Hadits Kedua Puluh Tiga Jujur dan Dusta
Hadits Kedua Puluh Tiga Jujur dan Dusta
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ :
إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ, وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا. وَعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ, وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ وَيَتَحَرَّي الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا
Dari Abdullah bin Mas’ud Ra. beliau berkata : Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian berbuat dusta karena sesungguhnya perbuatan dusta dapat mengantarkan pada kemaksiatan dan kemaksiatan dapat mengantarkan pada neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan (bahkan) berusaha menetapinya maka ia dicatat di hadapan Allah sebagai pendusta. Tetapilah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran dapat membimbing pada kebaikan dan kebaikan dapat membimbing pada surga. Sungguh seseorang yang senantiasa jujur dan dia terus berupaya menetapinya maka ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur” (HR Abu Daud No 4989)
Arti Istilah
الصِّدْقَ : Jujur/benar, kesesuaian (perkataan) dengan kejadian perkara. Seseorang dikatakan jujur bila yang dikatakannya sesuai (sama) dengan fakta nyatanya. Pada asalnya, الصِّدْقَ hanya dipakai untuk kesesuaian informasi yang disampaikan lewat perkataan dikaitkan dengan kebenaran fakta kejadian perkara. Pada perkembangannya, الصِّدْقَ dipakai untuk i’tiqad (keyakinan), untuk menunjukkan keyakinan yang benar dan keyakinan yang dusta / keliru. الصِّدْقَ juga dipakai untuk perbuatan anggota tubuh, yaitu ketika perbuatan anggota tubuh sesuai dengan perkataan, janji atau keyakinannya.
صِدِّيقًا : orang yang jujur. Paling tidak ada tiga pengertian orang yang jujur ini, yaitu: orang yang banyak perbuatan/perkataan jujurnya; atau orang yang tidak pernah berdusta; atau orang yang benar perkataan dan keyakinannya dan dibuktikan dengan benarnya perbuatan anggota tubuh.
الْكَذِبَ lawan dari kata الصِّدْقَ. Bohong / dusta. lawan dari kata صِدِّيقًا. Orang yang bohong / dusta.
الْبِرِّ : adalah kalimat yang membawahi seluruh kebaikan.
الْفُجُورَ : Kejahatan yang dilakukan dengan merobek batas tabir agama. atau keluar dari ketaatan kepada Allah. Al-Fajir adalah orang yang hidup di dunia banyak berbuat dosa dengan melanggar / merobek aturan aturan agama.
Penjelasan Hadits
Ada dua sifat penting yang dikabarkan Rasulullah ﷺ dalam hadits ini yakni sifat sidiq yang akan menjadi jalan menuju surga dan sifat kidzb yang menjadi jalan menuju neraka.
Kejujuran adalah salah satu akhlak paling mulia dan berada di tingkat tertinggi, yang menjadi salah satu sebab seseorang bisa selamat di dunia akhirat. oleh karena itulah Allah mendorong kita untuk memiliki sifat tersebut. Allah berfirman :
{يا أَيُّها الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصّادِقِينَ}
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar” [QS. At Taubah : 119]
Dalam hadits ini Rasulullah mengajarkan kita untuk jujur dan mencintai kebenaran. Beliau menginformasikan tentang pahala dan status orang-orang yang jujur agar membuat kita untuk mengamalkannya. Beliau mengatakan bahwa kejujuran dapat membimbing kita pada jalan semua kebaikan (Al Birr). Al Birr adalah istilah yang mencakup seluruh istilah kebaikan. Jujur bisa berupa ucapan, keyakinan dan perbuatan. Dan beliau juga mengabarkan bahwa kejujuran dapat membimbing kita menuju surga. Allah berfirman:
إِنَّ الْأَبْرارَ لَفِي نَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan [QS. Al Infithar : 13]
Dan bahwa seseorang yang senantiasa jujur baik secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, jujur dalam niatnya, dan menghindari lawannya, yaitu berbohong, maka sifat jujur akan menjadi dominan dalam seluruh perbuatannya sehingga ia sampai pada puncak kejujuran, dan kelak akan dibangkitkan bersama golongan siddiqin dan mendapatkan pahalanya.
Kemudian Rasulullah ﷺ juga memperingatkan kita untuk menjauhi dusta, yaitu perkataan yang batil, dan mengatakan selain dari yang sebenarnya. Dusta yang paling besar adalah berbohong terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya ﷺ. Beliau menjelaskan konsekuensi dari ketidakjujuran, bahwa dusta dapat mengantarkan seseorang pada perbuatan fujur (lawan kata al birr) yakni maksiat dan maksiat itu mengarah ke api neraka. Beliau mengatakan bahwa seseorang yang senantiasa dan berusaha menepatinya, ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta, dan dia akan dihakimi dengan itu.
.Keutamaan Sifat Jujur
Jujur adalah sifat mulia, di bawah ini hanya beberapa keterangan terkait dengan keutamaan sifat jujur, diantaranya adalah:
Jalan ke Surga
Dekat Dengan Para Nabi [QS An Nisa: 69-70]
Mendapat Derajat Tinggi [QS Al Maidah : 119]
Dicintai Allah dan RasulNya
Mendatangkan Pahala dan Ampunan Dosa [QS. Al Ahzab: 35]
Mendapat Pertolongan dan Doa Dikabulkan [QS Ath Thalaq: 2-4]
Menjadi Teladan yang Baik [QS Al Ahzab: 21]
Terhindar Dari Munafik
Mendapat Keberkahan
Melahirkan Ketenangan. Dalam hadits dikatakan “Tinggalkanlah apa apa yang meragukanmu dengan mengerjakan apa apa yang tidak meragukanmu, sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan sesungguhnya kedustaan akan mengantarkan kepada keraguan atau kebingungan” .[HR At Tirmidzi no 2518]
Merasakan Bahagia. Dalam Hadits disebutkan “Ada empat hal, yang mana jika dia ada pada dirimu maka kamu tidak akan susah dan tidak akan ditinggalkan dunia: menjaga amanat, bicara jujur, berakhlak mulia, dan kesucian diri." (HR Imam Ahmad No 6365).
Menghindarkan Dari Bahaya
Disukai Semua Orang
Memiliki Banyak Teman atau Saudara
Mendapat Kebaikan Untuk Diri Sendiri Maupun Orang Lain
Dampak Negatif Sifat Dusta
Perilaku dusta tentu membawa dampak negatif bagi pelakunya, Diantaranya ada 7 Dampak negatif dari sudut pandang masyarakat maupun sudut pandang agama seperti di dibawah ini:
Dusta dapat menimbulkan murka dan laknat Allah [QS. Al- Baqarah ayat 10]
Kehilangan kepercayaan oleh orang sekitar, terutama keluarga, teman ataupun sahabat.
Dapat menyebabkan pelakunya masuk neraka sebagaimana hadits di atas
Dijauhi teman atau dikucilkan di dalam pergaulan
Dusta atau bohong menandakan ciri orang munafik
Dusta menandakan orang tersebut tidak punya karakter orang yang bertanggung jawab.
Hilangnya petunjuk dari Allah [QS. Al- Mu’min ayat 28]
والله يتولى الجميع برعايته
1
Komentar
Posting Komentar