Postingan

Entri yang Diunggulkan

ETIKA MERAWAT JENAZAH DAN PERMASALAHANNYA

MATI DAN HUKUMNYA a)       KEADAAN MANUSIA Sebagaimana disyariatkan Allah Taala, bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada hak dan kewajiban diantara anggota masyarakat yamng harus dipenuhi, baik di sebagai individu maupun anggota Masyarakat. Salah satu dari kewajiban tersebut adalah apabila ada diantara anggota masyarakat meninggal, maka adalah menjadi kewajiban bagi yang hidup untuk mengurus dan merawat jenazahnya dengan tata cara yang telah diajarkan oleh rosulullah SAW. Dan bedosa apabila kita tidak merawatnya dengan tata cara  yang telah diajarkan oleh beliau. Adapun kewajiban kita dalam merawat jenazah adalah: Memandikan, mengafani, mensholatkan dan menguburnya. Ke empat hal ini wajib kita lakukan bila ada yang meninggal bukan karena jihad fi sabilillah atau bukan bayi yang meninggal sejak di kandungan. Namun jika demikian maka kita tidak wajib memandikan dan hanya wajib mengafani, mensholatkan dan menguburnya. b)    ...

HADITS KE 29 Keutamaan Wiridan

  HADITS KE 29 Keutamaan Wiridan عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عَنهُمَا قال: قال رَسُولُ الله ﷺ: «مَنْ عَجَزَ مِنكُمْ عَن اللَّيْلِ أن يُكَابِدَه، وبَخِلَ بِالمَالِ أن يُنْفِقَهُ، وجَبُنَ عَن العَدُوِّ أن يُجَاهِدَهُ، فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِ الله» .البيهقي في شعب الإيمان ٥٠٨ Artinya Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa di antara kalian tidak mampu melawan (kantuknya) di malam hari untuk (bangun shalat), dan ia kikir terhadap hartanya untuk diinfakkan, serta ia penakut terhadap musuh untuk berjihad, maka hendaklah ia memperbanyak dzikir kepada Allah.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman, no. 508) Takhrij Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’ab al-Iman (no. 508).  Juga diriwayatkan Al Bazzar no 4904 dan Thabarani no 11121.  Sanad: Al-Baihaqi → Abu Abdullah al-Hakim (al-Hafizh) & Abu Sadiq al-‘Attar → Abu al-‘Abbas Muhammad bin Ya‘qub → al-Hasan bin ‘Ali bin ‘Affan → ‘Ubaidullah bin Musa → Isra’il → A...

HADITS KE 28 Tidak Ada yang Menjaga Wudhu Kecuali Orang Beriman

  HADITS KE 28 Tidak Ada yang Menjaga Wudhu Kecuali Orang Beriman عن أبي هريرة؛ أن رسول الله ﷺ قَالَ «إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ (أَوِ الْمُؤْمِنُ) فَغَسَلَ وَجْهَهُ، خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مع الماء (أو مع آخر قطر الماء) فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ (أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ) فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ (أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاء) حَتَّى يَخْرُجَ نقيا من الذنوب». Artinya Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila seorang hamba yang Muslim (atau Mukmin) berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya, maka keluarlah dari wajahnya setiap dosa yang pernah dilihat oleh kedua matanya bersama air (atau bersama tetesan terakhir air). Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa yang pernah dilakukan oleh tangannya bersama air (atau bersama tetesan terakh...

HADITS KE 27 Jangan Meniru Orang Kafir

  HADITS KE 27 Jangan Meniru Orang Kafir حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، نَا أَبُو النَّضْرِ ،  نَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتٍ ،  نَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ ،  عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ ،  عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.» رواه أبو داود Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abi Syaibah , telah menceritakan kepada kami Abu al-Naḍr , telah menceritakan kepada kami Abd al-Raḥman bin Tsabit , telah menceritakan kepada kami Ḥassan bin Aṭiyyah , dari Abi Munib al-Jurasyi , dari Ibnu Umar , ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, no. 4031) Takhrij Hadits Hadits ini diriwayatkan oleh beberapa imam hadits: 1. Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud, Kitab al-Libas, Bab fi Libas asy-Syuhrah, No. 4031 2. Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad, No. 5114 3. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, No. 33012 4. Al-Thabarani dalam al...