Hadits Kedua belas Tidak Ada Pemaksaan dalam Islam

Hadits Kedua belas
Tidak Ada Pemaksaan dalam Islam


[عن جابر بن عبد الله:]
إِنَّ هَذَا الدِّيْنَ مَتِيْنٌ فَأَوْغِلْ فِيْهِ بِرِفْقٍ فَإِنَّ الْمُنْبَتَّ لاَ أَرْضًا قَطَعَ وَلاَ ظَهْرًا أَبْقَى

Dari Jabir Bin Abdillah Ra. Beliau bersabda:
(Sesungguhnya agama ini begitu kokoh maka masuklah ke dalamnya dengan kelembutan karena sesungguhnya orang yang memaksakan diri (dengan mengangkat beban lebih) tidak akan bisa sampai tujuan dan punggungnya pun patah). HR. Al Bazzar dan Al Baihaqi

Makna Hadits

Ibnul Jauzi berkata, syariat Allah dimulai dengan cara yang mudah. Pada era Nabi Nuh, Nabi Shalih dan Nabi Ibrahim, semua syariatnya tergolong mudah, lalu pada era Nabi Musa, syariatnya tergolong berat, begitu juga Nabi Isa. dan kemudian Nabi penutup, Nabi Muhammad membawa syariat yang moderat, syariat yang berat pada era Nabi Musa dan Isa di peringan, dan tidak mengungkit mudahnya syariat Nabi Ibrahim, sehingga syariat Nabi Muhammad menjadi standart syariat.[1]

Dari anas bin malik ra. ia mengatakan: "Telah datang tiga orang menemui istri-istri  Rasulullah . Untuk menanyakan mengenai ibadah beliau. Ketika mereka telah di beritahukan mengenai ibadah Rasulullah , mereka (seolah-olah) sangat sedikit ibadahnya (tidak ada bandingannya dengan ibadah beliau), lalu mereka berkata: bagaimana dengan kita jika di bandingkan dengan (ibadah) Rasulullah . sementara Allah taala telah mengampuni dosa beliau yang terdahulu dan yang akan datang”. salah seorang diantara mereka mengatakan: saya akan menghidupkan malam seluruhnya (shalat malam tanpa tidur). Yang satunya mengatakan: “saya akan berpuasa sepanjang masa dan tidak akan berbuka”, dan yang terakhir mengatakan: saya akan menghindari wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”. Kemudian Rasulullah . datang dan bertanya: apakah kalian yang mengatakan begini dan begini? sesungguhnya saya  lebih bertakwa dan lebih khusyu' kepada Allah Taala di bandingkan kalian, akan tetapi saya tetap berpuasa dan saya juga berbuka, saya juga shalat dan istirahat (berbaring), dan saya juga menikahi perempuan. Barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka dia bukan dari umatku"[2]

Dalam hadits lain yang di riwayatkan oleh imam bukhari dan muslim, Rasulullah ﷺ. melakukan sesuatu dan memberikan keringanan di dalamnya, kemudian ada kaum menjauhkan diri dari hal tersebut. Lalu berita tersebut sampai kepada Rasulullah ﷺ. maka beliau ﷺ berpidato dan memuji Allah Taala, "mengapa kaum menjauh (atau memandang rendah) dari sesuatu yang saya perbuat, demi Allah! sesungguhnya sayalah yang lebih tahu tentang Allah, dan sayalah yang paling khusyu’ kapadaNya. (dibandingkan dengan mereka)[3]

]عن عائشة أم المؤمنين:[ صَنَعَ النبيُّ ﷺ شيئًا تَرَخَّصَ فِيهِ، وتَنَزَّهَ عنْه قَوْمٌ، فَبَلَغَ ذلكَ النبيَّ ﷺ، فَحَمِدَ اللَّهَ وأَثْنى عليه ثُمَّ قالَ: ما بالُ أقْوامٍ يَتَنَزَّهُونَ عَنِ الشَّيْءِ أصْنَعُهُ، فَواللَّهِ إنِّي أعْلَمُهُمْ باللَّهِ وأَشَدُّهُمْ له خَشْيَةً.البخاري (٧٣٠١) واللفظ له، ومسلم (٢٣٥٦(

teguran yang beliau lakukan secara langsung kepada tiga orang tersebut, dan juga kepada kaum saat berpidato, menandakan betapa besar perhatian beliau terhadap umatnya,  khususnya kepada mereka bertiga, dan membantu mereka agar tidak bosan atau jenuh dan berubah keadaannya, maka diantara keramahan dan kelembutannya, Rasulullah mengenai cara atau jalan menuju surga, dan jika mereka mengikutinya mereka akan memasukinya (surga), dengan hal ini maka sempurnalah tujuan atau maksud, dan tercapailah hal yang di inginkan dari melakukan ibadah. Dan pada Hadits kedua, Rasulullah tidak memuji perbuatan kaum yang justru menjauhi Nabi ketika beliau menjelaskan ajaranya ini.  

