengan pangkatmu, orang faqir kasihi dengan hartamu, yang kecil kasihi dengan kelembutan dan kepedulianmu, orang pemaksiat kasihi dengan doamu, binatang kasihi dengan kesabaranmu. Karena orang yang paling dekat dengan rahmat Allah adalah mereka yang paling rahmat terhadap makhlukNya, maka setiap kebaikan dikerjakan baik kecl maupun besar itu semua muncul dari sifat rahmat.


Ibnu Arabi berkata : Orang yang ingin melakukan rahmat diperintahkan untuk memulainya dengan rahmat pada dirinya sendiri, yakni dengan cara memberikan jalan bagi hidayahnya dan menutup jalan bagi hawanya. Jika berlaku demikian, maka ia telah memberikan rahmat kepada tetangga terdekatnya, dan memberikan rahmat kepada makhluk yang sama dengan jenisnya (manusia) sehingga ia mendapatkan pahala ganda. Oleh karena itulah orang yang berdoa dianjurkan mendoakan kebaikan untuk dirinya terlebih dahulu


Akibat Imam Ghazali Mengasihi Lalat

Sebagian orang arif di kalangan para guru kami pernah menceritakan bahwasanya ada orang yang bermimpi bertemu dengan Hujjatul Islam al-Ghazali –rahimahullahdalam tidurnya. Ketika itu beliau ditanya, apa yang Allah lakukan kepadanya. Maka beliau menjawab, ‘Allah memberdirikanku di hadapan-Nya, dan bertanya: ‘Dengan membawa apa kamu datang?’ Maka aku pun menyebutkan berbagai jenis ibadah -yang pernah kukerjakan-, lalu Allah mengatakan, ‘Tidak ada yang Aku terima dari itu semua sedikitpun, akan tetapi Aku telah mengampunimu. Tahukah kamu apa sebabnya? Suatu hari kamu sedang duduk menulis tiba-tiba ada seekor lalat yang jatuh menimpa pena -bersama tintanya- kemudian kamu biarkan ia minum dari tinta itu karena kasihan/sayang kepadanya. Maka sebagaimana kamu telah mengasihinya maka sekarang kini Akupun mengasihimu. Pergilah, aku telah mengampunimu.’.” 2


Ancaman Bagi Orang Yang Tidak Punya Rasa Kasih Sayang

Sebagai bentuk betapa Allah menjunjung tinggi kasih Sayang, Allah mengancam kepada setiap yang tidak mengindahkannya. Hal itu bisa dilihat dari beberapa keterangan berikut:

  1. Orang yang tidak mengamalkan belas kasih kepada manusia, tidak akan mendapatkan kasih sayang Allah

مَن لم يَرحَمِ الناسَ لا يَرْحَمْهُ اللهُ

Barangsiapa yang tidak berlaku kasih sayang kepada sesama manusia, maka Allah tidak akan merahmatinya (HR. Tirmidzi No 1922)

  1. Orang yang tidak berbelas kasih kepada sesama muslim, juga tidak akan mendapatkan kasih sayang Allah

مَن لَمْ يرحَمِ المُسلِمينَ فلنْ يرحَمَه اللهُ

Barangsiapa yang tidak berbelas kasih sayang kepada sesama muslim, maka Allah tidak akan merahmatinya. (HR. Atthabarani Dalam Mu'jam Al Ausath 6/202)

  1. Bahkan orang yang tidak berbelas kasih kepada yang lebih muda, tidak diakui oleh Rasulullah (perbuatannya)

ليس منّا من لم يرحَمْ صغيرَنا

Bukan termasuk (golonganku, ajaranku, sunnahku, umatku), orang yang tidak berbelas kasih kepda yang lebih muda (HR. Suyuthi Jami’ dalam Ash-Shaghir 7672)

  1. Orang yang tidak berbelas kasih, Malaikat juga enggan berbelas Kasih kepadanya. Sebagaimana hadits dalam judul ini.

من لم يرحَمْ مَن في الأرضِ لم يرحَمْهُ من في السَّماءِ

Orang yang hidupnya tidak berbelas kasih kepada penduduk bumi, maka penduduk langit juga enggan berbelas kasih kepadanya.(HR. Adz Zahabi)

والله يتولى الجميع برعايته







1(Tuhfat al-Ahwadzi [6/43]

2(Faidh al-Qadir [3/11]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara