Hadits Ke Dua Puluh Empat Manusia Yang Tertipu Sehingga Merugi Besar

 

 Hadits Ke Dua Puluh Empat  Manusia Yang Tertipu Sehingga Merugi Besar

Rasulullah bersabda :

نِعْمَتانِ مَغْبُونٌ فِيهِما كَثِيرٌ مِنَ النّاسِ: الصِّحَّةُ والفَراغُ

Ada dua nikmat dimana banyak manusia tertipu sehingga tidak bisa memanfaatkannya dengan baik, yaitu sehat dan waktu luang [HR. Bukhari. No 6412]


Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda :

الأمنُ والعافيةُ نِعمتانِ مغبونٌ فيهما كثيرٌ مِن النّاسِ

Kehidupan yang aman dan sehat adalah dua nikmat yang banyak orang bisa memanfaatkannya dengan baik. (HR. Atthabarani dan Ibnu Ady)1


Penjelasan Hadits

Jika kita mau merenungkan nikmat Allah dan menghitungnya, niscaya kita tidak akan mampu. Dalam satu detik ini, kita diberikan nyawa, oksigen lancar, otak bekerja, mata bisa melihat, telinga mendengar, tangan bisa memgang, perut tidak sakit dan seterusnya sampai tidak bisa menemukan kalimat untuk mengungkapkannya. Itulah nikmat yang diberikan Allah. Allah sudah berfirman

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” [QS. Ibrahim : 34]


Berbagai nikmat Allah itu seharuskan kita mensyukurinya dengan memanfaatkannya dengan baik, untuk menambah ibadah dan bertakwa kepada Allah. Sedikitpun nikmat yang terlihat, kita wajib mensyukurinya. Karena mensyukuri nikmat adalah tentang melihat siapa yang memberikan nikmat itu bukan besaran nikmat yang kita rasakan. Rasulullah sudah memperingatkan,

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ

Barangsiapa yang tidak mensyukuri (nikmat) yang sedikit, maka dia sulit untuk mensyukuri (nikmat) yang banyak.” [HR. Ahmad 4: 278]


Nah, dalam hadits di atas, Rasulullah memberikan gambaran bahwa dari sekian banyak nikmat yang diterima manusia, ada dua nikmat yang tidak begitu disadari oleh manusia bahwa itu adalah nikmat sehingga tidak dia tidak bisa memanfaatkan apalagi mensyukurinya, yaitu dua hal, sehat dan waktu luang.


Waktu luang adalah nikmat, catat itu. Kondisi kita tidak sakit adalah nikmat. Catat itu. Dan setiap nikmat pasti akan ditanyakan kelak oleh Allah. Apakah kita sudah mensyukurinya dan memanfaatkannya dengan baik ataukah tidak.

Allah taala berfirman :

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan (yang kamu bermegah-megahan di dunia itu).” [QS. At-Takaatsur: 8]
Jadi kunci tidak bisa bersyukur dan memanfaatkan adalah karena faktor tidak menyadarinya.



Abdul Fattah bin Muhammad dalam Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama menjelaskan, kata "tertipu" dalam hadis ini bermakna merugi.

Banyak manusia yang merugi karena nikmat sehat dan waktu luang. Ada orang yang sehat fisiknya, namun ia seakan tak punya waktu untuk persiapan akhirat karena terlalu sibuk dengan kehidupan dunia.

Ada pula orang yang punya cukup waktu untuk mempersiapkan akhirat, namun fisiknya sedang tidak sehat. Padahal, apabila memiliki keduanya, manusia dapat memanfaatkan waktunya untuk beribadah dan beramal saleh.

Oleh karena itu, apabila diberikan nikmat sehat dan waktu luang, perbanyaklah ketaatan kepada Allah Ta’ala. Sebab, masa sehat akan disusul sakit, dan waktu luang akan disusul kesibukan.


Tips Supaya Bisa Memanfaatkan Nikmat

  1. Sadar bahwa itu adalah nikmat yang tidak.

Sebagaimana keterangan di atas, bahwa letak tidak bisa memanfaatkan apalagi mensyukurinya adalah karena tidak menyadari bahwa itu adalah nikmat. Sebanyak 24 jam waktu yang kita miliki selama 1 hari, setelah dipotong kesibukan kita yang bernilai ibadah itu masih nyisa berapa jam? Itulah waktu senggang kita. Itu nikmat yang kelak ditanyakan Allah. Persiapkan apa jawaban yang kelak kita berikan. Oh ya, kelak mulut terkunci, yang akan menjawab adalah tangan, mata, kaki dan aggota badan kita.

