HADITS KE 29 Keutamaan Wiridan
HADITS KE 29
Keutamaan Wiridan
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عَنهُمَا قال: قال رَسُولُ الله ﷺ: «مَنْ عَجَزَ مِنكُمْ عَن اللَّيْلِ أن يُكَابِدَه، وبَخِلَ بِالمَالِ أن يُنْفِقَهُ، وجَبُنَ عَن العَدُوِّ أن يُجَاهِدَهُ، فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِ الله».البيهقي في شعب الإيمان ٥٠٨
Artinya
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa di antara kalian tidak mampu melawan (kantuknya) di malam hari untuk (bangun shalat), dan ia kikir terhadap hartanya untuk diinfakkan, serta ia penakut terhadap musuh untuk berjihad, maka hendaklah ia memperbanyak dzikir kepada Allah.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman, no. 508)
Takhrij
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’ab al-Iman (no. 508). Juga diriwayatkan Al Bazzar no 4904 dan Thabarani no 11121.
Sanad:
Al-Baihaqi → Abu Abdullah al-Hakim (al-Hafizh) & Abu Sadiq al-‘Attar → Abu al-‘Abbas Muhammad bin Ya‘qub → al-Hasan bin ‘Ali bin ‘Affan → ‘Ubaidullah bin Musa → Isra’il → Abu Yahya al-Qattat → Mujahid → Ibnu ‘Abbas → Rasulullah ﷺ.
Status Hadits: Dhaif
Al-Baihaqi sendiri dalam Syu‘ab al-Iman (2/27 no. 508) menyebutkannya tanpa menguatkan, menunjukkan beliau meriwayatkan dalam bab fadhail al-a‘mal yang biasanya lebih longgar. Al-‘Iraqi menyebut sanadnya dha‘if karena adanya Abu Yahya al-Qattat. Al-Munawi mengutip hadits ini dan juga menyebutkan kelemahan sanadnya.
Sanad hadits ini dha‘if karena adanya Abu Yahya al-Qattat. Namun, maknanya shahih dan didukung oleh dalil-dalil lain (QS. Al-Ahzab: 41, hadits-hadits tentang keutamaan dzikir dalam Shahih Bukhari-Muslim dan lainnya). Dan bisa diamalkan.
Penjelasan Hadits
Setiap orang ingin dekat dengan Allah. Tapi tidak semua punya kekuatan yang sama. Ada yang tubuhnya kuat, sanggup bangun malam untuk shalat tahajjud. Ada yang tangannya ringan memberi, hartanya mengalir untuk orang lain, rekeningnya tidak ada passwordnya. Ada pula yang sangat pemberani, bahkan mengalahkan singa, hingga siap maju ke medan jihad 24 jam.
Namun, tidak semuanya demikian. Ada hamba yang kantuk-nya lebih kuat dari cita-citanya, hingga malamnya pulas meski alarm sudah diset lima lapis. Ada pula yang hatinya lebih miskin dari hartanya sehingga dia disebut kikir dan bakhil. Ada pula yang mentalnya pengecut, seperti lilin di hadapan api, dia meleleh sebelum terbakar, sehingga dia menyandang sebagai seorang introvert. Itu semua adalah kelemahan. Namun dalam hadits ini, Rasulullah ingin memberikan solusi dari itu semua. Solusi ini sederhana namun dampaknya sangat besar, yaitu dengan perbanyak berdzikir kepada Allah. Dengan berdzikir, orang malas akan menjadi giat, orang bakhil akan menjadi dermawan, dan orang penakut akan menjadi pemberani. Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki menegaskan:
“الذّكْرُ يُهَذِّبُ الأخْلَاقَ ويُرَقِّقُ الطِّبَاعَ وَيُصْلِحُ الحَالَ”
“Dzikir dapat membersihkan akhlak tercela, melembutkan watak keras, dan memperbaiki keadaan.”
Apa itu Dzikir?
Secara bahasa, dzikir berarti mengingat. Lawannya adalah ghaflah (lupa, lalai). Dalam istilah syariat, dzikir diartikan sebagai:
“حُضُورُ القَلْبِ مَعَ المَذْكُورِ باللِّسَان أو بالقلب.”
Menghadirkan hati bersama Allah, baik melalui lisan maupun hati.
Al-Qur’an menekankan dzikir dalam berbagai bentuk redaksi, misalnya:
اذكروا الله، يذكرون الله، فاذكروني أذكركم
Dan Allah berfirman:
"فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ"
“Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 152)
Jenis Dzikir
Dzikir bisa sangat beragam, tergantung sudut pandang. Dalam hadits yang kita bahas, yang ditekankan adalah dzikir dengan lisan atau wiridan. Alasannya sederhana: ini bentuk dzikir yang paling minim, tapi sekaligus mengajari hati untuk selalu mengingat Allah.
Abi Ihya pernah menjelaskan, agar wiridan efektif, ada dua syarat minimal:
Mata terbuka – agar sadar dan fokus pada dzikir.
Bersuara – lisan bergerak menuntun hati untuk hadir.
Dengan memenuhi dua syarat ini, dzikir tidak hanya menjadi rutinitas lisan, tetapi juga menghidupkan hati dan menanam kesadaran ruh dalam setiap gerak dan nafas kita.
Keutamaan Dzikir
Menurut Abi KH. M. Iyya Ulumiddin, dzikir lebih sempurna daripada fikir. Alasan ini jelas dalam Al-Qur’an, perintah dzikir disebut sebelum perintah berfikir. Contohnya dalam QS. Ali ‘Imran 191:
"الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ…"
“Orang-orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring, lalu mereka berpikir tentang penciptaan langit dan bumi.”
Perhatikan urutannya: dzikir disebut lebih dulu, baru fikir. Hal ini seakan Allah ingin menegaskan bahwa pikiran tanpa landasan dzikir bisa menyesatkan, membuat bangga dan sombong, sementara dzikir menuntun akal pada cahaya kebenaran dan tawadhu.
Beliau juga menjelaskan bahwa di awal surat Al-Alaq, perintah untuk berpikir (iqra’) disertai dengan perintah untuk banyak berdzikir/wirid melalui (bismi rabbika). Ini mengingatkan kita: akal bisa membuat sombong, tetapi wirid dan dzikir menumbuhkan kerendahan hati dan menjaga kesadaran ruh.
Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki justru menjelaskan secara panjang lebar dalam kitab beliau khasais Ummah Al Muhammadiyah. Namun beberapa poin utamanya adalah sebagai berikut:
Dzikir mendatangkan kedekatan khusus dengan Allah (معية). Allah selalu bersama hamba-Nya yang berdzikir, bahkan menyebut hamba itu di hadapan para malaikat.
Dzikir lebih utama dari banyak amal lain. Ia lebih mulia dari sedekah tanpa ikhlas, bahkan dari jihad tanpa niat yang benar. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa dzikir adalah amalan terbaik dan paling dicintai Allah.
Dzikir membersihkan hati. Ia seperti alat penggosok yang menghilangkan karat, membuat hati bersih, hidup, bercahaya, dan terhindar dari azab. Orang yang berdzikir bagaikan hidup, sementara yang lalai bagaikan mati.
Orang yang banyak berdzikir lebih tinggi derajatnya dibanding para hamba lain, bahkan dibanding pejuang di medan perang jika tanpa ikhlas.
Dzikir memperbaiki akhlak: membuat yang penakut jadi berani, yang malas ibadah jadi semangat, yang kikir jadi dermawan. Sebagaimana hadits utama di atas.
Dzikir adalah benteng dari setan dan dosa. Hanya dengan dzikir seseorang bisa selamat dari godaan.
Majelis dzikir sangat istimewa. Para malaikat hadir, menaungi, dan membawa doa mereka ke langit. Allah pun memberi ampunan bagi semua yang hadir, bahkan bagi yang hanya ikut duduk.
Dzikir mendatangkan ketenangan, rahmat, dan cahaya di hari kiamat. Wajah para ahli dzikir akan bersinar, mereka mendapat derajat tinggi, dan bahkan para nabi serta syuhada merasa iri pada kedudukan mereka.
Dzikir adalah tanda syukur sejati. Barangsiapa berdzikir berarti ia bersyukur, dan yang lalai berarti kufur nikmat.
Orang yang berdzikir tak akan menyesal di akhirat. Satu-satunya penyesalan ahli surga hanyalah waktu di dunia yang tidak mereka isi dengan dzikir.
Banyak doa dan dzikir tertentu yang membawa pahala besar, seperti membebaskan diri dari neraka atau menjaga dari gangguan setan.
Tips memperbanyak wirid:
Ada banyak teknis, karena kondisi setiap orang bisa berbeda. Namun 5 langkah ini bisa sebagai contoh.
Tentukan Waktu Khusus
Dzikir akan lebih efektif bila rutin dilakukan di waktu-waktu tertentu. Contoh: Pagi & petang, Setelah shalat fardhu, Sebelum tidur & bangun tidur, Saat menunggu, di perjalanan, atau sedang santai. Mulai dari 5–10 menit, lalu tingkatkan sesuai kemampuan.
Pilih Wirid yang Tepat.
Bisa disesuaikan dengan waktu, atau kepentingan. Misal untuk melunasi hutang, untuk cepat berangkat haji, dan lain-lain.
Gunakan Media Fisik
Tasbih/counter untuk menghitung dzikir
Buku wirid, agar tidak lupa urutannya, contohnya kitab tawajjuhat.
Aplikasi digital, untuk menghitung dzikir atau alarm pengingat. Agar gadget kita jadi anak sholeh.
Rutin Lebih Penting daripada Banyak
Lebih baik sedikit tapi rutin daripada banyak tapi jarang.
Bisa ditarget:100 dzikir pagi, 100 dzikir petang, atau 500 dzikir per hari dibagi beberapa sesi. Abuya Muhammad Al Maliki memberikan ijazah minimal hasbana 450 dan lathifiyah 129. Namun sebaiknya ini dibaca saat qiyamullail.
Cantolkan dengan Amal Lain.
Ba'da Shalat fardhu, Saat matahari terbit, saat terbenam, saat hendak naik mobil, saat hendak tidur, dan lain-lain. Semua itu akan sangat membantu.
Kalau tanganmu berat memberi, kakimu lemah berdiri, dan jiwamu takut berjuang, jangan berhenti. Didiklah lisanmu dengan wiridan, bawa terus tasbih untuk mengingatkan. Karena dzikir itu pintu terakhir yang selalu jadi pintu pertama. Tanpa wiridan, hidup hanyalah kematian yang berjalan pelan.
اللَّهُمَّ اجعل ألسنتنا رطبةً بذكرك، وقلوبنا عامرةً بحبك، وأوقاتنا مشغولةً بطاعتك، وأنفاسنا شاهدةً بقربك. اللَّهُمَّ إن عجزت جوارحنا عن قيام الليل، وضاقت أيدينا عن الإنفاق، وارتجفت قلوبنا عن الجهاد، فلا تحرمنا لذّةَ ذكرك، ولا تغلق عنا باب قربك.
Ya Allah, jadikan wiridan sebagai cahaya hati kami, penopang langkah kami, dan kekuatan sejati kami di dunia dan akhirat. Aamiin.
والله يتولى الجميع برعايته
Komentar
Posting Komentar