HADITS KE 16 KEUTAMAAN UMUR PANJANG DAN AMAL SALEH

 HADITS KE 16

KEUTAMAAN UMUR PANJANG DAN AMAL SALEH


حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ أَعْمَارًا وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالًا (رواه أحمد ٦٩١٤)

Artinya: "Maukah aku beritahukan kepadamu tentang orang-orang terbaik di antara kalian?" Para sahabat menjawab, "Tentu saja, ya Rasulullah." Beliau bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling panjang umurnya dan paling baik amalnya." HR. Ahmad 6914

Sanad Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad Ahmad No 6914. Sanad hadits ini adalah sebagai berikut: Ibn Abi 'Adi meriwayatkan dari Ibn Ishaq, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, yang mendengar langsung dari Rasulullah ﷺ 

Status Hadits

Imam Abdul Adzim Al-Mundziri berkata bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan para perawinya adalah para perawi shahih, dan oleh Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya, dan oleh Al-Baihaqi, dan diriwayatkan oleh Al-Hakim dari hadits Jabir dan dia berkata: "Shahih menurut syarat kami."

Penjelasan

Hadits ini menjelaskan tentang sebagian kriteria seseorang yang dianggap baik dalam pandangan Islam. Rasulullah ﷺ menyebutkan dua hal utama, yaitu: 

  1. Panjang Umur: Orang yang panjang umur memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk beribadah, beramal saleh, dan memperbaiki diri. Namun, panjang umur bukanlah satu-satunya faktor penentu kebaikan seseorang.

  2. Baik Amal: Amal saleh adalah segala perbuatan baik yang dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Amal saleh inilah yang akan menjadi penentu kedudukan seseorang di sisi Allah SWT.

Hadits ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa menjadi orang baik tidak hanya dilihat dari usia, tetapi juga dari kualitas amalnya. Seorang yang berusia panjang namun tidak melakukan amal saleh tidak bisa dikatakan sebagai orang yang baik. Sebaliknya, seseorang yang usianya pendek namun banyak melakukan amal saleh akan mendapatkan pahala yang besar.

Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ juga menyebutkan bahwa setiap orang yang telah meninggal, pasti akan merasa menyesal. 

مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُوتُ إِلاَّ نَدِمَ. قَالُوا: وَمَا نَدَامَتُهُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قالَ: إِنْ كَانَ مُحْسِنًا نَدِمَ أَنْ لاَ يَكُونَ ازْدَادَ، وَإِنْ كَانَ مُسِيئًا نَدِمَ أَنْ لاَ يَكُونَ نَزَعَ

"Tidak ada seorangpun yang meninggal kecuali menyesal." Mereka (para sahabat) bertanya: "Apa penyesalannya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Jika ia orang yang berbuat baik, ia menyesal tidak berbuat lebih banyak kebaikan. Jika ia orang yang berbuat buruk, ia menyesal tidak segera bertaubat."

Perbedaan Usia dan Umur

Dalam kajian ilmu agama, sebagian ulama memberikan perbedaan mendalam antara istilah "usia" dan "umur". Usia, yang dalam bahasa Arab disebut "sinn" (سِنّ), merujuk pada rentang waktu yang dihitung sejak seseorang dilahirkan hingga saat ini. Ini adalah angka yang bertambah seiring berjalannya waktu, sebuah kuantitas yang tak dapat diubah.


Namun, "umur" (عمر) memiliki makna yang lebih dalam. Ia bukanlah sekadar hitungan tahun, melainkan kualitas dari waktu yang telah kita jalani. Umur adalah bagaimana kita memakmurkan waktu yang diberikan, seberapa banyak kita mengisinya dengan ibadah dan amal saleh. Dengan kata lain, umur adalah usia yang diberkahi, yang dipenuhi dengan makna dan nilai spiritual.


Jadi, seseorang bisa saja memiliki usia yang panjang, namun umurnya pendek karena kurangnya keberkahan di dalamnya. Sebaliknya, seseorang yang usianya relatif singkat bisa memiliki umur yang panjang karena hidupnya yang penuh dengan ibadah dan kebaikan.


Perbedaan antara usia dan umur ini mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada panjangnya usia, tetapi juga pada kualitas hidup yang kita jalani. Karena pada akhirnya, yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah bukanlah berapa lama kita hidup, melainkan bagaimana kita menjalani hidup tersebut.


Hal ini senada dengan penjelasan Imam Al Munawi terkait Umur yang bisa diperpanjang dengan amalan tertentu, yaitu : Pertambahan 1. Usia yang penuh berkah dan Taufiq 2. Perubahan (Tambah Usia secara kuantitas) dalam Lauh Mahfudz 3. Nama yang Abadi.   


Diantara Para ulama’ adalah profil manusia yang diberikan umur panjang (namanya abadi) adalah sebagai berikut:

 

  1. Imam Syafi’i. Beliau meski usianya hanya 54 tahun (150-204 H /767-820 M), namun umurnya sampai saat ini. hingga saat ini banyak orang yang sering menyebut nama beliau

  2. Imam Nawawi. Beliau meski usianya hanya 45 tahun (631-676 H/1233-1277 M), namun sampai saat ini namanya masih kita dengar dimana-mana. Kitab-kitab beliau dibaca di seluruh pelosok, dan setiap orang membacakan fatihah untuk beliau

  3. Demikian juga Abuya Muhammad Al Maliki, meski usia beliau singkat, namun umurnya panjang. Puluhan kitab beliau dikaji, dihafal dan disebarkan di berbagai negara, para santrinya menyebar dimana-mana, dan beliau dikenang di banyak tempat dan generasi. Begitu pula seluruh para ulama’. Allahummaj’alna minhum

Indikator Umur berkah

Kualitas umur yang diberkahi, seperti yang dijelaskan oleh sebagian ulama, dapat tercermin dalam firman Allah dalam Surat Al-Ashr. Dalam surat yang singkat namun padat makna ini, Allah SWT berfirman:

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿٣﴾   

Artinya:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)   

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia pada hakikatnya berada dalam kerugian, kecuali mereka yang memiliki empat kualitas berikut:

  1. Beriman: orang yang beriman, setiap detik yang ia lalui bernilai besar di sisi Allah. Sedangkan orang kafir, meski usianya panjang, namun tidak bernilai, amal baiknya akan dibalas secara langsung di dunia, dan kelak di akhirat ia hanya merasakan siksa. Naudzubillah

  2. Mengerjakan Amal Saleh: Iman yang disertai tindakan shaleh tentu lebih bernilai daripada hanya sekedar iman saja. Semakin banyak amal shaleh yang dikerjakan semakin besar juga nilainya disisi Allah. Semakin bermanfaat semakin baik. dalam kaidah ushul Fiqh disebutkan 

الخَيْرُ المُتَعَدِّيْ خَيْرٌ مِنَ القَاصِرِ

“Amalan yang manfaatnya menjangkau banyak orang lebih utama dari amalan yang manfaatnya tidak menjangkau banyak orang”

  1. Saling Menasehati dalam Kebenaran

  2. Saling Menasehati dalam Kesabaran

Keempat kualitas ini merupakan cerminan dari umur yang berkualitas, umur yang diberkahi oleh Allah SWT. Dengan demikian, Surat Al-Ashr memberikan panduan yang jelas bagi kita untuk memakmurkan waktu yang diberikan, sehingga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi.

Amalan yg bisa memperpanjang usia: 

Berikut ini beberapa amalan yang bisa menambah usia

  1. Silaturrahim. Sebagaimana disebutkan dalam hadits 

 مَن أحَبَّ أنْ يُبْسَطَ له في رِزْقِهِ، ويُنْسَأَ له في أثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.

"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi." HR. Bukhari 5986 dan Muslim 2557

  1. Berdoa, Khususnya pada malam nisfu Sya’ban Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

هل تدرينَ ما في هذهِ اللَّيلةِ قالت ما فيها يا رسولَ اللَّهِ فقالَ فيها أن يُكتبَ كلُّ مولودٍ من مولودِ بني آدمَ في هذهِ السَّنةِ وفيها أن يكتبَ كلُّ هالكٍ من بني آدمَ في هذهِ السَّنةِ…(الحديث)

"Tahukah engkau apa yang terjadi pada malam ini?" (Aisyah) berkata, "Apa yang terjadi padanya wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Pada malam ini dicatat setiap bayi yang akan lahir dari anak cucu Adam pada tahun ini, dan pada malam ini pula dicatat setiap orang yang akan meninggal dari anak cucu Adam pada tahun ini”... (HR. Imam Baihaqi dalam Kitab Ad Da'awat al Kabir 2/145)

  1. Berbuat baik, terlebih kepada orang tua. Sebagaimana disebutkan hadits

لا يردُّ القضاءَ إلا الدعاءُ، ولا يزيدُ في العمرِ إلا البرُّ 

"Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat baik (kepada orang tua).” HR. Tirmidzi 2139

Semoga dengan tulisan ini dan menyebarkannya mendapatkan usia yang panjang dan berkah. Aamiin. 


والله يتولى الجميع برعايته





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Kedua Puluh Tujuh : Doa, Senjata Orang Beriman

HADITS PERTAMA MELURUSKAN NIAT

HADITS KE TIGA MENGOKOHKAN PERSAUDARAAN