Hadits Ketujuh Menjenguk Orang Sakit dan Mengunjungi Saudara
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r:
)مَنْ
عَادَ مَرِيْضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِى اللهِ نَادَاهُ مُنَادٍ: أَنْ طِبْتَ
وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْـزِلاً( [1]
Dari Abu Hurairah t. Ia berkata: Rasulullah r bersabda :
(Barang
siapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya fillah maka ada
malaikat memanggil: “Semoga hidupmu indah, perjalananmu menyenangkan dan semoga kamu bertempat di
salah satu tempat yang
tinggi di surga)
***
Islam mengajarkan peduli terhadap orang lain, terlebih kepada saudara
Islamnya baik itu sedang mendapatkan nikmat kebahgiaan dengan mengucapkan
selamat, ikut merasa senang dan lain-lain, terlebih saat-saat susah dan
tertimpa musibah. Berbuat baik dengan sesama adalah satu dari indikator
ketekaqwaan seseorang.
Menjenguk dan mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia yang
sangat dianjurkan, terutama bagi orang yang masih memiliki hubungan dekat,
seperti saudara, teman, tetangga, guru, murid dan lain sebagainya.
Bagi umat Islam, menjenguk orang sakit merupakan sebuah kewajiban yang
harus dilakukan karena hal ini bagian dari salah satu hak bagi seorang muslim
terhadap muslim lainnya yang perlu ditunaikan. Dalam hadits riwayat Imam Muslim
dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda,
حَقُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟
قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا
اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ،
وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
“Hak seorang muslim terhadap muslim lainya ada enam. Sahabat bertanya:
Apa saja, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Bila engkau bertemu dengannya
maka ucapkanlah salam, bila ia mengundangmu maka hadirilah, bila ia meminta
nasihat maka nasihatilah, bila ia bersin dan memuji Allah (mengucap:
alhamdulillah) maka jawablah (dengan mengucapkan: yarhamukallah), bila ia sakit
maka jenguklah, dan bila ia meninggal dunia maka antarkanlah (jenazahnya hingga
makam).”
Menjenguk orang sakit merupakan kebiasaan Nabi ﷺ, para
sahabat dan ulama salaf. Nabi ﷺ sangat memperhatikan
keberadaan para sahabatnya. Apabila ada di antara sahabat yang tidak hadir ke
masjid selama tiga hari, Nabi ﷺ menanyakan keberadaan sahabat
tersebut kepada sahabat yang lain. Jika Nabi ﷺ diberitahu bahwa sahabat
tersebut sakit, maka beliau langsung seketika berangkat seraya mengajak sahabat
yang lain untuk menjenguknya.
Orang yang menjenguk saudaranya yang sakit mendapatkan pahala yang besar
dan derajat yang tinggi, dikarenakan kerelaan hatinya untuk peduli terhadap
orang lain. Orang yang menjenguk yang sakit pastilah berkorban, baik waktunya,
ribetnya saat berada diperjalanan dan tentu merelakan uangnya untuk transport
dan oleh2 untuk yang sakit agar merasa lega. Kebesaran hati itulah yag dilihat
Allah.
Pahala Menjenguk Orang sakit
1. Mengikuti perintah Rasulullah ﷺ, dan ini
adalah bagian dari bentuk taqwa kepada Allah.
Dari
Barra’ Bin Azib ia berkata, Rasulullah ﷺ telah memerintahkan kepada
kami untuk mengerjakan tujuh perkara, dan melarang dari tujuh perkara, lalu ia
menyebutkan: (1) Menjenguk orang sakit (2) Mengantar jenazah (3) Mendoakan orang bersin (4) Menjawab salam
(5) Menolong orang yang teraniaya (6) Mendatangi undangan (7) Menunaikan sumpah.[2]
2. Mendapat limpahan rahmat dan ampunan
Dari Ali Ra berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda: “Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang
sakit), maka dia berjalan di (tempat) pemetikan buah-buahan Surga sampai dia
duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan sangat
banyak.”[3]
3.
Selama
menjenguk, sebenarnya ia sedang bersama Allah.
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ،
كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ، قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ
عَبْدِي فُلاَنًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ
لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ ...
Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman pada
hari kiamat: Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku. Ia
berkata: Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan alam
semesta? Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan sakit tapi
engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu, bila menjenguknya niscaya
engkau akan mendapati-Ku ada di sisinya?[4]
4.
Mendapat
doa Malaikat Sebagaimana hadits di atas.
Selain 4 hal di atas, masih ada puluhan hadits yang
menjelaskan keutamaan menjenguk orang sakit yang menunjukkan pentingnya
hal itu.
Adab Menjenguk
Selain mendapatkan banyak pahala, tak kalah pentingnya adalah menjaga
adab saat menjenguk, karena peniadaan adab bisa menyebabkan ruh syariat anjuran
iyadatul maridz menjadi hilang, sehingga tidak mendapatkan apa yang
diinginkannya, diantara adab yang harus diperhatikan adalah:
1.
Menanyakan Perkembangan Keadaannya
Tidak
cukup hanya datang lantas berpamitan pulang, ketika menjenguk orang sakit, kita
dianjurkan untuk menanyakan bagaimana perkembangan keadaannya. Hal ini sesuai
dengan ajaran Islam untuk saling berempati terhadap sesama. Rasulullah ﷺ bersabda,
تمامُ
عيادةِ المريضِ أن يضَعَ أحدُكم يدَه على جبهتِه أو قال على يدِه فيسألَه كيفَ هو
وتمامُ تحيَّتِكم بينكُم المصافَحةُ
Kesempurnaan
menjenguk orang sakit adalah dengan meletakkan tangan ke keningnya atau di tangannya
lalu menanyakan perkembangan keadaannya, dan kesempurnaan penghormatan diantara
kalian adalah adalah dengan bersalaman.[5]
2.
Memberinya Harapan untuk Sembuh
Selain
menanyakan perkembangan kondisinya, kita juga dianjurkan untuk senantiasa
memberinya harapan agar lekas sembuh dan sehat kembali. Hal itu bisa memberikan
energi dan semangat yang luar biasa bagi yang sakit untuk sembuh dari penyakit
yang dideritanya.
Dari
Abi Said Al Khudzri, Rasulullah ﷺ bersabda,
]عن أبي سعيد الخدري:[
إذا دخلتُم على المريضِ فنفِّسوا لهُ في
أجلِه، فإنَّ ذلِك لا يرُدُّ شيئًا، وَهُوَ يطيِّبُ نفسَ المريضِ
“Jika
kalian menjenguk orang sakit, berilah ia harapan panjang umur, karena yang
demikian itu tidak menolak apapun dan hal itu bisa menjadikan kondisi
kesehatannya membaik”.[6]
Dalam
riwayat Bukhari dari sahabat Abdullah Bin Abbas, bahwa Rasulullah ﷺ pernah menjenguk seorang badui yang sedang
sakit, dan menjadi kebiasaan Rasulullah ﷺ ketika menjenguk mengucapkan, “Gak apa-apa, segera bersih in
sya Allah”[7]
]عن عبدالله بن عباس:[
أنَّ النبيَّ ﷺ دَخَلَ على أعْرابِيٍّ يَعُودُهُ، قالَ: وكانَ النبيُّ ﷺ إذا دَخَلَ على مَرِيضٍ يَعُودُهُ قالَ:
لا بَأْسَ، طَهُورٌ إنْ شاءَ اللَّهُ فَقالَ له: لا بَأْسَ طَهُورٌ إنْ شاءَ
اللَّهُ
3.
Mendoakannya
Dengan
memanjatkan doa, sebenarnya kita sedang bertawakkal kepada Allah karena
penyakit dan juga musibah yang manusia alami merupakan kondisi yang datangnya
dari Allah sebagai penguasa alam. Walaupun memberikan musibah ataupun sakit,
Allah Taala jugalah yang akan mengobati penyakit tersebut.
Diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dari Sayyidah Aisyah Ra dalam kitab shahih-nya bahwa
Rasulullah ﷺ pernah menjenguk sebagian ahlinya, ia
mengusap dengan tangan kanannya lalu berdoa:
اللَّهُمَّ رَبَّ النّاسِ أذْهِبِ الباسَ،
اشْفِهِ وأَنْتَ الشّافِي، لا شِفاءَ إلّا شِفاؤُكَ، شِفاءً لا يُغادِرُ سَقَمًا) البخاري)
“Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah
penyakitnya. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah Maha Penyembuh. Tiada yang
dapat menyembuhkan penyakit kecuali Engkau dengan kesembuhan yang tidak
menyisakan rasa nyeri”[8]
Selain
doa di atas, kita juga bisa mendoakan kesembuhan dengan menyebut langsung nama
orang yang sakit. Ini dilakukan oleh Rasulullah ﷺ
saat menjenguk Sa’ad bin Abi Waqash sebagaimana riwayat Imam Muslim
berikut. Hanya saja kita mengganti nama Sa’ad dengan nama orang yang sakit di
hadapan kita.
اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ
اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا
“Ya
Allah, sembuhkan Sa‘ad. Ya Allah, sembuhkan Sa‘ad. Ya Allah, sembuhkan Sa‘ad,”[9]
4.
Minta doa darinya
Selain
kamu mendoakan kesembuhannya, kamu juga dianjurkan untuk minta doa darinya,
karena doa orang sakit itu seperti doanya Malaikat.[10] . Rasulullah ﷺ bersabda,
إذا دخلتم على المريض فإن استطعتم أن يدعو
لكم فإنه قد حرك
“Ketika
kalian menjenguk orang sakit, maka jika bisa upayakan dia mendoakanmu, karena
sesungguhnya dia telah bergerak”[11]
5.
Menuruti Keinginannya
Dalam
Sunan Ibnu Majah diceritakan Rasulullah ﷺ menemui seorang lelaki yang beliau jenguk, lalu beliau
bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu? Mau kue?” lelaki itu menjawab
“Ya”. Rasul ﷺ. pun mencarikan kue untuknya.
]عن عبدالله بن عباس:[
أنَّ النَّبيَّ ﷺ عادَ رجُلًا فقالَ لَه: ما تشتَهي؟ فقالَ: أشتَهي خبزَ بُرٍّ فقالَ النَّبيُّ ﷺ: من كانَ عندَه خبزُ بُرٍّ، فليبعَثْ إلى أخيهِ، ثمَّ قالَ
النَّبيُّ ﷺ: إذا اشتَهى مريضُ أحدِكم شيئًا فليطعِمهُ
Dari
Abnu Abbas RA, bahwa Nabi ﷺ menjenguk
seseorang, lalu bertanya, apa yang kamu inginkan? Ia menjawab, “aku ingin kue”
lantas Rasulullah ﷺ berkata, siapa yang punya kue hendaknya segera
memberikan kepada saudaranya” kemudian beliau bersabda, “ketika orang yang
sakit menginginkan sesuatu, hendaklah ia menurutinya”[12]
6.
Membantu Talqin Jika Kondisinya Telah
Kritis
Mentalqin
atau membantu orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat
syahadat Laa Ilaha Illa Allah merupakan sunnah bagi orang yang berada di
sisinya sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
لقنوا موتا كم لا إله إلا الله
“Tuntunlah
seorang yang akan meninggal dunia dengan Laa Ilaha Illa Allah”[13]
7.
Mengajak untuk masuk ke dalam Islam
jika yang dijenguknya adalah non muslim.
]عن أنس بن مالك:[
كانَ غُلامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النبيَّ ﷺ، فَمَرِضَ، فأتاهُ النبيُّ ﷺ يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ،
فَقالَ له: أسْلِمْ، فَنَظَرَ إلى أبِيهِ وهو عِنْدَهُ فَقالَ له: أطِعْ أبا
القاسِمِ ﷺ، فأسْلَمَ، فَخَرَجَ النبيُّ ﷺ وهو يقولُ: الحَمْدُ لِلَّهِ الذي أنْقَذَهُ
مِنَ النّارِ.
Adalah
seorang pemuda Yahudi yang bertugas menjadi pembantu rasulullah ﷺ, suatu ketika sakit, Ralulullah ﷺ pun datang menjenguknya, lalu beliau duduk
di samping kepalanya, lalu berkata, “masuklah Islam!, pemuda itu lantas melihat
kepada bapaknya yang sedang berada di sampingnya, bapaknya berkata, “ikutilah
perintah Abal Qasim ﷺ, maka ia
masuk Islam. Kemudian Rasulullah ﷺ keluar rumah seraya mengucapkan, segala puji bagi Allah yang
telah menyelamatkannya dari Neraka”[14]
Adab Orang Sakit
Diantara nikmat yang kerap terlupakan selain waktu senggang adalah
kesehatan. Ini hampir serupa dengan nikmat cahaya ketika sudah berada di
kegelapan. Seseorang akan merasakan betapa mahalnya sehat tatkala sakit. Ketika
sedang sakit, memang tidak ada gunaya menyesal dan mengeluh atas keadaan yang
sedang menimpanya, namun yang paling masuk akal adalah dengan menjadikan moment
tersebut sebagai ladang pahala bagi yang mengalaminya.
Imam Ghazali dalam kitabnya, Al Adab Fid Din, telah memeberikan tips
(adab) yang seyognyanya dilakukan oleh orang saat menderita sakit, diantaranya
adalah :
1. Memperbanyak mengingat mati (Al Iktsar mi dzikril
Maut).
Memang
tidak selalu sakit menghantarkan kematian, namun kebanyakan mati di dahului
oleh sakit oleh karena itu, saat sakit. Inilah moment yang tepat untuk
mengingatkan seseorang akan kembali kepada-Nya, dan karena itu saat hidup di
dunia ini sangat perlu untuk mempersiapkannya. Kendati demikian, ingat kematian
dianjurkan setiap saat. Bukan hanya saat sakit, namun karena keterbatasan
seseorang, ia bisa menggunakan moment tertentu seperti sedang berziarah atau
sakit.
2. Memantapkan diri untuk bertaubat.
Sakit
menjadi moment yang sangat tepat untuk menyesali kesalahan yang kerap dilakukan
justru saat sehatnya.
3. Tidak berhenti memuji Allah.
Memanjatkan
kerendahan diri dan bersikap tawadlu kepada Allah, dan menganggap bawha sakit
bukanlah semata penderitaan, namun jembatan yang bisa menghubungkan kembali
dirinya kepada Allah.
4. Menampakkan diri sebagai pribadi yang lemah dan
butuh kepada Allah.
Sakit
adalah diantara sekian banyak indikator kelemahan manusia. Pada saat sakit,
sudah selayaknya seseorang menjadikannya penegasan atas kelemahan dirinya.
5. Berobat namun tetap tidak meninggalkan permohonan
kesembuhan kepada Yang menciptakan Obat.
Ketika
sakit juga tetap dianjurkan untuk melakukan ikhtiar kesembuhan, yang pada saat
bersamaan juga tidak melupakan memohon kesembuhan dari Allah yang hakikatnya
Dialah Sang Penyembuh dan Pembuat obat.
6. Menampakkan Syukur ketika sedang kuat.
Artinya
sisa energi yang masih ada pada saat sakit adalah nikmat yang harus tetap
disyukuri, karena itu anugerah kesehatan ditengah kondisi sakit. Bandingkan
ketika ia sedang tertimpa sakit yang menyebabkan koma alias tidak sadarkan diri
7. Sedikit mengeluh.
Mengeluh
adalah sifat manusiawi, namun menjadi tidak wajar ketika itu diumbar terus
menerus, karena selain tidak memberikan efek positif yang signifikan, bisa
memperkeruh kejiawaan bagi dirinya juga orang yang menolongnya.
8. Menghindari jabat tangan.
Kalimat
ini bisa dimaknai secara luas, terlebih bagi yang mengidap penyakit menular, harus
sadar dirinya ada potensi menularkan penyakit. Artinya, ia tidak boleh
melakukan aktifitas yang membuat orang lain tertular, terutama kontak fisik.
Namun jika yakin tidak menular, maka diperbolahkan.
Semoga kita senatiasa diberikan kesehatan lahir
batin. Bisa mengambil peluang disemua keadaan. Disaat sehat bisa memaksimalkan
ibadah, dan disaat tertimpa sakit tetap bersabar dan mendapat pahala. Amin
والله يتولى الجميع برعيته
[1] HR. Tirmidzi, no 2008; HR Ibnu
Majah No 1443
[2] HR.
Bukhari no 2445
[3] HR.
Tirmidzi no.969, Ibnu Majah 1/444
[4] HR
Muslim no 6648
[5] HR.
Tirmidzi no 2731 Dari Abi Umamah Al Bahili
[6] HR. Imam Baihaqi no 3056 / 6 dari Abi Said Al Khudzri
[7] HR. Bukhari 3616 dari Abdullah bin Abbas Ra.
[8] HR. Bukhari no5743 dari Sayyidah Aisyah Ra.
[9] HR Muslim 1627 Dari Saad Bin Abi Waqqash
[10] Fathul Bari Libni Hajar Hal. 121 /10
[11] HR. Abu Nuaim dalam Hilyatul Aulia, Hal. 208/2
[12] HR. Ibnu Majah no 3440
[13] HR. Muslim no 916 Dari Abi Said Al Khudzri
Komentar
Posting Komentar