SEDEKAH TERBAIK
Dalam berbagai kesempatan, Rosululloh senantiasa
memberikan pengarahan kepada para sahabatnya. Dan pengarahan-pengarahan beliau
terbilang simple, sederhana namun penuh makna. Sehingga tak jarang hal itu
membuat banyak para sahabat mampu menghafal semua apa yang disampaikan oleh
beliau. Itulah makna dari jawamiul kalim yang diberikan Allah secara khusus
kepada beliau.
Diantara pengarahan beliau adalah yang berkaitan
dengan sedekah. Sedekah adalah perbuatan baik.
Siapapun dianjurkan untuk melakukannya. Bukan hanya kepada orang kaya,
orang-orang kurang pun diberikan kesempatan untuk meraih pahala yang terkandung
di dalamnya. Bukan banyaknya, namun yang menjadi penilaian Allah adalah usaha
seseorang untuk mengerjakannnya. Karena itulah kita pernah mendengar Rosululloh
SAW mengunggulkan 1 dirham lebih tinggi dari bersedekah 100.000 dirham (HR.
An-Nasa’i), karena yang bersedekah 1 dirham hanya mempunyai 2 dirham sehingga
sedekahnya terhitung 50 % dari seluh hartanya, sedangkan yang 100. 000 dirham
prosentasenya kurang dari itu. Semua itu karena Allah melihat usaha pelaku.
Nilai pahala seseorang adalah tergantung dari beratnya usaha. Sebagaimana yang telah beliau sabdakan kepada Sayyidah
Aisyah RA sewaktu berumroh “Pahalamu sesuai dengan rasa capekmu”
Namun tahukah anda, bahwa dalam bersedekah juga
tidak sama keutamaannya. Sekalipun sama-sama baik, namun tingkatan nilai
kebaikan itu sendiri ternyata ada. Seperti yang disabdakan Rosululloh di bawah
ini.
Rosululloh SAW bersabda:
ﺧَﻴْﺮُ اﻟﺼَّﺪَﻗَﺔِ ﻋَﻦْ ﻇَﻬْﺮِ ﻏِﻨًﻰ, ﻭَاﺑْﺪَﺃْ ﺑِﻤَﻦْ ﺗَﻌُﻮْﻝ
“Sedekah terbaik adalah sedekah di luar kebutuhan, dan mulailah dari
orang yang wajib kamu tanggung” (HR. Bukhori)
Hadits ini memberikan beberapa makna, diantaranya adalah:
1.
Dalam sedekah terdapat
hirarki pahala. Nominalnya bisa jadi sama namun pahalanya tentu berbeda. Maka
sebaiknya anda memilih amal yang terbaik sesuai dengan kondisi anda.
s
2. Sedekah terbaik adalah sedekah di luar kebutuhan. Artinya,
ketika anda telah bersedekah, anda masih
mempunyai sisa yang cukup untuk di pakai memenuhi kebutuhan anda. Inilah yang
disebut dengan makna Ghinal Mall, yakni kelebihan harta.
3. Atau, bisa bermakna sedekah terbaik adalah sedekah yang
dilakukan secara suka rela (legowo. Jawa red) yakni, sedekah yang dilakukan
tanpa ada unsur paksaan dari siapapun, alias ikhlas hati, meskipun dalam
melakukannya butuh perjuangan tingkat tinggi, sekalipun setelah anda bersedekah
tidak ada sedikitpun yang tersisa dikantong, asal hati ikhlas, legowo,
sukarela, maka nilai sedekah anda adalah terbaik. Inilah yang dimaksud dengan
pengertian Ghinan Nafsi.
4. Sedekah kepada siapapun boleh saja, namun yang terbaik adalah
sedekah dimulai dari orang terdekat anda, yaitu orang yang menjadi tanggungan
anda, seperti anak, istri dan kerabat, baru setelah itu kepada orang lain. Telitilah
orang-orang yang menjadi tanggungan anda, penuhilah kebutuhan mereka, jangan
sampai mereka kekurangan, dan jika masih ada sisa setelah itu, berikanlah
kepada orang lain. Jangan menjadi orang tertipu, biar dikira sebagai ahli
sedekah, orang lain kenyang karena hartanya namun keluarganya sendiri masih kelaparan.