Rasulullah memberitakan bahwa usia rata-rata umatnya adalah 60-70 tahun.

أَعْمَارُ أُمَّتِى مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Usia umatku (Muslim) antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit sekali dari mereka yang melewatinya." [HR Ibnu Majah dan Tirmidzi]

Berdasarkan hadits itu, sekarang posisi kita di usia berapa? Hitunglah sisanya. Itulah kesempatan kita. Oh ya, kematian tidak ada hubungannya dengan muda atau tua.


  1. Menyadari Pentingnya Waktu Dan Sehat

    Waktu

Ibarat berdagang, waktu adalah modal. Waktu adalah umur, ada kuota dan terbatas. Semakin bertambah usia kita berarti semakin dengan dengan masa habis. Ibarat mati adalah batas, maka bertammahnya usia kita adalah langkah untuk mendekati batas itu. Dari pentingnya waktu, Allah taala bersumpah dengannya. Kita bisa lihat dar sekian banyak ayat.

وَٱلصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ ؛ وَٱلضُّحَىٰ ؛وَٱلنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّىٰ ؛ وَٱلۡعَصۡرِ ؛ والليل (وَٱلَّیۡلِ إِذۡ أَدۡبَرَ؛ وَٱلَّیۡلِ إِذَا عَسۡعَسَ؛ وَٱلَّیۡلِ وَمَا وَسَقَ؛ وَٱلَّیۡلِ إِذَا یَسۡرِ؛ وَٱلَّیۡلِ إِذَا یَغۡشَىٰهَا ؛ وَٱلَّیۡلِ إِذَا یَغۡشَىٰ؛ وَٱلَّیۡلِ إِذَا سَجَىٰ)


dan masih banyak lagi ayat yang menerangkan Allah bersumpah dengan waktu. Jika kita hendak menyampaikan perkara penting, kita bersumpah dengan nama Allah, sementara Allah bersumpah menggunakan waktu. Hal ini cukup memberikan pelajaran bahwa waktu itu amat berharga


    Ulama mengakatan, Hari itu ada 5 macam2 :

  1. Yaum Mafqud (hari yang sudah terlewat), dimulai detik barusan

  2. Yaum Maulud (hari yang akan lahir), dimulai dengan detik yang akan kita lewati

  3. Yaum Masyhud (hari saat ini), yakni detik ini

  4. Yaum Mau’ud (hari yang dijanjikan pasti hadir), yaitu hari kematian kita

  5. Yaum Mamdud (hari yang teramat panjang, dan tidak terbatas), yaitu hari kiamat

    Sehat

Tidak dipungkiri oleh siapapun bahwa sehat merupakan nikmat besar bagi seorang kita sebagai manusia. Terlebih dimasa pandemi seperti ini. Isu kesehatan menjadi isu dunia. Kesehatan tidak dapat dibeli, bahwa sekalipun seorang milyarder mampu membeli seluruh macam obat yang ada didunia, tetap tidak bisa membeli kesehatan. Kesehatan adalah pemberian dari Allah, Allah yang memberikan dan kita berkewajiban menjaganya. Banyak Ayat dan hadits yang menjelaskan hal tersebut. Dan perlu diketahui bahwa seseorang pasti akan datang sakit padanya. Dengan menyadari pentingnya kesehatan, maka kita akan bisa memanfaatkan nikmat tersebut.


  1. Mengikuti saran Rasulullah

Agar usia kita bisa maksimal dengan amal, Rasulullah memberikan tips agar bisa menggunakannya. Beliau bersabda

    Berkaitan dengan nikmat waktu, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اغتَنِمْ خمسا قبل خمْسٍ، شبابكَ قبل هِرمكَ، وصِحّتكَ قبل سقمكَ، وغِناكَ قبل فقركَ، وفراغكَ قبل شُغلكَ، وحياتكَ قبل موتكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu; (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu; (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; (5) Hidupmu sebelum datang matimu [HR. Al Baihaqi dan Al Hakim]

والله يتولى الجميع برعايته

















1HR. Atthabarani dalam Al Mu’jam Al Ausath 631 dan Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil Fil Dhu’afa’ 3/71

2Kifayatul Mustafid Fi Irsyadit Tholib, Ami Syihabuddin Syifa’ Suhari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara