HADITS KE 20 KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

 HADITS KE 20

KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ صَبَّاحٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سابق: حدثنا مالك بن مغول قال: سمعت الوليد بن العيزار: ذكر عن أبي عمرو الشيباني قَالَ: قَالَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه:  سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، قلت: يا رسول الله، أي العمل أفضل؟ قال: (الصَّلَاةُ عَلَى مِيقَاتِهَا). قلت: ثم أي؟ قال: (ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْن). قلت: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: (الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ). فسكت عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، ولو استزدته لزادني. (رواه البخاري)

Artinya: 

Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Shabbah: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq: Telah menceritakan kepada kami Malik bin Mughwal dia berkata, aku mendengar Al Walid bin Al 'Aizar menyebutkan dari Abu 'Amr Asy Syaibani, dia berkata: Abdullah bin Mas'ud berkata:   


Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, aku berkata: "Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling utama?" Beliau menjawab: "(Shalat pada waktunya)". Aku bertanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "(Kemudian berbakti kepada kedua orang tua)". Aku bertanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "(Berjihad di jalan Allah)". Maka aku pun diam (tidak bertanya lagi kepada Rasulullah ﷺ), seandainya aku meminta tambahan (tentang amalan utama lainnya) niscaya beliau akan menambahkannya untukku (HR. Bukhari 2630)


Sanad Hadits

Imam Bukhari - Al-Hasan bin Shabbah - Muhammad bin Sabiq - Malik bin Mughwal - Al Walid bin Al 'Aizar - Abu 'Amr Asy Syaibani - Abdullah bin Mas'ud.

Status Hadits : Sahih / Valid


Takhrij

Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari, tepatnya pada kitab Jihad wa Siyar, Bab Fadhlu Man Istashhada, nomor hadits 2782. Hadits ini juga diriwayatkan dalam kitab-kitab hadits lainnya, seperti: Shahih Muslim: Kitab al-Birr wa ash-Shilah, Bab Fadhlu Birril Walidain, nomor hadits 1372.

Sunan an-Nasa'i: Kitab al-Jihad, Bab Fadhlul Jihad, nomor hadits 3104.

Sunan at-Tirmidzi: Kitab al-Birr wa ash-Shilah, Bab Ma Ja'a fi Birril Walidain, nomor hadits 1896.


Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang keutamaan berbakti kepada orang tua, apa saja keutamaannya, bagaimana cara berbakti ketika mereka sudah wafat, dan bagaimana jika mereka adalah non Muslim.


Penjelasan Singkat:

Ketika Rasulullah ﷺ ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau  menyebutkan shalat pada waktunya, kemudian berbakti kepada orang tua, lalu jihad di jalan Allah. Urutan ini menunjukkan betapa istimewanya berbakti kepada orang tua dalam Islam.


Kedua orang tua kita telah berjuang tanpa pamrih, mengasuh dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Sudah sepantasnya kita membalas jasa mereka dengan berbakti sepenuh hati. Berbakti kepada orang tua bukan hanya kewajiban, tetapi juga ladang pahala yang tak ternilai.


Keutamaan Berbakti kepada Orang tua


1. Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua Melebihi Jihad fi Sabilillah

عن عَبْد اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَأْذَنَهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَحَىٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ

Dari Abdullah bin Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:

Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ lalu meminta izin kepada beliau untuk berjihad. Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Ia menjawab, "Ya." Rasulullah ﷺ bersabda, "Berjihadlah (dengan berbakti) kepada keduanya." 

(HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).


2. Hijrah tertunda sebab mengurus orang tua lebih utama


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكْتُ أَبَوَىَّ يَبْكِيَانِ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata, "Aku datang untuk berbaiat kepadamu untuk berhijrah, dan aku telah meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis." Maka Rasulullah ﷺ bersabda, "Kembalilah kepada keduanya, dan buatlah mereka tertawa sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis.” (HR. Abu Daud)

3. Surga di Telapak Kaki Ibu

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ مَعَكَ وَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلِهَا

Dari Mu'awiyah bin Jahimah As-Sulami, bahwa Jahimah radhiyallahu 'anhu datang kepada Nabi ﷺ, lalu berkata, "Sesungguhnya aku ingin pergi berperang bersamamu dan aku datang untuk meminta pendapatmu." Beliau bersabda, "Apakah engkau masih memiliki ibu?" Ia menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Tetaplah bersama ibumu, karena surga berada di bawah kedua kakinya."(HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)

4. Pintu Surga: Antara Istri dan Ibu

عن أبي الدرداء رضي الله عنه أنَّ رجلاً أتاه، فقال إِنَّ لِي امرأةً، وإِنَّ أمِّي تَأْمُرُنِي بِطَلَاقِها، فقال له أبو الدرداء سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول الوالِدُ أوسَطُ أبوابِ الجَنَّةِ، فإِنْ شِئْتَ فأضِعْ ذلِكَ البَابَ أو احْفَظْهُ

Dari Abu Darda' radhiyallahu 'anhu, bahwa seorang laki-laki datang kepadanya, lalu berkata, "Sesungguhnya aku memiliki seorang istri, dan ibuku memerintahkanku untuk menceraikannya." Maka Abu Darda' berkata kepadanya, "Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, 'Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, jika engkau mau, sia-siakanlah pintu itu atau jagalah ia.'" (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

5. Rahasia Panjang Umur dan Rezeki Berlimpah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ، وَيُزَادَ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahmi." (HR Ahmad)

6. Kunci Ridha Allah: Ridha Orang Tua

وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.