Meskipun hal itu tidak dilarang secara mutlak, namun jika berbicara prioritas,
maka itu sangat buruk. Kecuali jika keluarganya memang berlapang hati dan rela
untuk berbagi kepada orang lain yang lebih membutuhkan, maka sungguh itu
keluarga yang sangat jempol dan perlu menjadi contoh.
5. Jika anda mempunyai harta yang lebih, janganlah pelit. Berikanlah
lebihan hartamu kepada orang lain, jangan di pakai sendiri.
Jadi misal anda punya 2 motor
misalnya, berikanlah satu kepada orang lain yang sedang butuh. Atau kepada
pondok, atau kepada organisasi yang bisa menjadikan hartamu berguna secara
maksimal.
6.
Hadits ini mengajarkan
kepada kita semua agar menjadi seorang dermawan dan peduli kepada orang lain.
Karena manusia itu hidup bersosial. Satu sama lain saling membutuhkan dan
saling melengkapi. Sungguh indah hadits ini.
Mental suka
berbagi ini bukan hanya sekedar anjuran biasa, namun sangat. Buktinya Rosululloh
pernah menyabdakan bahwa orang pelit itu akan jauh dari siapapun, jauh dari Allah dan manusia, dan justru dekat
dengan setan dan neraka. Artinya, fitrah normalnya manusia tidak suka dengan
mental kikir. Kendatipun demikian, ternyata dalam faktanya masih banyak
orang-orang yang lebih suka memnetingkan diri tanpa menoleh ke tetangga se
inchi pun.
Jadi, Jangan
sekali-kali menjadi orang pelit. Orang pelit itu bukan hanya di benci orang,
bahkan hewan pun tidak menyukaiya.
Selain itu hadits tadi mengisyaratan banyaknya hak yang tidak
dipenuhinya, sehingga ia mudah masuk neraka. Itulah peran setan yang memang
sangat menuai keberhasilan. Semoga kita dapat menghindarinya.
Selain di atas, masih ada hadits yang senada, juga tentang
sedekah terbaik yang disabdakan Rosululloh secara simple dan penuh makna.
Diantaranya adalah
(خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا أَبْقَتْ غِنًى (الطبراني)
Yang artinya : “Sedekah terbaik adalah
yang bisa menjadikan orang lain kaya” (HR. At-Thobaroni). Pemberian
terbaik adalah pemberian yang bisa menghapus kemiskinan dan mengangkat ekonomi
orang lain. Bukan asal bagi-bagi duit yang setelah mendapatkannya mereka masih tetap
menjadi peminta.
Sedekah mesin jahit akan lebih baik dari pada
sedekah 1 juta, meskipun nilai sama, karena bisa menghasilkan nilai berbeda. Dengan
sedekahmesin jahit, orang akan menggunakannya untuk membuat usaha, menghidupkan
dan mengembangkan usahanya itu. Sehingga dia tidak perlu bantuan orang lain
lagi, bahkan dia sendiri yang akan bisa membantu. Itulah sedekah efektif, sedekah
yang bisa mengkayakan orang lain. Sedekah yang sesuai dengan maksudnya. Berbeda
dengan sedekah satu juta, yang hanya di pakai kebutuhan sehari hari. Paling
lama sebulan pun akan ludes dan memohon uluran tangan orang lain lagi. Inilah
perbedaannya. Sedekah efektif menjadikan orang lain hidup bertahun-tahun
sementara sedekah tanpa pandang hanya bisa bertahan satu bulan. Sayyidina Umar
sendiri sewaktu menjadi Khalifah telah memerintahkan kepada rakyatnya: اِذَا أَعْطَيْتُمْ فَأغْنُوْا “Jika kalian ingin berbagi, maka bagilah
sesuatu yang membuat orang lain kaya”. Inti
sedekah adalah bisa memenuhi kebutuhan orang lain. Maka semakin efektif sebuah
sedekah, semakin tinggi pula pahalanya.
Maka, mulai sekarang hati-hatilah dalam memberi.
Bisa jadi yang kita beri adalah para peminta yang itu menjadi profesinya. Jika
anda mengetahuinya, maka sedekah anda telah ikut andil dalam membuat dosa, karena pemberian anda
menjadikan mereka tetap eksis. Padahal meminta adalah perbuatan melecehkan diri
sendiri dan itu di larang dalam Islam.
Ironinya, Profesi “ngemis” saat ini menjadi cukup banyak diminati,
terlebih di tempat-tempat umum, mengingat penghasilan yang di dapat cukup
banyak. Bisa jadi para gembel di jalanan itu rumahnya megah dan mobilnya
kinclong, jauh lebih kaya dibanding dengan anda yang menyantuninya.
Alhasil, Hadist di atas menganjurkan kita untuk
bersedekah dan berbagi. Namun demikian tidaklah mudah bagi seseorang untuk melakukannya. Banyak
sekali hambatan dan rintangannya. Justru yang terjadi adalah semakin banyak
kita jumpai mereka yang menumpuk harta, sementara di kanan-kirinya terdapat
orang yang sarapan di sore hari. Nah, bagi orang yang punya yang sedang ditimpa
penyakit demikian, berikut bebrapa hadits yang sekiranya bisa memotifasi diri:
1.
Harta sedekah tidak akan
pernah mengurangi harta.
Rosululloh bersabda:
مَا نَقَصَتْ
صَدَقَةُ مِنْ مَالٍ (رواه مسلم)
“Sedekahmu
tidak mengurangi hartamu sedikitpun” (HR. Muslim)
jika sedikitpun
sedekah mengurangi harta, maka berarti sedekah justru menambah kekayaan.
2.
Pahala akhirat itu
prioritas, karena meski tidak terlihat namun pasti lebih banyak.
Contohnya adalah hadits
ketika ada seseorang yang sedang menjenguk saudaranya yang sakit, pada saat ia
berangkat, ada malaikat yang berkumandang mendoakan: semoga hidupmu indah,
perjalanmu menyenangkan dan mendapatkana tempat yang tinggi di surga. (Hadits).
Doa malaikat itu ia dapatkan semata-mata karena pengorbanannya berkunjung. Ia
harus merelakan waktunya, tersita pekerjaannya, terbebani biaya kendaraan dan
juga harus bersabar membawa bingkisan yang menyenangkan kepada orang yang
dikunjunginya.
3.
Sedekah itu tidak perlu menunggu
kaya lebih dulu.
seseorang yang dia
sendiri masih kurang, namun ia berusaha untuk berbagi dengan orang lain, maka
ia akan dihitung sebagai sedekah terbaik. Rosululloh bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ جُهْدٌ مِنْ مُقِلٍّ
Bahwa: “Sedekah
yang paling utama adalah sedekah dari hasil jerih payah” (HR. Abu Daud)
Dan apa yang
dilakukannya ini termasuk dalam tingkat maqom yang umumnya orang sulit untuk
mendudukinya. Dan sudah maklum, bahwa setiap muslim hanya berada pada dua
tingkatan, yaitu Hal (umum) dan Maqom (khusus)
المُسْلِمُ
بَيْنَ حَالِه وَمَقَامِه
4.
Sedekah tidak akan
menjadikanmu miskin.
Karena kaya dan
miskin sudah menjadi catatan dari Allah (QS. Al Baqoroh 345), namun perlu di
ingat, bahwa tanda seseorang yang bakat untuk menjadi orang kaya adalah ia
gemar bersedekah, seperti keterangan hadits di atas.
