HADITS KE 22 KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

 HADITS KE 22

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN


أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ ، عَنْ أَيُّوبَ ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللهُ ﷿ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ» رواه النسائي ٢١٠٦

Artinya: 

Telah mengabarkan kepada kami Bisyr bin Hilal, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Warits, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kepada kalian puasa di dalamnya. Pintu-pintu langit dibuka di dalamnya, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan dibelenggu. Bagi Allah, di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang terhalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia telah terhalangi."

(HR. An-Nasa'i 2106)

-------------

Sanad (rantai periwayat) hadits: Sanad hadits ini menunjukkan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Bisyr bin Hilal, dari Abdul Warits, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dan akhirnya dari Abu Hurairah, seorang sahabat Nabi yang terkenal.


Penjelasan:

Hadits yang kita bahas ini menyampaikan kabar gembira tentang datangnya bulan Ramadhan dan menjelaskan keutamaannya yang luar biasa. Mari kita bahas lebih rinci maksud dari hadits tersebut:

1. Ramadhan, Bulan yang Penuh Berkah

"Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah."

Kalimat ini menunjukkan bahwa Ramadhan bukanlah bulan biasa. Ia adalah bulan yang istimewa, penuh dengan keberkahan dari Allah SWT. Keberkahan ini meliputi berbagai aspek, mulai dari pahala yang berlipat ganda, ampunan dosa, hingga terbukanya pintu-pintu surga.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya: "Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil"  

Ayat ini menjelaskan bahwa Al-Qur'an, sebagai petunjuk dan sumber utama ajaran Islam, diturunkan pada bulan Ramadhan. Ini menunjukkan betapa istimewanya bulan ini dan keberkahan yang terkandung di dalamnya.


2. Kewajiban Puasa

"Allah mewajibkan kepada kalian puasa di dalamnya."

Kalimat ini menegaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim yang baligh, berakal sehat, dan mampu melaksanakannya. Kewajiban ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ  

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"  

Ayat ini dengan jelas menyatakan kewajiban puasa bagi umat Islam, sebagaimana juga diwajibkan bagi umat-umat sebelumnya.

3. Pintu-pintu Langit Dibuka, Pintu-pintu Neraka Ditutup

"Pintu-pintu langit dibuka di dalamnya, pintu-pintu neraka ditutup."

Ini menggambarkan betapa mulianya bulan Ramadhan. Di bulan ini, Allah SWT membuka lebar-lebar pintu-pintu langit, sehingga doa dan amal ibadah seorang hamba akan lebih mudah dikabulkan. Sementara itu, pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat, yang menandakan bahwa kesempatan untuk terhindar dari siksa api neraka lebih besar.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ  

Artinya: "Apabila datang malam pertama di bulan Ramadhan, maka setan-setan dan jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pintu pun yang ditutup." (HR. At-Tirmidzi 682)  

Hadits ini menguatkan hadits sebelumnya tentang dibukanya pintu-pintu langit dan ditutupnya pintu-pintu neraka serta dibelenggunya setan.

4. Para Setan Dibelenggu

"Dan para setan dibelenggu."

Selama bulan Ramadhan, para setan dibelenggu, sehingga godaan untuk berbuat maksiat menjadi berkurang. Ini merupakan kesempatan emas bagi umat Islam untuk lebih fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Adapun jika masih ada yang bermaksiat padahal setan sudah dibelenggu, Ulama menjelaskan bahwa itu adalah nafsu yang sedang menguasai. Ada pula yang mengatakan bahwa yang dibelenggu adalah koordinator setan, bukan anggotanya. 

5. Lailatul Qadar, Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

"Bagi Allah, di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan."

Malam yang dimaksud adalah Lailatul Qadar, malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan. Ibadah di malam ini lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qadr ayat 1-3:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."  

Ayat ini dengan jelas menjelaskan tentang kemuliaan Lailatul Qadar dan bahwa ia lebih baik daripada seribu bulan.

6. Kehilangan Kebaikan Lailatul Qadar

"Barangsiapa yang terhalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia telah terhalangi."

Kalimat ini merupakan peringatan bagi kita untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan meraih kebaikan di bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailatul Qadar. Barangsiapa yang lalai dan tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, maka ia telah kehilangan kebaikan yang sangat besar.

Hadits ini mengajak kita untuk menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita dan semangat beribadah. Mari kita manfaatkan momentum Ramadhan ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Mumpung saat ini kita di bulan Sya’ban, mari kita persiapkan dengan sebaik-baiknya. Para ulama berkata: 

رَجَبُ شَهْرُ زَرْعٍ، شَعْبانُ شَهْرُ سَقْيٍ وَرَمَضَانُ شَهْرُ حَصَادٍ 

Rajab adalah bulan menanam, Sya'ban adalah bulan merawat, dan Ramadhan adalah bulan memanen. Apa yang mau kita panen nanti di Ramadhan adalah apa yang kita tanam dan rawat pada bulan sebelumnya. 


والله يتولى الجميع برعايته



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[5] Bersaudara Karena Allah

Hadits Keenam Shilaturrahim

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT