HADITS KE 18 KEUTAMAAN DAN KHASIAT AIR ZAM-ZAM

 HADITS KE 18

KEUTAMAAN DAN KHASIAT AIR ZAM-ZAM


حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُؤَمَّلِ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ» رواه أحمد (١٤٨٤٩)


Telah menceritakan kepada kami Ali bin Tsabit, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Al-Mu'ammal, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Air Zamzam (bermanfaat) sesuai dengan niat ketika meminumnya." HR. Ahmad 14849


Takhrij Hadits

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ali bin Tsabit meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Mu'ammal dari Abu Az-Zubair dari Jabir.

Keterangan:

  • Ali bin Tsabit: Seorang perawi hadits.

  • Abdullah bin Al-Mu'ammal: Seorang perawi hadits yang dinilai dhaif (lemah) dalam meriwayatkan hadits.

  • Abu Az-Zubair: Seorang perawi hadits yang dikenal juga dengan nama Muhammad bin Muslim bin Tsaur.

  • Jabir: Sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Jabir bin Abdullah Al-Anshari.


Status Hadits:

Hadits ini kemungkinan bisa ditingkatkan derajatnya (menjadi hasan). Abdullah bin Al-Mu'ammal adalah perawi yang lemah, tetapi dia memiliki mutaabi'(periwayat lain yang menguatkan riwayatnya). Abu Az-Zubair secara jelas menyatakan bahwa dia mendengar (hadits ini) dari Jabir, sebagaimana disebutkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab As-Sunan. Akan tetapi, dalam sanad yang menuju kepadanya terdapat perawi yang tidak kami ketahui (keadaannya).


As-Sakhawi telah menukil dari Al-Hafizh Ibnu Hajar bahwa beliau berkata tentang hadits ini: "Hadits ini karena banyaknya jalur periwayatannya menjadi layak untuk dijadikan hujjah (argumen)." Ibnu Qayyim telah menghasankannya dalam Zad Al-Ma'ad 4/393, dan Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib 2/210.


Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 8/95, Ibnu Majah (3062), Al-'Aqili dalam Adh-Dhu'afa 2/303, At-Thabrani dalam Al-Ausath (853) dan (9023), Ibnu 'Adi dalam Al-Kamil 4/1455, Al-Azraqi dalam Akhbar Makkah 2/52, Al-Baihaqi dalam As-Sunan 5/148, Abu Nu'aim dalam Akhbar Ashbahan 2/37, dan Al-Khatib dalam Tarikh Baghdad 3/179 dari jalur-jalur periwayatan dari Abdullah bin Al-Mu'ammal, dengan sanad ini.


Penjelasan

Secara bahasa, "Zamzam seperti kata Ja'far, yang berarti melimpah. Dan dia memenuhi kantung air hingga penuh." Zamzam adalah nama sumur yang terkenal di Masjidil Haram, jaraknya dengan Ka'bah yang mulia adalah 38 hasta.

Hadits ini menjelaskan bahwa air Zamzam memiliki keistimewaan, yaitu dapat memberikan manfaat sesuai dengan niat orang yang meminumnya. Jika seseorang meminumnya dengan niat untuk menyembuhkan penyakit, maka insya Allah akan sembuh. Jika diminum dengan niat untuk menghilangkan dahaga, maka akan hilang dahaganya. Dan seterusnya.

Oleh karena itu, ketika meminum air Zamzam, dianjurkan untuk berdoa dan memohon kepada Allah sesuai dengan hajat dan keinginan kita.

Sejarah Munculnya Zam-Zam

Nabi Ibrahim Alaihissalam meninggalkan istri dan anaknya, Siti Hajar dan Ismail, di dekat Ka'bah dengan sedikit bekal kurma dan air.  Siti Hajar, yang khawatir ditinggalkan di tempat tandus itu, bertanya pada Ibrahim apakah Allah yang memerintahkannya. Ibrahim mengiyakan, dan Hajar yakin Allah tidak akan menelantarkan mereka. Doa Nabi Ibrahim diabadikan dalam Al-Quran:

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ [إبراهيم:٣٧]

Setelah bekal habis, Ismail kehausan dan menangis. Siti Hajar berlari bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali untuk mencari air.  Di bukit Marwa, ia mendengar suara dan melihat Malaikat Jibril yang mengeluarkan air dari tanah dengan kakinya (atau sayapnya). Air itu memancar deras, dan Siti Hajar menampungnya. Jibril meyakinkan Siti Hajar bahwa Allah tidak akan menelantarkan mereka dan di tempat itulah kelak Ismail dan ayahnya akan membangun Ka'bah.

Kabilah Jurhum kemudian datang ke tempat itu setelah melihat burung-burung berputar di atasnya. Mereka meminta izin pada Hajar untuk tinggal di sana, dan Hajar mengizinkan dengan syarat mereka tidak mengklaim kepemilikan sumber air tersebut.