Dan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah berada pada murka kedua orang tua." (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

7. Anakmu akan berbakti jika kamu berbakti

 بِرُّوا آباءَكم تبرَّكم أبناؤُكم

"Berbaktilah kepada orang tua kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian. (HR. Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib (3/294))


dan masih banyak lagi keutamaan lainnya, yang tidak pas jika dituangkan dalam artikel sederhana ini. 


Selanjutnya jika mereka sudah wafat, bagaimana cara berbakti kepada?


Meskipun orang tua telah tiada, kewajiban berbakti kepada mereka tidaklah putus. Justru, doa dan amal shaleh kita sangat mereka butuhkan di alam kubur. Berikut beberapa cara berbakti kepada orang tua yang telah wafat:


1. Mendoakan Keduanya


Doa yang rutin: Panjatkan doa untuk kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu, di waktu-waktu mustajab seperti sepertiga malam terakhir, dan saat berziarah kubur.

Mohonkan ampunan: Mintalah ampunan kepada Allah SWT untuk kedua orang tua dengan doa seperti, " 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, dan bebaskanlah dia dari siksa kubur.

2. Menunaikan Hak-Hak Mereka yang Belum Tertunaikan

Melunasi hutang: Jika orang tua memiliki hutang, baik hutang materi maupun hutang puasa, usahakan untuk melunasinya.

Menepati janji: Jika ada janji yang belum sempat ditunaikan kepada orang tua, usahakan untuk menunaikannya.

Menyelesaikan wasiat: Jika orang tua meninggalkan wasiat, laksanakanlah wasiat tersebut sesuai dengan kemampuan.


3. Melanjutkan Amal Shaleh Mereka


Sedekah atas nama mereka: Bersedekahlah dengan niat pahalanya untuk kedua orang tua. Amal jariyah seperti wakaf dan pembangunan masjid dan pesantren juga sangat dianjurkan.

Meneruskan perjuangan mereka: Jika orang tua memiliki cita-cita atau perjuangan yang belum tercapai, kita dapat berusaha untuk melanjutkannya.


4. Menjaga Nama Baik dan Silaturahmi


Menjaga nama baik: Jaga nama baik orang tua dengan berperilaku baik dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mencemarkan nama baik mereka.

Menyambung silaturahmi: Jalin silaturahmi dengan keluarga dan kerabat orang tua, terutama yang jarang kita temui.

5. Berziarah Kubur

Mendoakan di sisi kubur: Bacalah Al-Quran, tahlil, dan doa-doa lainnya di sisi kubur mereka.

6. Meneladani Akhlak Mulia Mereka

Ambil pelajaran dari kehidupan mereka: Kenanglah kebaikan-kebaikan dan akhlak mulia orang tua, lalu jadikan teladan dalam kehidupan kita.

عن أبي بردة قال قَدِمْتُ المَدينَةَ فأَتَانِي عبدُ اللهِ بنُ عمَرَ فقال أَتَدْرِي لِمَ أَتَيْتُكَ قال قُلْتُ لَا قال سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيْهِ بَعْدَهُ وَإِنَّهُ كَانَ بَيْنَ أَبِي عُمَرَ وَبَيْنَ أَبِيْكَ إِخَاءٌ وَوُدٌّ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَصِلَ ذَاكَ

Dari Abu Burdah, ia berkata, "Aku datang ke Madinah, lalu Abdullah bin Umar mendatangiku dan berkata, 'Tahukah engkau mengapa aku datang kepadamu?' Aku menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa yang ingin menyambung (hubungan) dengan ayahnya di dalam kuburnya, maka hendaklah ia menyambung (hubungan) dengan saudara-saudara ayahnya sepeninggalnya." Dan sesungguhnya antara ayahku (Umar) dan ayahmu (Abu Musa Al-Asy'ari) terdapat persaudaraan dan persahabatan, maka aku ingin menyambungnya.'" (HR Ibnu Hibban)


Bagaimana Jika mereka Non Muslim, bagaimana cara berbaktinya?

Meskipun orang tua berbeda agama, kewajiban berbakti kepada mereka tetap berlaku dalam Islam. Orang tua memiliki jasa besar terhadap anak, Ibu: Mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Ini adalah perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Ayah: Bekerja keras mencari nafkah, melindungi, dan mendidik anak. Ayah adalah tulang punggung keluarga yang berjuang demi kesejahteraan anak-anaknya.


Berbakti kepada orang tua adalah perintah Allah sebagai bentuk berterima kasih kepada Allah dan kepada mereka yang tercantum dalam Al-Quran, dan tidak ada pengecualian bagi mereka yang orang tuanya berbeda keyakinan.

Allah berfirman: 

وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah  keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [QS. Luqman: 15]


والله يتولى الجميع برعايته



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[5] Bersaudara Karena Allah

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

Hadits Kedua Puluh Tujuh : Doa, Senjata Orang Beriman