KHUTBAH IDUL ADLHA 1440 H / 2019 M DENGAN BERSYUKUR MENJADI MAKMUR
Khutbah Pertama
الله أكبر 9x الله أَكْبَر وَلله الحَمْدْ
الحَمْدُ لله الَّذِي أَعَادَ الأَعْيَادَ وَكَرَّرْ،
وَأَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ أَنْ خَلَقَ وَ صَوَّرْ، وَأَشْهَدُ أنْ لَاإله الااللهُ
وَحْدَهُ لاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يَثْقُلُ بِهَا المِيْزَانُ فِي المَحْشَرْ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ
صَلَّى وَ حَجَّ وَاعْتَمَرْ، وَخَيْرُ
مَنْ ضَحَّى وَعَقَّ وَفَدَا وَأَهْدَى وَنَحَرْ، أللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ والتَّابِعِيْنَ لَهُمْ فِي
الأثَرْ، مَا تَلَا تَالٍ فِي هَذَا اليوْمِ السَّعِيْدِ الأزْهَرْ، إنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الكوْثَرْ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إنَّ شَانِئَكَ هُوَ
الأَبْتَرْ.
أما
بعد: فَيَا أَيُّهَا النَّاس، أُوْصِيْ نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى الله فَقَدْ
فَازَ المتَّقُوْن. قال الله تبارك وتعالى " إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ(1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ(2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ (3)
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adlha
Hafidhakumullah.
Dalam kesempatan yang mulia,
di tempat yang mulia, di hari yang Istimewa ini, marilah kita meningkatkan
kualitas Iman dan taqwa kepada Allah taala. Karena dengan Iman dan Taqwalah
kita akan mendapatkan kebahagiaan hakiki, yakni kebahagiaan yang tidak ada lagi
kesusahan, yaitu mendapat Ridla Allah taala dan surga, kebahagiaan yang abadi,
yakni dengan berada di Surga selama-lamanya. In Sya Allah. Amiin.
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamd.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan
Allah SWT.
Diantara bentuk taqwa kepada Allah adalah dengan bersyukur atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita yang jika nikmat itu kita hitung, niscaya tidak akan sanggup untuk menghitungnya. Dalam QS. Ibrahim [14] : 34 Allah berfirman.
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا
“Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya”
Dimulai dengan nikmat kita diciptakan Allah menjadi manusia, yang merupakan makhluk terbaik, dibentuk dengan ciptaan terbaik, diberikan akal, yang dengannya Allah menundukkan segala makhluk selain manusia. Manusia tanpa sayap namun Allah jadikan langit sebagai jalan bagi manusia. Manusia makhluk darat namun Allah jadikan laut sebagai lintasan dan tempat mengais sebagian rizki. Unta yang posturnya jauh lebih besar, justru bisa dijadikan tunggangan, besi, air, udara dan seluruh makhluk, ditundukkan Allah untuk menjadi penopang hidup manusia.
Alhamdulillah, kita dijadikan manusia yang berakal dan diberikan Iman
dan Islam. Yang dengan Iman dan Islam, hidup kita menjadi cerah. Bukan hanya
akan menjadi bahagia di dunia saja, namun akan terselamatkan dari abadi di
Neraka, dan apabila amal baik kita lebih unggul dari amal buruknya, Allah akan
berikan kesempatan langsung ke Surga tanpa mampir ke Neraka. Dengan Iman dan
Islam, sungguh betapa
bahagianya hidup ini. Nikmat
Iman dan Islam yang tidak diberikan kepada semua orang. Alhamdulillah kita
termasuk orang yang diberikan bagian nikmat itu.
Alhamdulillah, setelah kita
menjadi manusia, beragama Islam dan beriman kepada Allah, kita dijadikan Allah
menjadi bagian dari Umat Nabi Muhammad ﷺ, yang beliau merupakan Nabi terbaik dari sekian ratus ribu
Nabi, Rasul terbaik, Manusia terbaik, bahkan makhluk terbaik, yang diberikan
berbagai macam keistimewaan oleh Allah taala, nikmat yang tiada terkira.
Sebagaimana telah Allah firmankan :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Sehingga
sebab keistimewaan beliaulah,
Allah juga mengistimewakan kita umat Nabi Muhammad ﷺ dari jutaan umat Nabi selainnya. Diantara keistimewaan tersebut
adalah sebagaiamana yang tulis oleh Prof. dr. Abuya Assyyid Muhammad Al Malaiky
dalam kitab Khasha’isnya: dihilangkannya syariat yang memberatkan,
diberikannya kasih sayang khusus dari Allah nanti pada hari kiamat, dijadikan
sebagai umat yang moderat, diberikan syariat yang mudah-mudah, syariatnya
dijadikan sebagai syariat yang sempurna dan menyempurnakan syariat terdahulu,
umatnya diberikan cahaya penerang di depannya nanti saat berjalan pada hari
kiamat, umatnya dijadikan sebagai umat terbaik, Nabi Isa as. menjadi salah satu
dari umatnya, adanya bisyarah khusus dengan masuk surga bagi umat terkhir,
sebagaimana juga ada bisyarah bagi generasi terawal, adanya maqbarah Nabi kita
Muhammad secara pasti dan jelas, umat Nabi Muhammad telah di sebutkan pada
kitab-kitab umat terdahulu, umatnya tidak akan bersepakat dalam kesesatan, dan
masih banyak lagi kesitimewaan yang diberikan Allah kepada Umat Nabi Muhammad.
Diantaranya juga adalah nikmat
nafakhat, dilipat-gandakannya pahala dengan amal yang sedkikit,
diberikan beberapa momen-momen penting, yang bisa dijadikan sebagai bentuk keterikatan dengan umat terdahulu, penghapus dosa
dan meniinggikan derajat.
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adlha Hafidhakumullah.
Jamaah Shalat Idul Adlha Hafidhakumullah.
Diantara momen itu adalah hari
ini, 10 Dzul Hijjah yakni hari
raya Idul Adlha. Hari raya besar,
yang hari ini adalah hari terbaik sepanjang zaman. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, bahwa pada 10 hari
pertama bulan Dzul Hijjah, Allah menjadikannya hari istimewa dikarenakan
manusia berkumpul pada satu tempat secara universal, internasional dan menjadi
hari berkumpulnya pokok Ibadah. Dengan 10
hari pertama ini seseorang bisa mengerjakan rukun Islam secara
sempurna karena bisa mengerjakan shalat, zakat, puasa dan haji yang ini tidak
bisa didapatkan pada hari-hari
yang lain. Ini adalah nikmat luar
bisa yang harus kita syukuri.
Hari ini, saudara-saudara kita
yang diberikan kemampuan, kesempatan dan badan sehat oleh Allah SWT, sedang
berada di tanah suci, untuk melaksanakan rukun Islam yang ke lima, yaitu ibadah
haji. Jumlah mereka mencapai jutaan, dari suku yang berbeda, bahasa yang
berbeda, warna kulit yang berbeda, bangsa
yang berbeda dan tempat yang berbeda. Dari berbagai penjuru, mereka
berduyun-duyun berdatangan menuju dan berkumpul menjadi satu, di tempat yang
sama, dan tujuan yang sama, yaitu mengharap ridha dan ampunan dari Yang Maha
Pengampun, Allah SWT.
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adlha Hafidhakumullah.
Jamaah Shalat Idul Adlha Hafidhakumullah.
Ini adalah nikmat besar yang harus kita syukuri.
Lalu bagaimanakah cara kita
bersyukur kepada Allah? Secara
garis besar, adalah dengan menggunakan nikmat Allah kepada hal-hal yang
diridhainya. Yakni dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala
larangannya.
Diantara perintah Allah sesuai
dengan Isyarat nikmat yang banyak ini adalah dua hal, sebagaimana yang telah Allah
firmankan dalam surat Al Kautsar,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ(1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ(2)
Di dalam surat Al-Kautsar pada ayat kedua ditegaskan: Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Ada dua cara untuk bersyukur kepada Allah
berdasarkan ayat yang tertera di atas:
Pertama: Mendirikan Shalat
karena Allah
Dalam ayat ini, shalat yang
dimaksud ada yang mengartikan sebagai shalat Idul Adlha ada juga yang berpendapat shalat secara mutlaq.
Shalat adalah ibadah yang
sudah ada contohnya dari Rasulullah ﷺ. Ketika seseorang melaksanakan shalat, sesungguhnya dia telah
merealisasikan syukur kepada Allah, di dalam shalat seorang hamba dalam keadaan
suci, menghadap kiblat, telah membesarkan Allah, memuji Allah, berterima kasih
kepada Allah, rukuk, sujud dan berdoa kepada Allah.
Manusia yang shalat sesungguhnya telah mengingat Allah, dan mengingat Allah merupakan langkah awal untuk bersyukur kepada-Nya.
Manusia yang shalat sesungguhnya telah mengingat Allah, dan mengingat Allah merupakan langkah awal untuk bersyukur kepada-Nya.
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي ﴿١٤﴾
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
(QS. Thaahaa [20] : 14)
Diriwayatkan dari sayyidah A’isyah Ra, ia mengatakan, “Adalah Rasulullah ﷺ apabila mengerjakan shalat maka beliau berdiri sampai pecah kedua kakinya”. Aisyah Ra. berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan seperti ini, padahal dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni?” Nabi ﷺ menjawab, “Wahai Aisyah, apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?””. (HR. Muttafaq ‘alaih)
Dari hadits di atas, kita
banyak mendapat pelajaran, satu di antaranya adalah bahwa shalat adalah ritual
ibadah yang merupakan tanda seorang yang bersyukur kepada Yang Maha Kuasa,
Allah SWT. Lantas bagaimana dengan
orang yang lalai dalam sholatnya bahkan tidak pernah mengerjakan shalat sama
sekali? Kita hanya
bisa bermohon kepada Allah agar menjadikan
kita sebagai Ahli Shalat, juga anak cucu kita, tetangga kita dan setiap orang yang bertemu dengan
kita.
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adlha Hafidhakumullah.
Jamaah Shalat Idul Adlha Hafidhakumullah.
Kedua adalah Berqurban
Qurban bahasa arabnya adalah الأضحية (al-udlhiyah) diambil dari kata أَضْحَى (adl-ha).
Adapun الأضحية (al-udlhiyah/ qurban) menurut syariat adalah sesuatu yang
disembelih dari binatang ternak yang berupa unta, sapi dan kambing untuk
mendekatkan diri kepada Allah yang disembelih pada hari raya Idul Adlha dan
Hari Tasyriq. Hari Tasyriq adalah hari ke 11, 12, dan 13 Dzul Hijjah.
Ibadah Qurban adalah ritual yang sudah berlangsung lama, ritual yang ada sejak ribuan tahun lalu, sebelum kita dilahirkan, sebelum orang tua kita dilahirkan, bahkan sebelum kakek dan nenek kita dilahirkan, sudah ada orang yang berqurban.
Di dalam Al Quran, Allah
menceritakan dua putra nabi Adam as yang melaksanakan qurban. Di antara
keduanya, ada yang qurbannya di terima Allah dan satunya lagi ditolak.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ
قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ
قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٢٧﴾
"Ceritakanlah kepada
mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya,
ketika keduanya mempersembahkan qurban, Maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata
(Qabil), 'Aku pasti membunuhmu!' Berkata Habil, 'Sesungguhnya Allah hanya
menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa'." (QS. Al-Maidah [5] : 27)
Allah juga menceritakan pelaksanaan qurban yang dilakukan nabi Ibrahim as.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠٠﴾ فَبَشَّرْنَاهُ
بِغُلَامٍ حَلِيمٍ ﴿١٠١﴾ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ
إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا
أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
﴿١٠٢﴾ فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ﴿١٠٣﴾ وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا
إِبْرَاهِيمُ ﴿١٠٤﴾ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ ﴿١٠٥﴾ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاء الْمُبِينُ ﴿١٠٦﴾
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١٠٧﴾ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ ﴿١٠٨﴾
"Ya Tuhanku,
anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh. (100).
Maka Kami beri kabar gembira kepadanya
dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar.(101). Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata. “Wahai anakku! Sesungguhnya
aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!' Dia
(Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu;
insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”. (102). Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya
atas pelipis(nya), (untuk
melaksanakan perintah Allah). (103). Lalu Kami
panggil dia, 'Wahai Ibrahim! (104). Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu, “Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. (105). Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
(106). dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (107). Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (Pujian) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian, (108)'." (QS. Ash-Shaaffat [37] : 100-108)
Nabi Muhammad ﷺ juga melakukan penyembelihan hewan qurban sebagai wujud syukur dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bahkan dalam pelaksanaan haji Wada’, Rasulullah ﷺ dengan tangannya yang mulia menyembelih sebanyak 63 ekor binatang sembelihan, beliau kemudian menyerahkan kepada Ali bin Abi Thalib Ra untuk menyembelih sisanya sampai genap 100 sembelihan.
Berqurban adalah amalan terbaik pada hari ini dan 3 hari ke depan, Dari Aisyah Ra. Nabi ﷺ bersabda,
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ
لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى
الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
“Tidak ada suatu amalan yang
paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari Raya Idul Adlha selain
menyembelih qurban, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn
tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah
tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka
perbaguslah jiwa kalian dengannya.” [HR. Ibnu Majah No.3117].” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)
Berqurban
pahalanya sangat berlimpah
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُمْ
قَالُوْا لِرَسُولِ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- : مَا هَذِهِ
الأَضَاحِيُّ؟ قَالَ :« سُنَّةُ أَبِيْكُمْ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ».
قَالُوْا : مَا لَنَا فِيْهَا مِنَ الأَجْرِ؟ قَالَ :« بِكُلِّ قَطْرَةٍ حَسَنَةٌ
وفي رواية قَالَ :« بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ ». قَالَ قُلْنَا : يَا رَسُوْلَ
اللهِ فَالصُّوْفُ قَالَ :« بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنَ الصُّوْفِ حَسَنَةٌ ».
Dari Zaid bin Arqam radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya
para sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ: “Apakah qurban-qurban ini? Beliau menjawab: “Sunnah bapak kamu
sekalian, Ibrahim As. Sahabat bertanya: “Pahala apa yang kami dapatkan darinya?
Rasulullah menjawab: “Setiap tetes darah terdapat satu
kebaikan”. Dalam riwayat lain, “Rasulullah menjawab : “Setiap rambutnya adalah
satu kebaikan.” Zaid bin Arqam berkata: Kami bertanya : “Wahai Rasulullah,
bagaimana dengan bulunya?” Beliau menjawab: “Setiap rambut dari bulunya adalah
kebaikan” ».
Dari penting dan besarnya
pahala itu, sehingga Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan, bahkan
hingga suatu saat beliau bersabda :
من وجد سعة ، فلم يضحي ، فلا يقربن مصلانا (رواه أحمد و ابن ماجه)
“Barangsiapa
memperoleh kelapangan (rizki) lalu tidak mau berkurban, maka jangan dekati
tempat shalat kami ” (HR. Imam Ahmad, Ibnu
Majah).
Pada ayat terakhir, yaitu ayat
ketiga dari surat Al-Kautsar, Allah menjelaskan:
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ ﴿٣﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang
membenci kamu Dialah yang terputus.”
(QS. Al-Kautsar [108] : 3)
Sebanyak orang yang senang kepada Rasulullah ﷺ, sebanyak itu pula orang yang benci. Dan orang benci, biasanya sinis, melakukan tipu daya, dan berupaya berbuat jahat kepada orang yang dia benci. Bahkan kalau mereka punya dana, kekuatan dan pendukung, akan mereka gunakan untuk merealisasikan kebenciannya. Namun kata Allah, merekalah yang terputus.
Bisa jadi kita dalam
menjalankan shalat dan berqurban, banyak orang menghalangi dan mencibir,
yang bertujuan untuk menggagalkan perbuatan baik kita, maka janganlah menoleh. Lanjutkan saja perbuatan baik kita, karena dengan bersyukur
hidup kita menjadi makmur. Dan sesungguhnya mereka lah yang terputus
Akhirnya marilah kita tutup khutbah Idul Adlha pagi ini dengan berdoa kepada Allah SWT:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
“Ya Allah, ampunilah dosa kaum
muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang
telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan do’a”.
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤﴾
"Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan [25] : 74)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي
رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء ﴿٤٠﴾ رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ ﴿٤١﴾
"Ya Tuhanku, Jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami,
perkenankanlah doaku. Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)."
(QS. Ibrahim [14] : 40-41)
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا
مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
“Ya Allah, jadikanlah mereka
(para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni,
perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian.”
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
"Ya Allah, anugerahkanlah
kepada kami kehidupan yang baik di Dunia, kehidupan yang baik di Akhirat dan
hindarkanlah kami dari azab Neraka."
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ في القُرْآنِ الكَرِيْم وَنَفَعَنِي
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ والذِّكْرِ الحَكِيْم وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
العَلِيْم. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الله أكبر 7x الله أَكْبَر وَلله الحَمْدْ
الحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ الَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرْ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَائِقِ
وَالبَشَرْ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ، وَمَجِّدْ وَعَظِّمْ، عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا
المسْلِمُوْن، أُوْصِيْ نَفْسِي وَإيَّاكُمْ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ المتَّقُوْن.
وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالى أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِه وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ المسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا
عَلِيْمًا : إنَّ اللهَ وَ مَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، أَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ، وَبَارِكْ وَمَجِّدْ وَعَظِّمْ، عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن وَالحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْن.
أللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَات والمؤْمِنِيْنَ
والمؤمِنَات الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَات. إِنَّك سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَات. أَللّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا
مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا وَلَا تَجْعَلْ مِنَّا وَلَا عَلَيْنَا وَلَا
مَعَنَا شَقِيًّا وَلَا مَحْرُوْمًا. أَللَّهُمَّ كَمَا أَنْعَمْتَ عَلَيْنَا فَزِدْ
وَكَمَا زِدْتَ فَبَارِكْ وَكَمَا بَارَكْتَ فَأَدِمْ وَكَمَا أَدَمْتَ فَلَا تَسْلُبْ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارْ. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
وَالحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْن.
عِبَادَ الله! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإحْسَانْ وَإيْتَاِء
ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمنْكَر وَالبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْن فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.
Komentar
Posting Komentar