Kesunnahan Meminum Air Zamzam:

Para ulama sepakat bahwa disunnahkan bagi jamaah haji dan umrah khususnya, dan bagi seluruh muslim pada umumnya untuk minum air Zamzam, berdasarkan hadits shahih bahwa Nabi ﷺ minum air Zamzam. 

أنَّ رسولَ اللهِ ﷺ شرِب مِن ماءِ زمزمَ 

Rasulullah ﷺ minum air Zamzam (HR. Bukhari 5617)

Dalam hadits Abu Dzar, Nabi ﷺ bersabda tentang air Zamzam: 

إنَّها مُبارَكةٌ طعامُ طُعْمٍ

"Sesungguhnya ia diberkahi, ia adalah makanan yang mengenyangkan." (HR. Thabarani Dalam Al Mu’jam Al Ausath 304/4)

Dalam riwayat lain ditambahkan: "Dan penyembuh penyakit." Artinya, minum air Zamzam dapat mengenyangkan dan menyembuhkan penyakit, namun dengan keyakinan yang tulus, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari bahwa ia tinggal di Mekah selama sebulan, tidak makan apapun kecuali air Zamzam.

Al-'Abbas bin 'Abd Al-Muththalib berkata: "Orang-orang di masa jahiliyah berlomba-lomba untuk mendapatkan air Zamzam, hingga keluarga-keluarga datang bersama anak-anak mereka untuk minum sebagai minuman pagi mereka. Kami menganggapnya sebagai penolong bagi keluarga." Al-'Abbas berkata: "Zamzam di masa jahiliyah disebut syaba'ah (yang mengenyangkan)."

Al-'Allamah Al-Abbi berkata: "Ia (air Zamzam) sesuai dengan niat ketika meminumnya. Allah menjadikannya sebagai makanan dan minuman bagi Ismail dan ibunya, Hajar."

Niat Minum

Ibnu Al-Mubarak masuk ke sumur Zamzam, lalu ia berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya Ibnu Al-Mu'ammal telah menceritakan kepadaku dari Abu Az-Zubair dari Jabir bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: 'Air Zamzam (bermanfaat) sesuai dengan niat ketika meminumnya.' Ya Allah, aku meminumnya untuk menghilangkan dahaga di hari kiamat."

Abina KH.M. Ihya’ Ulumiddin, menuliskan dalam Panduan Praktis Umrah tentang niat saat minum Air dianjurkan berdoa seperti yang diniatkan oleh Ibnu Abbas, yaitu:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا وَاسِعًا، وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas, dan kesembuhan dari segala penyakit." (Doa Ibnu Abbas)

Ad-Dinawari meriwayatkan dari Al-Humaidi, ia berkata: "Kami berada di sisi Sufyan bin 'Uyainah, lalu ia menceritakan kepada kami hadits 'Air Zamzam (bermanfaat) sesuai dengan niat ketika meminumnya.' Lalu seorang laki-laki berdiri dari majelis, kemudian kembali dan berkata: 'Wahai Abu Muhammad, bukankah hadits yang engkau ceritakan kepada kami tentang air Zamzam itu shahih?' Ia berkata: 'Ya.' Laki-laki itu berkata: 'Maka aku sekarang telah minum seember air Zamzam agar engkau menceritakan kepadaku seratus hadits.' Maka Sufyan berkata: 'Duduklah.' Ia pun duduk, lalu ia menceritakan kepadanya seratus hadits."

Khasiat Zamzam Lainnya

Malaikat telah membelah dada Nabi ﷺ di masa kecilnya, lalu mengeluarkan dan mengembalikan hatinya. Al-Hafizh Al-'Iraqi berkata: "Hikmah dibelahnya dada Nabi ﷺ dengan air Zamzam adalah agar beliau kuat menyaksikan kerajaan langit dan bumi, surga dan neraka, karena di antara khasiat air Zamzam adalah menguatkan hati dan menenangkan jiwa."

Hadits tentang dibelahnya dada Nabi ﷺ dengan air Zamzam diriwayatkan dari Abu Dzar, Nabi ﷺ bersabda:

فُرِجَ عن سَقْفِ بَيْتي وأَنا بمَكَّةَ، فَنَزَلَ جِبْرِيلُ ﷺ، فَفَرَجَ صَدْرِي، ثُمَّ غَسَلَهُ بماءِ زَمْزَمَ، ثُمَّ جاءَ بطَسْتٍ مِن ذَهَبٍ مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وإيمانًا، فأفْرَغَهُ في صَدْرِي، ثُمَّ أطْبَقَهُ، ثُمَّ أخَذَ بيَدِي، فَعَرَجَ بي إلى السَّماءِ الدُّنْيا

"Atap rumahku di Mekah terbuka, lalu Jibril turun dan membelah dadaku, lalu mencucinya dengan air Zamzam, lalu ia datang dengan wadah dari emas yang penuh dengan hikmah dan iman, lalu ia menuangkannya ke dadaku, lalu ia menutupnya, lalu ia memegang tanganku dan membawaku naik ke langit dunia." (HR. Bukhari 349)

Adab Minum Air Zamzam

Disunnahkan bagi peminum air Zamzam untuk meminumnya hingga kenyang dan puas. Para fuqaha menyebutkan adab-adab yang disunnahkan ketika minum air Zamzam, di antaranya menghadap kiblat, membaca basmalah, bernapas tiga kali, meminumnya hingga kenyang, memuji Allah setelah selesai, dan berdiri ketika meminumnya.

سَقَيْتُ النَّبيَّ صلّى اللهُ عليه وسلَّم من زمزمَ، فشرِب وهو قائمٌ

Dari Ibnu 'Abbas bahwa ia berkata: "Aku memberi minum Nabi ﷺ dari air Zamzam, dan beliau sedang berdiri." (HR. Bukhari 1637)

Para ulama juga menganjurkan bagi orang yang minum Zamzam untuk memercikkan air ke kepala, wajah, dan dadanya, memperbanyak doa ketika meminumnya, dan meminumnya untuk mencapai keinginannya di dunia dan akhirat, berdasarkan hadits Nabi ﷺ: "Air Zamzam (bermanfaat) sesuai dengan niat ketika meminumnya." Sebagaimana hadits diatas

Membawa Air Zamzam

Sebagian fuqaha menganjurkan untuk membawa bekal air Zamzam dan membawanya ke negeri asal, karena ia adalah penyembuh bagi orang yang berobat dengannya. Dalam hadits 'Aisyah, ia membawa air Zamzam dalam botol-botol, dan ia berkata: 

حملهُ رسولُ اللهِ ﷺ في الأداوي والقِرَبِ، وكان يَصُبُّ على المَرْضى ويَسقيهم

"Rasulullah ﷺ membawa air Zamzam, dan beliau memercikkannya kepada orang sakit dan memberi mereka minum." (HR. Al Baihaqi 202/5)

Bersuci dengan Air Zamzam

Para fuqaha sepakat bahwa bersuci dengan air Zamzam adalah sah, namun mereka menetapkan untuk tidak menggunakannya di tempat-tempat yang merendahkannya, seperti menghilangkan najis dan semisalnya. Al-'Allamah Al-Buhuti berkata dalam kitabnya Kasysyaf Al-Qina': "Dan makruh menggunakan air Zamzam hanya untuk menghilangkan najis, sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Tidak makruh menggunakannya untuk menghilangkan hadats, karena perkataan Sayyidina Ali: 

ثمَّ أَفَاضَ رَسولُ اللهِ صَلّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَدَعا بسَجْلٍ مِن ماءِ زَمزمَ، فشرِبَ منه وتوضَّأَ

'Lalu Rasulullah ﷺ berwudhu, lalu meminta seember air Zamzam, lalu beliau minum darinya dan berwudhu.'" (HR. 'Abdullah bin Ahmad dengan sanad yang shahih)

Keberkahan Air Zamzam Tetap Walau Dibawa Pergi

Al-Hafizh As-Sakhawi berkata dalam Al-Maqashid Al-Hasanah: "Disebutkan oleh sebagian orang bahwa keutamaannya (air Zamzam) selama ia berada di tempatnya, jika dipindahkan maka ia berubah. Ini adalah perkataan yang tidak ada asalnya. Rasulullah ﷺ telah menulis surat kepada Suhail bin 'Amr: 

إنْ وَصَلَ كِتَابِيْ لَيْلًا فَلا تصبحن أو نهارًا فلا تمسين حتى تبعثَ إليّ بماءِ زمزمَ

'Jika suratku sampai kepadamu di malam hari, maka janganlah engkau melewati pagi hari, atau di siang hari, maka janganlah engkau melewati sore hari hingga engkau mengirimkan kepadaku air Zamzam.' 

Dalam hadits ini disebutkan bahwa beliau mengirim dua wadah air, dan saat itu beliau berada di Madinah sebelum Fathu Makkah. Ini adalah hadits hasan karena ada hadits-hadits lain yang mendukungnya. Demikian pula Sayyidah 'Aisyah membawa air Zamzam dan mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ melakukannya, dan bahwa beliau membawanya dalam wadah-wadah air dan kantung-kantung air, lalu memercikkannya kepada orang sakit dan memberi mereka minum. Ibnu 'Abbas, jika ada tamu yang datang kepadanya, ia memberinya air Zamzam. 'Atha' ditanya tentang membawanya (air Zamzam), ia berkata: 'Nabi ﷺ telah membawanya, dan Al-Hasan dan Al-Husain.'"

والله يتولى الجميع برعايته





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Kedua Puluh Tujuh : Doa, Senjata Orang Beriman

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

HADITS KE TIGA MENGOKOHKAN PERSAUDARAAN