Allah yang maha tahu mengetahui kekuatan manusia dan kelemahannya dari pada manusia itu sendiri. Setan adalah musuh manusia yang nyata. Semua yang dilakukan setan adalah demi menjatuhkan manusia agar kelak bersamanya di Neraka.

Dinatara salah satu cara yang digunakan setan dalam menjerumuskan manusia adalah membisikinya agar meninggalkan ajaran agama Islam, ia perlihatkan kepada akalnya yang terbatas bahwa Islam adalah agama yang salah, yang pada akhirnya ketika manusia tidak kuat, ia akan mengikuti bisikan itu dan menjadi celaka.

selain itu, cara setan menjerumuskan manusia juga lewat jalan kebaikan, yakni menggoda manusia agar senantiasa beribadah secara maksimal yang terkadang sampai tingkat diatas kemampuan manusia itu sendiri, sehingga akhirnya dia merasakan kelelahan, bosan dan akhirnya dia membenci taat dan meninggalkan beribadah. Akhirnya juga celaka.

Agama Islam ini agama yang kuat dan kokoh. Contoh saja ketika mau sedekah, mau sedekah 1 juta agama Islam menampungnya, ataupun sedekah seisi dunia, Islam juga menampungnya. Mau membaca AlQuran sehari 1 halaman boleh, mau 1 hari 10 khataman juga diperbolehkan, Islam sangat kuat. Oleh karena itulah, Allah dan Rasulnya memberikan tips kepada setiap muslim dalam menjalanlan agama sehingga medapatkan keridhaan Allah yang Maha Mulia.

Imam Ghazali berkata, hadits ini menganjurkan kepada seseorang agar tidak mengerjakan amal ibadah secara frontal diluar kebiasaannya, karena hal itu selain tidak sesuai dengan tabiat manusia itu sendiri, efeknya adalah justru amal itu akan terputus (tidak dikerjakan lagi). dan sebaiknya jika ingin meningkatkan kuantitas ibadah, lakukanlah secara perlahan-lahan dan bertahap sampai akhirnya menjadi kuat dan terbiasa. Sebagaimana anak kecil yang masih pertama kali belajar, ia harus menahan beban dengan tidak bermain dan beban ilmu yang harus dicapai, namun jika itu dilakukan secara perlahan dan bertahap, sehingga pikirannnya terbuka dan mendapat nikmat ilmu, maka akhirya dia harus bersabar untuk lengah dari selain ilmu.[4]

Dalam hadits lain disebutkan 
إنَّ هَذا الدِّيْنَ يُسْرٌ ، وَلَن يُشاد هَذا الديْنَ أحدٌ إلا غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وأبْشِرُوا ....
“Sesungguhnya agama (Islam) ini mudah. Dan tidaklah seseorang mempersulit agama ini dengan cara memaksakan dirinya untuk melakukan ibadah-ibadah yang tidak sanggup ia lakukan, melainkan agama ini akan mengembalikannya ke jalan kemudahan dan pertengahan. Maka hendaklah kalian beramal secara proporsional (pertengahan) dan berusahalah menyempurnakan amal ibadah secara optimal dan berikanlah kabar gembira…[5]


Tanda Berlebihan

Apapun hal yang dilakukan secara berlebihan memanglah tidak baik untuk dikerjakan baik dalam pandangan agama Islam ataupun di mata Masyarakat.

Yusuf Al-Qaradhawi dalam al-Shahwah al-Islamiyah baina al-Juhud wa al-Tatharruf[6] menyebutkan setidaknya ada lima tanda seseorang telah bersikap berlebihan dalam beragama:
1. Fanatik pada satu pendapat dan tidak mengakui pendapat yang lain.
2. Sering mewajibkan sesuatu yang tidak pernah diwajibkan oleh Allah Taala.
3. Bersikap keras dan kasar
4. Sering berburuk sangka dan gampang menuduh.
5. Mudah mengkafirkan orang lain.

Itulah 5 contoh sikap yang berlebihan yang tidak boleh dilakukan dan harus kita hindari dalam urusan beragama. Selain merugikan diri sendiri, tentunya kita juga bisa merugikan orang lain. Segala sesuatu yang berlebihan itu berawal dari nafsu yang terus saja membara yang akhirnya mengantarkan kita kepada suatu hal yang buruk. Maka dari itu, mari kita benahi diri agar tidak berlebihan mengerjakan sesuatu atau menangani sesuatu, baik dalam urusan beragama, politik, bermasyarakat, percintaan, makan, dan lain sebagainya. Karena kita tahu, Allah Taalatidak menyukai sesuatu yang berlebihan.

والله يتولى الجميع برعايته


[1] Faidhul Qadir 2/544
[2] HR. Ibnu Hibban 317
[3] HR. bUkhari 7301 dan Muslim 2356
[4] Faidhul Qadir 2/544
[5] HR. Ibnu Hibban 351
[6] Hal 39-53

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kesembilan Mengusahakan Sesuatu dengan Jalan Maksiat

HADITS KE DUA Arwah adalah Bala Tentara