HADITS KE 21 KEUTAMAAN HARI JUMAT

HADITS KE 21

KEUTAMAAN HARI JUMAT


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ. حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ (يَعْنِي الحزامي) عن أبي الزناد، عن الأعرج، عن أبي هريرة؛ أن النبي ﷺ قَالَ: «خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ، يَوْمُ الْجُمُعَةِ. فِيهِ خُلِقَ آدَمُ. وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ. وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا. وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ» رواه مسلم (٨٥٤)

Artinya: 

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah] -yaitu Al Hizami- dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi ﷺ bersabda:

"Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu (pula) Adam dimasukkan ke dalam surga. Dan pada hari itu (pula) Adam dikeluarkan darinya. Dan tidaklah akan terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jumat." [Shahih Muslim No. 854]

Sanad Hadits : Imam Muslim > Qutaibah bin Sa'id > Al Mughirah > Abu Az Zinad > Al A'raj > Abu Hurairah > Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ


Status Hadits : Hadits ini memiliki sanad yang shahih (valid) karena diriwayatkan oleh perawi-perawi yang terpercaya. Oleh karena itu, hadits ini dapat dijadikan sebagai dalil yang kuat dalam menetapkan keutamaan hari Jumat.

Takhrij: Hadits ini terdapat dalam kitab Shahih Muslim, Kitab Jum'ah, Bab Fadhl Yaum Al Jum'ah, nomor hadits 854.

Penjelasan Singkat:

Diantara hikmah Allah Ta'ala, adalah Dia melebihkan sebagian hari atas sebagian yang lain, seperti melebihkan hari Arafah, Lailatul Qadar, dan hari Jumat. Masing-masing waktu ini memiliki keistimewaan yang berbeda satu sama lain.

Dalam hadits ini, Kanjeng Nabi ﷺ mengabarkan bahwa sebaik-baik hari dalam sepekan di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Keistimewaan hari Jumat antara lain: Allah ta’ala menciptakan manusia pertama, Nabi Adam 'Alaihissalam, pada hari itu. Pada hari itu pula Allah Ta’ala menempatkannya di surga, lalu mengeluarkannya bersama istrinya dari surga dan menurunkan mereka ke bumi untuk menjadi khalifah (pemimpin). Meskipun dikeluarkan dari surga, Nabi Adam 'Alaihissalam pada hakikatnya akan kembali lagi ke sana, karena surga adalah tempat tinggal asalnya, sebagaimana firman Allah Ta'ala:

وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ

"Wahai Adam, Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga." [QS. Al-Baqarah: 35]

Hari dikeluarkannya Nabi Adam 'Alaihissalam dari surga merupakan awal mula kekhalifahannya di bumi. Dan tidaklah akan terjadi hari Kiamat kecuali pada hari Jumat, antara waktu subuh dan terbitnya matahari.

Mengenai sebab kemuliaan hari Jumat, terdapat dua pendapat: 

  • Pendapat pertama: Peristiwa-peristiwa tersebut, seperti dikeluarkannya Adam dan terjadinya hari Kiamat, bukanlah untuk menunjukkan keutamaan hari Jumat, melainkan untuk mengagungkan peristiwa yang terjadi di hari Jumat sebagai awal dan akhir penciptaan. Hal isi sebagaimana yang dikatakan oleh Abuya Sayyid Muhammad dalam kitab Madza Fii Sya’ban, bahwa waktu dan tempat sebenarnya tidak memiliki nilai, kecuali jika ada peristiwa penting seputar keimanan yang terjadi di dalamnya, sehingga waktu dan tempat itu menjadi lebih unggul dari pada lainnya.

  • Pendapat kedua: Peristiwa-peristiwa tersebut justru menunjukkan keutamaan hari Jumat. Keluarnya Adam dari surga menjadi sebab lahirnya keturunan manusia, termasuk para rasul, nabi, dan wali. Terjadinya hari Kiamat juga merupakan peristiwa agung yang akan membuktikan janji Allah bagi orang-orang beriman dan ancaman-Nya bagi orang-orang kafir. Pada hari itu pula akan tampak balasan bagi para nabi, shiddiqin, para wali, dan seluruh manusia, serta akan ditampakkan kemuliaan dan derajat mereka. Khususnya bagi kaum Muslimin, pada hari Kiamat kelak panji-panji mereka akan berkibar tinggi sebagai bukti kebenaran iman mereka.

Keutamaan Hari Jumat


Selain hadits di atas, masih banyak keutamaan hari Jumat, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Terhindar dari Fitnah Kubur

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Tiada seorang Muslim yang wafat di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Ulama berbeda pendapat tentang makna "terhindar dari fitnah kubur":

Imam al-Munawi: Orang yang meninggal di hari Jumat tidak ditanya oleh malaikat di kubur.

Imam al-Zayadi: Orang yang meninggal di hari Jumat tetap ditanya, tapi diberi kemudahan dalam menjawab.

Syekh Ihsan: Semua orang yang meninggal akan ditanya di kubur, kecuali syuhada. "Terhindar dari fitnah kubur" berarti diberi kemudahan dalam menjawab pertanyaan malaikat, bukan berarti tidak ditanya sama sekali.


  1. Shalat Jumat adalah Hajinya Fakir Miskin

اَلْجُمُعَةُ حَجُّ الْفُقَرَاءِ

Jumat merupakan hajinya orang-orang fakir. (HR. Al-Qudha'i dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas)

  1. Pahala Amalan Berlipat Ganda

مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا

Barang siapa membasuh pakaian dan kepalanya, mandi, bergegas Jumatan, menemui awal khutbah, berjalan dan tidak menaiki kendaraan, dekat dengan Imam, mendengarkan khutbah dan tidak bermain-main, maka setiap langkahnya mendapat pahala berpuasa dan shalat selama satu tahun. (HR. Al-Tirmidzi dan al-Hakim)

  1. Dosa Diampuni

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ

Barangsiapa berwudhu dengan sempurna, lantas berangkat Jumat, dekat dengan Imam dan mendengarkan khutbahnya, maka dosanya di antara hari tersebut dan Jumat berikutnya ditambah tiga hari diampuni. (HR. Muslim)

  1. Membaca Surat Al-Kahfi hari Jumat mendapatkan cahaya

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنْ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barang siapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah memberinya sinar cahaya di antara dua Jumat. (HR. Al-Hakim)

Membaca surat Al-Kahfi di hari Jumat akan mendapatkan cahaya (petunjuk dan keberkahan) dari Allah hingga Jumat berikutnya.

  1. Keutamaan Membaca Shalawat

أَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا

Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari dan malam Jumat. Barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, maka Allah membalasnya sepuluh kali. (HR. Al-Baihaqi)

Amalan Hari Jumat

Hari Jumat adalah hari yang penuh berkah. Berikut ini daftar amalan yang bisa kita amalkan agar keberkahan di hari Jumat ini maksimal. Disini tidak kami cantumkan dalil satu persatu agar tidak panjang:


Amalan sebelum Shalat Jumat:

  1. Mandi Jumat: Membersihkan diri dan memakai wangi-wangian, karena akan bertemu banyak orang.

  2. Memotong kuku dan merapikan rambut: Jangan lupa urutan memotong kuku juga ada keterangannya sesuai dengan sunnah.

  3. Memakai pakaian terbaik: Berhias diri untuk menghormati hari Jumat. Pakain putih, jika tidak bisa, yang penting baru. 

  4. Membaca Surat Al-Kahfi: Mendapatkan cahaya di antara dua Jumat, sebagaimana penjelasan di atas. 

  5. Pergi ke masjid lebih awal: Semakin awal semakin besar pahalanya.

  6. Berjalan kaki ke masjid (jika memungkinkan): Karena setiap langkahnya bernilai pahala. dan pulangnya dari arah yang berbeda agar terlihat semarak Islam

  7. Memperbanyak shalawat: Karena itu bagian dari bukti mencintai Kanjeng Nabi, yakni dengan banyak menyebut namanya. 

  8. Berdoa: Hari Jumat adalah waktu mustajab untuk berdoa. Selain berdoa juga hendaknya berhati-hati dalam berkata, karena khawatir berkata buruk bertepatan dengan sa'atul ijabah 


Amalan saat Shalat Jumat:

  1. Mendengarkan khutbah dengan khusyuk: Menghindari perbuatan sia-sia saat khutbah berlangsung, baik berbicara mau[un banyak bergerak. Hal ini sudah berkali-kali diingatkan oleh Muraqqi atau Bilal, namun terkadang masih abai. Jika melakukan ini, meski hukum jumatannya sah, namun pahala Jumat menjadi kosong, meskipun 

  2. Shalat sunnah setelah shalat Jumat: Untuk menyempurnakan kekurangan saat pelaksanaan shalat jumat tersebut.


Amalan setelah Shalat Jumat:

  1. Membaca Surat Al-Fatihah: Didoakan malaikat.

  2. Membaca Ayat Kursi: Dilindungi dari gangguan setan.

  3. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas: Dilindungi dari segala keburukan. Upayakan saat membaca belum merubah posisi duduknya (tahiyat akhir) dan belum berbicara.

  4. Berdoa: Hari Jumat adalah waktu mustajab untuk berdoa.

  5. Bersedekah: Menambah pahala dan keberkahan.

  6. Bersilaturahmi: Menjalin hubungan baik dengan sesama.

  7. Menjaga wudhu: Senantiasa berada dalam keadaan suci.

  8. Memperbanyak dzikir, mengaji dan istighfar: Mendekatkan diri kepada Allah.

  9. Berdagang: ini karena sebelum melaksanakan Jumat makruh berdagang untuk menghormati pelaksanaan Jumat, begitu selesai maka sangat dianjurkan untuk melakukan kembali berdagang, dan dijamin lebih berkah.  

والله يتولى الجميع برعايته



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[5] Bersaudara Karena Allah

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kedua Puluh Tujuh : Doa, Senjata Orang Beriman