5.
Jika anda mempunyai harta berlebih
namun tidak mau berbagi, tenang Allah akan membagikan hartamu secara paksa.
Apa maksudnya? orang
pelit biasanya hartanya keluar karena musibah, bisa jadi di curi, dirampok,
terbakar, atau kesehatannya memburuk hingga ludes tidak berharta. Itulah
gambaran Allah kalau lagi memaksa. Allah Ta’ala berfirman:
)وَأَنْفِقُوا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ
وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ(
“Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. [QS. Al-Baqara 195]
Jika sudah
demikian, maka jangalah kalian menyalahkan kecuali dirimu sendiri. Apa yang
kamu dapatkan adalah hasil dari perbuatannmu. Allah berfirman:
)وَمَا
أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ(
“Dan apa saja
musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. [QS.
Ash-Shura 30]
6.
Sedekah itu berat, setannya
saja ada 70, jika ia berhasil memeranginya masih ada 1 gembong setan lagi yaitu
Ummus Syaithon. Oleh sebab itulah, tidak heran jika pahala sedekah sangat
besar, sedekah satu akan dibalas tujuh, meningkat menjadi 700 dan sampai
menjadi tidak terhitung.
7. Tauladan kita, tidak pernah menyimpan harta untuk keperluan esok
hari.
Imam Ghozali dalam Ihya’nya mengutip
sebuah hadits tentang ini dari Ibnu umar, bahwa Rosululloh SAW bersabda:
وَلَا أَخْبَأُ
رِزْقًا لِغَد
“Aku tidak
penah menyimpan harta untuk keperluan esok hari”.
Suatu ketika ada
seseorang yang minta kepada Rosululloh, dan saat itu beliau sadang tidak punya,
maka beliau menjanjikan di lain hari. Namun demikian ada seorang sahabat yang
memaklumkannya dan berkata, “wahai Rosululloh, (tidak perlu lah repot
menjanjikannya di lain waktu) wong saat ini memang anda sedang tidak punya yang
ia minta”. Mendengar celetukan sahabat tadi, wajah mulia Rosululloh seketika menjadi
merah padam. Yang mengartikan Rosululloh tidak setuju dengan celetukan sahabatnya.
Memang Rosululloh
orang paling murah hati. Tidak suka tidak berbagi. Ketika di minta pasti
memberi. Maka, saat beliau mendapati seorang badui yang ketika di minta
sesuatu, dengan senang hati ia memberikan semua, dan berkata: ya semua lah ya
Rosul, masak cuma sebagian!, Rosululloh menimpali dengan gembira: Ya, begitulah
aku juga diperintahkan.
Beliau adalah
tauladan, tawakkal dan yaqinnya level tertinggi. Maka sebisanya kita mengikuti
beliau. Dengan tidak resah dalam berbagi. Tidak perlu ada perasaan khawatir tidak
makan di esok hari. Lihatlah Allah, contohlah Rosululloh! pasti beruntung.
Para sahabat adalah orang yang paling
bisa mencontoh sang Tauladan. Dalam kesehariannya, kehidupan mereka sangat
indah dan damai lantaran mereka mau berbagi satu dengan lainnya, bahkan sampi pada
tingkat mengalah demi orang lain, padahal dirinya sendiri akut membutuhkannya.
Itulah yang disebut Istar (memberikan semuanya; mengalah), yaitu
tingkatan tertinggi setelah jud (memberikan sedikit) dan sakho’
(memberikan lebih banyak).
Semoga hadits-hadits di atas menjadikan kita termotivasi untuk lebih
bisa berbagi. Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah. Diberikan rizki yang
luas, dan diberikan kelapangan hati yang suka barbagi. Diberikan hati yang
lunak sehingga menjadi orang beruntung, yang kelak dikumpukan bersama orang
yang paling beruntung, Yaitu Rosululloh SAW.
Wallahu Yatawallal Jamii’ Biri’ayatih
Komentar
Posting Komentar